Pedagang menata tumpukan cabai di Pasar Senen, Jakarta, Senin, 8 Juli 2019. Harga cabai rawit kembali meroket di pasar tradisional di Jakarta. Bila sebelumnya harga cabai masih di kisaran Rp 40 ribu, sekarang sudah menembus Rp 70 ribu per kilogram. TEMPO/Tony Hartawan
TEMPO.CO, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi DKI Jakarta mencatat penurunan harga cabai menjadi penyumbang deflasi bahan pangan di Jakarta selama September 2019.
“Dari tujuh kelompok pengeluaran, kelompok bahan makanan penyumbang deflasi tertinggi sebesar 1,47 persen,” kata Kepala BPS DKI Jakarta Buyung Airlangga di Jakarta, Jumat 4 Oktonber 2019.
Selama September, komoditas cabai mengalami penurunan harga rata-rata, yaitu Rp 76.642 per kilogram dibandingkan Agustus Rp 87.416 per kilogram. Cabai merah juga turun Rp 71.169 per kilogram dari harga Rp 79.596 per kilogram serta cabai hijau turun Rp 41.301 per kilogram dari harga Rp 44.094 per kilogram bulan sebelumnya.
Selain cabai, komoditas lainnya mengalami penurunan harga rata-rata yakni daging ayam ras sebesar Rp40.261 dari harga Rp42.388. Kemudian telur ayam ras turun Rp24.665 dari harga Rp25.528.
BPS DKI Jakarta mencatat sebagian harga komoditi di Jakarta mengalami penurunan yang menyebabkan deflasi sebesar 0,04 persen selama September 2019. “Laju inflasi tahunan 2019 mencapai 2,51 persen,” kata Buyung.
Sementara, laju inflasi tahunan September 2018 hingga September 2019 mencapai 3,72 persen.
Buyung menyatakan deflasi DKI Jakarta yang disebabkan penurunan komoditas pangan termasuk harga cabai ini berada di peringkat ketiga jika dibandingkan daerah satelit. Deflasi Kota Depok, misalnya sebesar 0,25 persen, Kota Bogor sebesar 0,48 persen, Kota Bekasi sebesar 0,06 persen dan Kota Tangerang sebesar 0,03 persen. “DKI Jakarta menempati urutan 66 dari seluruh kota yang mengalami deflasi,” ujar Buyung.
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
7 hari lalu
BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen
Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.