Demonstrasi di DPR Mulai Rusuh, Polisi Lepas Gas Air Mata

Editor

Febriyan

Senin, 30 September 2019 16:59 WIB

Massa demo 30 September mulai memadati flyover Slipi, Jakarta, Senin, 30 September 2019. TEMPO/Lani Diana

TEMPO.CO, Jakarta - Demonstrasi di DPR mulai tak terkendali pada Senin sore 30 September 2019. Massa dan polisi terlibat aksi saling serang.

Kerusuhan mulai terjadi di jalan layang Slipi. Massa yang tak bisa mendekat ke depan gerbang Gedung DPR tak henti melempar batu, botol akua, botol pilox, hingga botol kaca ke arah aparat. Saling lempar mulai terjadi pukul 16.28 WIB.

Aksi lempar tersebut terus terjadi meski polisi neminta mereka berhenti.

"Polisi bertahan. Tolong jangan saling lempar," kata Wakapolres Jakarta Pusat, AKBP Susatyo Purnomo Condro.

Imbauan Susatyo tersebut tak diindahkan massa. Mereka justru membuka kawat berduri yang menjadi lapisan penahan terakhir agar massa tak bisa memasuki area depan gerbang Gedung DPR.

Advertising
Advertising

Tak lama kemudian, polisi menembakkan gas air mata ke arah massa. Massa berbondong-bondong pergi dari lokasi aksi. Akan tetapi, mereka justru melompati pagar pembatas untuk masuk jalan tol.

Tak hanya di depan gedung DPR, aksi saling lempar juga terjadi di pintu belakang, dekat Stasiun Palmerah. Demonstran yang mayoritas terdiri dari para pelajar mulai melakukan aksi provokatif dengan melempari petugas kepolisian yang berjaga dengan botol air mineral.

Berdasarkan pantauan di lapangan, ratusan demonstran yang berseragam putih abu-abu mulai meneriakkan kata-kata bernada provokatif. Tak hanya itu, mereka juga melemparkan botol air mineral ke arah aparat polisi yang berjaga.

Massa juga memblokade akses Jalan Tentara Pelajar dari arah Slipi menuju Permata Hijau. Akibatnya, kendaraan baik roda empat maupun roda dua tidak bisa melintas untuk sementara waktu.

Sementara itu, petugas kepolisian terus mengimbau agar demonstran pelajar untuk tenang dan membubarkan diri.

"Tolong adik-adik jangan bergerombol seperti ini, silakan mundur dan membubarkan diri," ujar Direktur Pamobvit Polda Metro Jaya Komisaris Besar Polisi FX Surya Kumara menggunakan pengeras suara.

Demonstrasi di Gedung DPR terus terjadi dalam sepekan terakhir. Aksi ini dipicu oleh pembahasan dan pengesahan sejumlah undang-undang bermasalah. Selain itu, mahasiswa juga menuntut agar hasil pemilihan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi dibatalkan. Alasannya adalah karena adanya pimpinan yang dianggap bermasalah.

Berita terkait

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

2 hari lalu

Demonstran Pro-Palestina dan Polisi Bentrok di Kampus AS, Ratusan Mahasiswa Ditangkap

Unjuk rasa pro-Palestina di kampus Amerika Serikat berujung rusuh antara polisi dan demonstran.

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

8 hari lalu

Gelombang Protes Kampus Pro-Palestina di Amerika Serikat Direpresi Aparat, Dosen Pun Kena Bogem

Polisi Amerika Serikat secara brutal menangkap para mahasiswa dan dosen di sejumlah universitas yang menentang genosida Israel di Gaza

Baca Selengkapnya

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

9 hari lalu

Mahasiswa Adukan Universitas Columbia Soal Represi Demo Pro-Palestina

Mahasiswa Universitas Columbia mengajukan pengaduan terhadap universitas di New York itu atas tuduhan diskriminasi dalam protes pro-Palestina

Baca Selengkapnya

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

10 hari lalu

Gelombang Protes Dukung Palestina Menyebar di Kampus Bergengsi di AS

Mahasiswa di sejumlah kampus bergengsi di Amerika Serikat menggelar protes untuk menyatakan dukungan membela Palestina.

Baca Selengkapnya

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

15 hari lalu

Google Kembali Melakukan PHK, Ini Alasannya

Dalam beberapa bulan terakhir Google telah melakukan PHK sebanyak 3 kali, kali ini berdampak pada 28 karyawan yang melakukan aksi protes.

Baca Selengkapnya

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

16 hari lalu

Eks Danjen Kopassus Soenarko hingga Din Syamsuddin Hadiri Demo di MK Jelang Putusan Sengketa Pilpres

Din Syamsuddin dan eks Danjen Kopassus, Soenarko, turut hadir di unjuk rasa jelang putusan MK soal sengketa Pilpres 2024

Baca Selengkapnya

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

16 hari lalu

Polisi Kerahkan 2.713 Personel Jaga Demo Jelang Putusan Gugatan Pilpres di MK

2.713 personel gabungan dikerahkan untuk menjaga demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) jelang putusan sengketa Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

16 hari lalu

Jelang Demo Gugatan Pilpres di Gedung MK, Jalan Medan Merdeka Barat Ditutup

Polisi mulai menutup Jalan Medan Merdeka Barat menyusul rencana demonstrasi jelang sidang putusan sengketa Pilpres 2024 di Mahkamah Konstitusi (MK).

Baca Selengkapnya

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

16 hari lalu

Prabowo Minta Demo di Depan Gedung MK Dibatalkan, Haris Rusli: Beliau Khawatir Ada Gesekan dan Benturan Sosial

Komandan Tim Kampanye Nasional bidang relawan Haris Rusli Moti menyatakan, Prabowo meminta penghentian aksi damai di depan gedung MK

Baca Selengkapnya

Sederet Alasan DPR Enggan Pindah ke IKN: Aspirasi Rakyat Lebih Efektif Ketimbang ke Kalimantan

45 hari lalu

Sederet Alasan DPR Enggan Pindah ke IKN: Aspirasi Rakyat Lebih Efektif Ketimbang ke Kalimantan

Jakarta tetap menjadi ibukota legislasi, maka masyarakat akan lebih efektif dan efisien dalam menyampaikan aspirasi ketimbang harus ke IKN.

Baca Selengkapnya