Tawuran di Manggarai Usai, KRL Commuter Line Kembali Beroperasi
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Febriyan
Selasa, 29 Oktober 2019 20:47 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Layanan Kereta Rel Listrik atau KRL Commter Line Jabodetabek kembali beroperasi normal setelah sempat terganggu tawuran di sekitar Stasiun Manggarai. Kepala Humas PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi 1 Jakarta Eva Chairunisa mengatakan layanan baik kereta api jarak jauh maupun kereta rel listrik yang melintas di Manggarai telah kembali normal pada 19.37 WIB.
“Saat ini kembali dapat dijalankan,” kata Eva dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 29 Oktober 2019.
Eva mengatakan pihaknya mengecam tawuran yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab. Pasalnya, akibat aksi itu sejumlah layanan perjalanan kereta api terganggu.
Sebelumnya, tawuran kembali pecah di daerah Manggarai, Jakarta Selatan, tepatnya di depan Mall Pasaraya. Camat Tebet, Dyan Airlangga, mengatakan tawuran dipicu saling ejek di media sosial.
“Ada geng di media sosial itu yang provokator,” ucap Dyan saat dikonfirmasi.
Dyan menjelaskan tawuran dimulai sekitar pukul 17.30 WIB. Tawuran sempat terhenti saat dia mendatangi lokasi. Ia menyuruh massa untuk membubarkan diri. Sesampainya di rumah, Dyan mendapat kabar kalau tawuran kembali terjadi.
“Ternyata main lagi,” tutur Dyan.
Kejadian tersebut terekam dalam video yang diunggah di akun instagram @jktinfo. Terlihat sekelompok massa saling menyerang di terowongan manggarai yang khusus dilewati sedan dan motor. Pengguna jalan pun tampak tertahan dan tak bisa bergerak. Terlihat ledakan petasan di antara kerumunan massa tawuran.
Menurut pantauan Tempo di lokasi, saat berita ini dibuat tawuran telah bubar. Masih terasa aroma gas air mata di area depan Mall Pasaraya. Saat ini, Kepala Kepolisian Resor Jakarta Selatan Komisaris Besar Bastoni tengah berdiskusi dengan tokoh masyarakat setempat. Ia masih enggan memberikan keterangan.
Tawuran di Manggarai bukanlah pertama kali terjadi. Polisi dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menenggarai tawuran kerap terjadi karena perebutan lahan pengatur lalu lintas atau pak ogah dan juga lahan parkir. Tawuran antar kelompok warga itu bahkan disebut sudah terjadi sejak puluhan tahun.