Bahaya Cat Bertimbal, DKI Diharapkan Tekan Pusat Perketat Aturan

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Dwi Arjanto

Sabtu, 26 Oktober 2019 12:15 WIB

Sarana bermain di RPTRA Jeruk Manis, Jakarta Barat yang menjadi objek penelitian cat mengandung timbal oleh Yayasan Nexus3, Jumat, 25 Oktober 2019. Tempo/M Yusuf Manurung

TEMPO.CO, Jakarta -Terkait temuan cat bertimbal, Yayasan Nexus3 atau BaliFokus berharap Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bisa menjadi pionir pengetatan regulasi penggunaan timbal pada produsen cat enamel dekoratif untuk kayu dan besi.

Pernyataan itu disampaikan setelah Nexus3 dan Pemprov DKI bertemu untuk membahas penelitian konsentrasi timbal pada peralatan bermain di 32 taman Ibu Kota.

"Harapannya juga Pemprov DKI bisa nge-push Kemenperin dan KLHK untuk ini," ujar Toxic Program Officer Nexus3, Sonia Buftheim di Balai Kota pada Jumat, 25 Oktober 2019.

Menurut Sonia, regulasi di Indonesia ihwal batas timbal masih longgar dibandingkan dengan rekomendasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) yakni 90 bagian per juta (ppm). Menurut dia, negara tetangga seperti Filipina bahkan sudah menerapkan batas sesuai dengan WHO.

Sonia berujar, aturan di Indonesia hanya sebatas Standar Nasional Indonesia atau SNI 8011 tahun 2014 ihwal Cat Dekoratif Berbasis Pelarut Organik yaitu sebesar 600 ppm. Aturan itu, kata dia, bahkan hanya bersifat sukarela.

Advertising
Advertising

"Jadi perusahaan di Indonesia tidak punya kewajiban untuk tidak menggunakan timbal," kata dia.

Yayasan Nexus3 melakukan riset di 32 taman pada Oktober 2019. Mereka mendeteksi peralatan bermain seperti ayunan, jungkat-jungkit dan luncuran berlapis cat yang mengandung timbal menggunakan alat analisis X-Ray Fluorescence (XRF). Penelitian dilakukan pada 20 taman bermain umum dan 12 taman bermain untuk usia taman kanak-kanak di lima wilayah Jakarta.

Hasil penelitian Nexus3 menunjukkan bahwa 82 dari 119 peralatan bermain di Jakarta memiliki konsentrasi timbal di atas 90 ppm (part per milion). Angka 90 ppm disebut sebagai standar peraturan paling ketat di dunia. Dalam penelitian itu bahkan ditemukan adanya peralatan bermain berupa kombinasi ayunan dan luncuran pada satu taman di Jakarta Barat yang memiliki konsentrasi timbal 4170 ppm.

Timbal sangat berbahaya, khususnya bagi anak-anak. Menurut Sonia, anak-anak menyerap 50 persen timbal lebih banyak dibandingkan orang dewasa. Alasannya, anak cenderung menelan sesuatu yang dipegang.

"Kalau dia megang itu (peralatan bermain mengandung timbal), terus dia makan, maka timbal akan masuk," ujar dia.

Dalam paparan Nexus3 yang mengutip pernyataan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) disebutkan bahwa tidak ada tingkat paparan timbal yang diketahui tanpa efek bahaya. Bahkan tingkat paparan timbal yang rendah dapat menyebabkan masalah kesehatan seumur hidup.

Timbal, termasuk dalam cat bertimbal berbahaya bagi otak anak-anak yang sedang berkembang, dan dapat menyebabkan penurunan tingkat kecerdasan (IQ) dan rentang perhatian.

Berita terkait

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

47 hari lalu

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.

Baca Selengkapnya

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

10 Januari 2024

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

Pajanan timbal dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, khususnya pada anak. Berikut penjelasan peneliti FKUI.

Baca Selengkapnya

Bisa Hambat Perkembangan Anak, Ketahui Deretan Bahan Kimia dalam Mainan Anak

12 Februari 2023

Bisa Hambat Perkembangan Anak, Ketahui Deretan Bahan Kimia dalam Mainan Anak

Anak-anak selalu berada di dekat mainan anak, maka tak aneh mereka bermain, memeluk, dan bahkan mengunyah.

Baca Selengkapnya

Cara Membuang Limbah Baterai agar Tidak Mencemari Lingkungan

8 Desember 2022

Cara Membuang Limbah Baterai agar Tidak Mencemari Lingkungan

Jika tidak didaur ulang dengan baik, limbah baterai akan berdampak pada lingkungan sekitar Anda.

Baca Selengkapnya

Ini Kegunaan Pensil H, F, HB, dan B

11 Desember 2021

Ini Kegunaan Pensil H, F, HB, dan B

Setiap jenis pensil memiliki kegunaan berbeda-beda. Berikut ini kegunaan pensil H, F, HB, dan B.

Baca Selengkapnya

Wagub DKI Sebut RPTRA di Jakarta Tak Lagi Pakai Cat Bertimbal

5 November 2021

Wagub DKI Sebut RPTRA di Jakarta Tak Lagi Pakai Cat Bertimbal

Wagub DKI Riza Patria mengatakan, tak ada lagi zat berbahaya yang mengancam kesehatan anak-anak saat beraktivitas di RPTRA.

Baca Selengkapnya

Wagub DKI Bantah Kandungan Logam Berat Beracun di Alat Permainan RPTRA Jakarta

5 November 2021

Wagub DKI Bantah Kandungan Logam Berat Beracun di Alat Permainan RPTRA Jakarta

Studi yang dilakukan Yayasan Nexus3 pada tahun 2019 menunjukkan cat bertimbal ditemukan di 32 RPTRA di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Enam Elemen Paling Beracun di Dunia

3 Oktober 2021

Enam Elemen Paling Beracun di Dunia

Salah satu zat beracun ini dipakai untuk membunuh aktivis HAM, Munir Said Thalib

Baca Selengkapnya

Ini Bahayanya Jika Terlalu Sering Makan Mi Instan

28 Agustus 2021

Ini Bahayanya Jika Terlalu Sering Makan Mi Instan

Dilansir dari laman Times of India, sebagian besar merek mi instan mengandung MSG, zat aditif untuk meningkatkan cita rasa makanana.

Baca Selengkapnya

Penyebab Penyakit Misterius di India Mulai Terkuak

12 Desember 2020

Penyebab Penyakit Misterius di India Mulai Terkuak

Hasil penelitian para ahli di India menunjukkan makanan yang dikonsumsi para korban mengandung merkuri dan residu pestisida berlebih

Baca Selengkapnya