Hati-hati, Paparan Timbal di Taman Bermain Anak di Jakarta
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Zacharias Wuragil
Jumat, 25 Oktober 2019 15:15 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Bahaya timbal mengancam anak-anak di taman-taman bermain dan taman kanak-kanak yang ada di Jakarta. Anak-anak terpapar zat berbahaya itu melalui penggunaan cat yang mengandung timbal pada setiap sarana atau peralatan bermain yang ada
Bahaya ini diungkap Yayasan Nexus3 yang melakukan penelitian bersama dengan IPEN, sebuah jaringan global LSM kepentingan publik untuk masa depan yang bebas racun. Mereka melakukan penelitian di kota-kota di Indonesia, Malaysia, Filipina, Thailand, dan Meksiko.
Di Jakarta, Nexus3 mengunjungi sebanyak 32 taman terdiri dari 20 taman bermain umum dan 12 taman bermain untuk usia taman kanak-kanak di lima wilayah DKI Jakarta sepanjang bulan ini. Hasilnya, mereka menemukan 69 persen peralatan bermain yang ada mengandung timbal dengan konsentrasi lebih dari 90 ppm--nilai ambang yang ditetapkan Program Lingkungan PBB (UNEP).
Mereka mendeteksinya menggunakan alat analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Peralatan bermain dengan cat kuning ditemukan memiliki tingkat timbal paling tinggi, di atas 4.000 ppm.
“Tingginya kadar timbal yang terdeteksi pada cat peralatan bermain di luar ruangan sangat mengkhawatirkan dan tidak dapat diterima dari aspek kesehatan," ujar Yuyun Ismawati, penasihat senior Yayasan Nexus3 dalam keterangan tertulis, Selasa, 22 Oktober 2019.
Yuyun menerangkan, penggunaan berulang peralatan bermain itu serta paparan sinar matahari juga hujan akan menyebabkan cat memudar. Lapisan cat yang terkelupas selanjutnya bercampur dengan debu dan tanah, "Yang dapat masuk ke dalam tubuh anak-anak melalui perilaku tangan ke mulut.”
<!--more-->
Cat kuning dalam peralatan yang mengandung timbal di atas 4.000 ppm itu ditemukan tim peneliti di taman bermain umum di Jakarta Barat. Adapun peralatan bermain yang dimaksud adalah luncuran atau perosotan dan ayunan.
Di setiap taman bermain, struktur taman yang dicat misalnya gerbang masuk, pagar, dinding, lantai, tangga, meja, bangku dan tempat berlindung. Sedangkan peralatan bermain misalnya tiang panjatan dan bingkainya, tiang, pagar, jembatan, kuda-kudaan, jungkat-jungkit, luncuran atau perosotan, ayunan dan lain-lain.
Detil fisik yang diperiksa dalam penelitian ini meliputi warna permukaan yang dicat, jenis substrat logam, kayu, plastik, fiberglass dan lain-lain. Termasuk, kondisi permukaan yang dicat dalam keadaan baru, terlihat terpotong-potong atau mengelupas.
Dalam keterangannya, Jeiel Guarino, Juru Kampanye Global Penghapusan Cat Bertimbal IPEN, menyatakan kalau debu dan tanah adalah jalur utama timbal dalam cat masuk ke dalam tubuh anak-anak. "Ini berdampak buruk bagi kesehatan mereka seumur hidup," katanya.
Menurut Jeiel, temuan Nexus3 mendesak percepatan dikeluarkannya peraturan dan perundang-undangan yang mengatur cat bertimbal untuk semua jenis cat di Indonesia. Tujuannya, melindungi kesehatan anak-anak dan masa depannya.
Jeiel juga meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, Pusat Pelayanan Terpadu untuk Pemberdayaan Perempuan dan Anak-anak (P2TP2A) dari Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, dan Departemen Pendidikan untuk mempromosikan pengadaan dan penggunaan cat yang aman dari timbal untuk pengecatan dan perawatan peralatan bermain umum, fasilitas, struktur, dan mainan yang ditawarkan kepada anak-anak. Fasilitas mencuci tangan juga perlu disediakan di dalam area bermain anak untuk mengurangi risiko paparan cat bertimbal.