Polusi Udara Industri Arang, Walhi: Filter dan Kipas Tak Efektif

Jumat, 20 September 2019 14:45 WIB

Pekerja memilah batok kelapa yang sudah dibakar untuk menjadi arang di Cilincing Jakarta utara, 30 Maret 2018. Pembuatan arang membutuhkan waktu 2 hari melalui proses pembakaran dan pemilahan sebelum dijual. Tempo/Fakhri Hermansyah

TEMPO.CO, Jakarta -Manager Kampanye Perkotaan dan Energi Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Dwi Sawung menilai pemasangan kipas dan filter di dalam kelas tak akan efektif mencegah masuknya partikel polusi udara akibat industri arang maupun peleburan alumunium.

Apalagi, kalau pintu dan jendela di ruangan masih dibiarkan terbuka.

Salah satu lokasi pemasangan kipas blower itu dilakukan Pemkot Jakarta Utara di SD Negeri 07 Cilincing. Pemkot setempat memasang dua kipas blower di ventilasi kelas untuk mencegah polusi udara masuk.

"Udara segar harusnya dihasilkan purifier (penyegar udara) dari dalam kelas, ruangan juga harus tersegel. Kalau engga, ya sama aja," ujar Sawung saat dihubungi Tempo, Jumat, 20 September 2019.

Sawung menjelaskan harusnya ruangan kelas dibuat mirip seperti ruangan berpendingin. Dengan begitu, partikel polusi dari luar tak akan masuk ke dalam. Konsep ini sudah diterapkan beberapa sekolah di Kalimantan untuk mencegah asap kebakaran hutan masuk ke kelas.

Advertising
Advertising

"Selain itu perlu juga menghilangkan sumber polusi itu sendiri," kata Sawung.

Pemkot Jakarta Utara memasang sebuah alat penyaring udara di satu kelas di SDN Cilincing 07 Pagi pada Selasa lalu untuk memfilter polusi asap pembakaran arang dan aluminium di sekitar sekolah. Menurut Kepala Sekolah SDN 07 Cilincing Juhaedin, pemasangan juga mengacu pada perintah Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Pemasangan filter yang dimaksud berupa menyematkan kain dakron di setiap celah ventilasi ruangan. Ada juga dua exhaust fan yang beroperasi 24 jam. Selain itu, Anies melalui Dinas Pendidikan DKI menempatkan dua kipas angin, dua tanaman, dan satu akuarium di setiap kelas

Sebelumnya, SDN 07 Cilincing terkontaminasi asap pembakaran arang dan pelelehan timah. Asap itu warga sekolah rasakan mulai pukul 06.00 WIB. Warga sekolah pun terpakasa menghirup asap ketika sedang upacara atau apel di lapangan sekolah pada pagi hari.

"Jadi bukan cuma terasa di lapangan tapi ruangan sampai jam 09.00 WIB. Mulai berkurang ketika matahari panas," ucap Juhaedin.

Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Utara sebelumnya mencatat terdapat dua rumah industri peleburan aluminium dan 23 rumah industri arang beroperasi di kawasan RW 09 Cilincing. Asap pembakaran menyebar hingga ke SD Negeri Cilincing 07 Pagi, Jakarta Utara.

Berita terkait

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

3 hari lalu

Top 3 Tekno: Kenaikan UKT, Proyek Google untuk Israel, Polusi Udara dan Cina

Berita tentang kenaikan UKT di ITB masih mengisi Top 3 Tekno Berita Terkini.

Baca Selengkapnya

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

4 hari lalu

Penanganan Polusi Udara, Peneliti BRIN Minta Indonesia Belajar dari Cina

Cina menjadi salah satu negara yang bisa mengurangi dampak polusi udaranya secara bertahap. Mengikis dampak era industrialisasi.

Baca Selengkapnya

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

6 hari lalu

Tuntutan dari Mahasiswa UGM, IPK 4,00 di Universitas Jember, serta Penyakit Akibat Polusi Mengisi Top 3 Tekno

Topik tentang mahasiswa UGM menggelar aksi menuntut tranparansi biaya pendidikan menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

6 hari lalu

Lima Besar Penyakit Akibat Polusi Udara di Indonesia, Apa Saja?

Polusi udara yang erat kaitannya dengan tingginya beban penyakit adalah polusi udara dalam ruang (rumah tangga).

Baca Selengkapnya

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

6 hari lalu

Riset BRIN: Penduduk Indonesia Akan Kehilangan 2,5 Tahun Usia Harapan Hidup Akibat Polusi Udara

Efek polusi udara rumah tangga baru terlihat dalam jangka waktu relatif lama.

Baca Selengkapnya

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

7 hari lalu

Penyakit Minamata Ditemukan di Jepang 68 Tahun Lalu, Ini Cara Merkuri Masuk dalam Tubuh

Penyakit Minamata ditemukan di Jepang pertama kali yang mengancam kesehatan tubuh akibat merkuri. Lantas, bagaimana merkuri dapat masuk ke dalam tubuh?

Baca Selengkapnya

Walhi: Lahan yang Dikelola dengan Konsep Ekonomi Nusantara Lebih dari 1,3 Juta ha di 28 Provinsi

9 hari lalu

Walhi: Lahan yang Dikelola dengan Konsep Ekonomi Nusantara Lebih dari 1,3 Juta ha di 28 Provinsi

Walhi menggagas konsep Ekonomi Nusantara untuk membantu masyarakat lokal dalam tata kelola lahan.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

10 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

11 hari lalu

Terpopuler: YLKI Minta Akar Pinjol Ilegal Diberantas, Menteri Budi Arie Sebut Judi Online Hantu

Berita terpopuler Tempo: YLKI menuntut pemberantasan Pinjol ilegal, Menkominfo Budi Arie sebut judi online seperti hantu.

Baca Selengkapnya

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

11 hari lalu

WALHI Tuntut Jepang Hentikan Pendanaan Proyek LNG, Termasuk di Indonesia

Walhi menuntut Jepang untuk menghentikan pendanaan publik negara tersebut untuk proyek gas dan LNG (Liquefied Natural Gas). Pasalnya, Walhi menilai proyek itu berdampak buruk pada lingkungan dan melanggar hak asasi manusia.

Baca Selengkapnya