Kapolda Metro Jaya: Toleransi Polisi Disalahgunakan Mahasiswa

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Ali Anwar

Rabu, 25 September 2019 13:18 WIB

Polisi menembakkan water canon dan gas air mata dalam aksi demonstrasi 24 September, di depan Gedung DPR RI, di jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat, Selasa, 24 September 2019. Tempo/Egi Adyatama

TEMPO.CO, Jakarta - Kapolda Metro Jaya Inspektur Jenderal Gatot Eddy Pramono mengatakan pihaknya telah memberikan toleransi kepada mahasiswa yang berunjuk rasa di depan gedung DPR RI.

Menurut dia, keinginan mahasiswa untuk bertemu dengan pimpinan DPR sudah coba dimediasi polisi. Pimpinan dewan, kata Gatot, siap untuk berdialog. Namun, mahasiswa disebut menuntut lebih dengan meminta pimpinan DPR hadir di tengah massa aksi.

"Niat baik kita untuk memberikan toleransi ini disalahgunakan," ujar Gatot saat konferensi pers di kantornya, Rabu, 25 September 2019.

Gatot mengatakan, polisi juga sudah membiarkan unjuk rasa dilakukan hingga pukul 16.00 walau mengganggu ketertiban umum. Sejumlah ruas jalan arteri, tol dan jalur busway ditutup dan dialihkan karena adanya aksi itu.

"Tetapi setelah pukul 16.00 karena melakukan tindakan-tindakan yang sudah menuju anarkis, kita lakukan tindakan dengan bertahap," kata Gatot.

Advertising
Advertising

Menurut Gatot, langkah pertama yang dilakukan polisi adalah menembakkan air ke arah massa. Namun, menurut dia mahasiswa tetap tidak mau mundur dari depan pagar kantor DPR. Gatot mengklaim massa justru semakin maju dan merusak tiga sisi pagar gedung Dewan. Dua di antaranya dirusak hingga jebol.

"Sehingga atas nama undang-undang, tentunya polisi melakukan tindakan tegas menembakkan gas air mata kepada pengunjuk rasa," ujar Gatot.

Unjuk rasa di DPR pada 24 September 2019 bertujuan untuk menuntut penundaan dan pembatalan sejumlah RUU bermasalah. Demonstrasi akhirnya berujung rusuh pada sore hari. Mahasiswa dan polisi saling serang. Kerusuhan berlangsung hingga tengah malam.

Dari data yang disampaikan Gatot, sebanyak 39 anggota polisi menjadi korban dalam kerusuhan itu. Polisi disebut mengalami luka-luka karena lemparan batu dan panah serta patah tangan dan lain-lain.

Jumlah korban luka jauh lebih banyak dialami oleh kalangan mahasiswa. Menurut Gatot, jumlahnya ada 254 orang. Sebagian besar disebut dirawat jalan, dan 11 orang dirawat inap di sejumlah rumah sakit di Jakarta.

"Adik-adik mahasiswa terkena gas air mata. kemudian karena dorongan mungkin, dan mereka lari dan sebagainya, kita masih dalami penyebabnya," ujar dia.

Berita terkait

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

8 menit lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

37 menit lalu

Permintaan Tambah Masa Jabatan Kepala Desa Dikabulkan, Kok Bisa?

Permintaan para kepala desa agar masa jabatannya ditambah akhirnya dikabulkan pemerintah. Samakah hasilnya dengan UU Desa?

Baca Selengkapnya

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

54 menit lalu

Amnesty International Ungkap Rentetan Kekerasan Polisi Terhadap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International Indonesia mendesak polisi segera membebaskan puluhan mahasiswa yang ditangkap saat Hari Buruh dan Hari Pendidikan.

Baca Selengkapnya

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

1 jam lalu

DPR Agendakan Rapat Evaluasi Pemilu 2024 dengan KPU pada 15 Mei

KPU sebelumnya tidak menghadiri undangan rapat Komisi II DPR karena bertepatan dengan masa agenda sidang sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

1 jam lalu

Amnesty International Kecam Polisi Masuk ke dalam Kampus dan Menangkap Mahasiswa di Makassar

Amnesty International kecam kekerasan polisi di dua kampus di Makassar saat Hari Buruh Internasional dan Hari Pendidikan Nasional.

Baca Selengkapnya

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

2 jam lalu

Polisi Diduga Tabrak Pengendara Motor Hingga Tewas, Laporan Keluarga Korban Sempat Diabaikan Polres Bogor

Keluarga korban sempat mendapat perlakuan tidak enak dari pelaku yang seorang polisi berpangkat Bripda. Polres Bogor disebut telah olah TKP.

Baca Selengkapnya

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

5 jam lalu

Ikuti Gerakan di AS, Mahasiswa Pro-Palestina Berkemah di Kampus-Kampus Australia

Gelombang protes pro-Palestina di kampus-kampus Amerika Serikat telah menyebar ke berbagai universitas di Australia.

Baca Selengkapnya

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

13 jam lalu

Houthi Tawarkan Pendidikan bagi Mahasiswa AS yang Diskors karena Demo Pro-Palestina

Kelompok Houthi di Yaman menawarkan tempat melanjutkan studi bagi para mahasiswa AS yang diskors karena melakukan protes pro-Palestina.

Baca Selengkapnya

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

16 jam lalu

Demo Dukung Palestina di Kampus AS Diberangus Polisi, PM Bangladesh: Sesuai Demokrasi?

Perdana Menteri Bangladesh Sheikh Hasina mengkritik pemerintah Amerika Serikat atas penggerebekan terhadap protes mahasiswa pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

16 jam lalu

Amnesty Desak DPR dan Pemerintah Buat Aturan Ketat Impor Spyware

Amnesty mendesak DPR dan pemerintah membuat peraturan ketat terhadap spyware yang sangat invasif dan dipakai untuk melanggar HAM

Baca Selengkapnya