Abdul Basith Ikut Demo di MK hingga Aksi Bela Islam 411

Kamis, 10 Oktober 2019 01:57 WIB

Abdul Basith. Facebook/Abdul Basith

TEMPO.CO, Jakarta - Tersangka perancang kerusuhan saat aksi Mujahid 212, Abdul Basith, kerap mendatangi lokasi demonstrasi yang berlangsung di Jakarta. Abdul menceritakan demonstrasi pertamanya adalah Aksi Bela Islam 411 pada 4 November 2016.

"Melihat orang segitu banyaknya datang dari mana-mana saya penasaran, apa sih," kata Abdul saat ditemui Tempo di Polda Metro Jaya, Jakarta, 2 Oktober 2019. "Itu demo pertama saya 411."

Abdul berujar, dirinya tak pernah terjun dalam demonstrasi sedari muda. Bahkan dia pasif ketika menjabat Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), dulu bernama Senat. Karena itulah, di usia sepuhnya ini, dia penasaran dengan atmosfer massa dalam demonstrasi.

Untuk Aksi Bela Islam 411, dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) itu mengaku datang lantaran turut merasakan sebagai sesama umat Islam. Dalam aksi ini, massa meminta aparat untuk menangkap Gubernur DKI Jakarta saat itu, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok. Ahok disebut telah melecehkan ayat Al-Quran atas pidatonya di Kepulauan Seribu 2016 lalu.

Tak cuma itu, Abdul juga mengikuti demonstrasi di depan Gedung Mahkamah Konstitusi (MK) sehubungan dengan penghitungan suara Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019. Kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno kala itu menggugat hasil penghitungan suara yang memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.

Advertising
Advertising

Abdul menduga proses penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) tidak adil. "Kalau yang MK urusan keadilan. Kalau itu kan ada pihak yang dimenangkan dan dikalahkan dan prosesnya tidak adil," ujar dia.

Ketika demonstrasi ini, Abdul menyebut bertemu dengan seorang yang mengikuti aksi bernama Erni. Erni ini memperkenalkan Abdul Basith dengan mantan Komandan Jenderal Komando Pasukan Khusus Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat, Soenarko.

<!--more-->

Terakhir Abdul mendatangi demo mahasiswa di Gedung DPR, Jakarta Pusat pada 24 September 2019. Dia mengatakan sempat melihat sebentar demo itu di malam hari. "Saya mampir saja pulang lihat demonstrasi. Wih penuh sekali," ucap dia.

Sebelumnya, polisi menangkap Abdul di daerah Cipondoh, Tangerang. Dia diduga memberikan dana untuk melancarkan peledakkan bom saat aksi Mujahid 212 di kawasan Monas, Jakarta Pusat pada 28 September 2019.

Polisi menemukan lebih dari 20 bom ikan di rumah Abdul. Menurut Abdul, bom itu bukan untuk menggagalkan pelantikan calon presiden 2019-2024, Joko Widodo alias Jokowi, melainkan menyasar tujuh titik pusat bisnis di Ibu Kota. Dia juga membantah telah mengucurkan dana.

Abdul mengungkapkan, Soenarko lah yang pertama kali menginginkan ledakan di tujuh titik tersebut. Rencana 'membuat letusan dan ledakan' dibahas dalam sebuah rapat di rumah mantan jenderal TNI di Ciputat, Tangerang Selatan, pada 20 September 2019.

"Kalau ada andil saya, itu cuma memberikan bensin tiga liter dan (tumpangan) tempat tinggal," ucapnya membandingkan dengan sangkaan penyandang dana yang diberikan polisi terhadap dirinya.

Berita terkait

Hakim Vonis 17 Terdakwa Bom Ikan 13 Bulan Penjara

2 Juli 2020

Hakim Vonis 17 Terdakwa Bom Ikan 13 Bulan Penjara

Sebanyak 17 terdakwa kasus bom ikan divonis satu tahun satu bulan penjara. Jaksa ajukan banding.

Baca Selengkapnya

Kasus Bom Ikan, 17 Terdakwa Dituntut Masing-masing 2 Tahun Bui

19 Juni 2020

Kasus Bom Ikan, 17 Terdakwa Dituntut Masing-masing 2 Tahun Bui

Sebanyak 17 terdakwa perkara bom ikan dituntut 2 tahun bui dalam sidang pembacaan tuntutan yang berlangsung di PN Tangerang secara virtual hari ini.

Baca Selengkapnya

Polisi Limpahkan Abdul Basith Cs ke Kejari Tangerang Selatan

23 Januari 2020

Polisi Limpahkan Abdul Basith Cs ke Kejari Tangerang Selatan

Polda Metro Jaya melimpahkan Abdul Basith cs, tersangka kasus upaya teror saat pelantikan presiden,

Baca Selengkapnya

Reka Ulang Kasus Bom Ikan Dosen IPB Digelar di Tujuh Lokasi

13 November 2019

Reka Ulang Kasus Bom Ikan Dosen IPB Digelar di Tujuh Lokasi

Abdul Basith mengaku merasa dikorbankan. Dosen IPB, kini non aktif, ini terlibat dalam rapat di rumah mantan Danjen Kopassus di Ciputat.

Baca Selengkapnya

Polisi Temukan KTA TNI 1 Tersangka Bom Ikan, Pengacara: Itu Palsu

25 Oktober 2019

Polisi Temukan KTA TNI 1 Tersangka Bom Ikan, Pengacara: Itu Palsu

Polisi menemukan satu kartu tanda anggota (KTA) TNI atas nama Yanuar Akbar, salah satu tersangka kasus bom ikan.

Baca Selengkapnya

Dua Tersangka Bom Ikan Ajukan Penangguhan Penahanan

25 Oktober 2019

Dua Tersangka Bom Ikan Ajukan Penangguhan Penahanan

Kuasa hukum kedua tersangka memastikan kliennyanya tidak ikut menyimpan bom ikan rakitan yang dibuat oleh Abdul Basith Cs.

Baca Selengkapnya

Kelompok Bersenjata Ketapel Hendak Gagalkan Pelantikan Presiden

21 Oktober 2019

Kelompok Bersenjata Ketapel Hendak Gagalkan Pelantikan Presiden

Polda Metro Jaya ungkap ada kelompok yang ingin menggagalkan pelantikan Presiden Jokowi dan Wapres Ma'ruf Amin pada 20 Oktober 2019.

Baca Selengkapnya

Antara Abdul Basith, Kronologis Polisi, dan Eks Danjen Kopassus

21 Oktober 2019

Antara Abdul Basith, Kronologis Polisi, dan Eks Danjen Kopassus

Ada perbedaan antara kronologis yang disampaikan polisi dengan penuturan yang pernah disampaikan Abdul Basith kepada Tempo secara langsung.

Baca Selengkapnya

Cerita Pedagang, Pengunjung Mall yang Jadi Target Abdul Basith Cs

19 Oktober 2019

Cerita Pedagang, Pengunjung Mall yang Jadi Target Abdul Basith Cs

Seorang pedagang peralatan listrik di LTC Glodok, Dini, 38 tahun takut dengan kabar lokasinya jadi target bom ikan kelompok Abdul Basith.

Baca Selengkapnya

Pelantikan Presiden, Begini Panser Anoa Jaga Pusat Bisnis Jakarta

19 Oktober 2019

Pelantikan Presiden, Begini Panser Anoa Jaga Pusat Bisnis Jakarta

Menjelang pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih Jokowi-Ma'ruf Amin Ahad besok, aparat gabungan perketat pusat ekonomi di Jakarta.

Baca Selengkapnya