KPBB Temukan Lahan Marunda Baru Terkontaminasi Limbah Timbal

Sabtu, 2 November 2019 11:54 WIB

Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB), Ahmad Safrudin. 21 Maret 2019. TEMPO/Wisnu Andebar

TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Eksekutif Komite Penghapusan Bensin Bertimbal (KPBB) Ahmad Safrudin menemukan indikasi kontaminasi timbal (Pb) di lahan kosong di kawasan Marunda Baru. Lokasi lahan itu di dekat Yayasan Pondok Pesantren Al Aitam Roudhoh, Jalan Marunda Baru, Cilincing, Jakarta Utara.

"Ada kandungan Pb, tapi tidak tahu kadarnya berapa. Ini memang hanya petunjuk. Kalau mau tahu kadarnya harus dibawa ke laboratorium," kata Ahmad di kantornya, Gedung Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat, 1 November 2019.

Ahmad menceritakan sedang menghadiri acara di pesantren itu pada 13 Januari 2019. Dia lalu berjalan ke belakang pesantren dan melihat lahan kosong berwarna hitam kelabu. Melihat warna tersebut, Ahmad curiga ada sisa atau ampas hasil peleburan aki, yang disebut slek.

Dia lalu menguji kandungan tanah menggunakan alat semacam detektor. Hasilnya menunjukkan ujung detektor berwarna putih berubah menjadi merah. Menurut dia, perubahan warna itu mengonfirmasi adanya kandungan timbal.

Apabila dibiarkan, Ahmad memaparkan, slek bakal teresap tanah dan masuk ke aliran air sumur. Tak hanya itu, sisa slek di atas tanah yang tertiup angin bakal menjadi debu yang berbahaya bila terhirup manusia.

Advertising
Advertising

"Nanti ke air kan, sumur tercemar. Kalau di atas slek belum ditutup dengan semen, kalau kena panas menjadi kering, ngebul kan, debu," ujarnya.

Kandungan timbal yang masuk ke tubuh akan memunculkan pelbagai jenis penyakit. Penyakit itu antara lain asma, ISPA, mycosis kulit, radang mata, pergelangan kaki lumpuh, keterbelakangan mental, autis, hingga kematian.

Ahmad mencontohkan korban yang terpapar logam berat timbal dapat ditemukan di Cinangka, Depok. Menurut dia, sebanyak 21 anak mengalami masalah kesehatan akibat peleburan aki bekas ilegal. Peleburan ini menyebarkan debu timbal yang akhirnya terhirup warga setempat. "Memang masih hidup tapi tergantung 100 persen ke keluarganya," ucap Ahmad.

Berita terkait

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

47 hari lalu

Mengapa Tidak Dianjurkan Minum Teh Sebelum Tidur?

Kandungan kafein berlebihan dalam teh dapat mengganggu siklus tidur dan bangun.

Baca Selengkapnya

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

10 Januari 2024

Peneliti FKUI Ingatkan Bahaya Pajanan Timbal pada Anak

Pajanan timbal dapat menyebabkan beragam gangguan kesehatan, khususnya pada anak. Berikut penjelasan peneliti FKUI.

Baca Selengkapnya

KLHK Minta Stockpile Batu Bara di Marunda Tak Beraktivitas Hingga Dokumen Lingkungan Lengkap

12 Oktober 2023

KLHK Minta Stockpile Batu Bara di Marunda Tak Beraktivitas Hingga Dokumen Lingkungan Lengkap

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) meminta perusahaan stockpile batu bara untuk melengkapi dokumen lingkungan.

Baca Selengkapnya

Polusi Udara Jakarta, Sudah Ada Aktivitas Lagi di Perusahaan Stockpile Batu Bara

9 Oktober 2023

Polusi Udara Jakarta, Sudah Ada Aktivitas Lagi di Perusahaan Stockpile Batu Bara

Papan peringatan larangan melakukan kegiatan masih terpasang di lokasi penampungan batu bara itu. Apa penjelasan perusahaan?

Baca Selengkapnya

Penghuni Rusun Marunda Minta Tarif Sewa yang Sama di Rusun Nagrak

6 September 2023

Penghuni Rusun Marunda Minta Tarif Sewa yang Sama di Rusun Nagrak

Bangunan Rusun Marunda dianggap sudah tidak layak huni. Warga bersedia dipindah ke Rusun Nagrak namun minta tarif sewa yang sama.

Baca Selengkapnya

Warga Rusun Marunda Merasa Tempat Tinggal Mereka Seperti Meninggalkan Bom Waktu

6 September 2023

Warga Rusun Marunda Merasa Tempat Tinggal Mereka Seperti Meninggalkan Bom Waktu

Bangunan Rusun Marunda terutama di Blok C dianggap sudah tidak layak huni berdasarkan hasil pemeriksaan BRIN. Diperbaiki atau warga dipindah?

Baca Selengkapnya

Dinas Perumahan DKI Klaim Ajak Penghuni Rusun Marunda Pindah Sejak 2021 Tapi Selalu Ditolak

5 September 2023

Dinas Perumahan DKI Klaim Ajak Penghuni Rusun Marunda Pindah Sejak 2021 Tapi Selalu Ditolak

Penghuni Rusun Marunda khususnya di Blok C sudah lama diminta pindah karena kondisi bangunan yang sudah tidak layak huni.

Baca Selengkapnya

Ini Alasan Mengapa Penghuni Rusun Marunda yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Diminta Uang Jaminan

5 September 2023

Ini Alasan Mengapa Penghuni Rusun Marunda yang Direlokasi ke Rusun Nagrak Diminta Uang Jaminan

Dinas Perumahan beberkan alasan permintaan uang jaminan kepada penghuni Rusun Marunda yang direlokasi ke Rusun Nagrak.

Baca Selengkapnya

Warga Rusun Marunda Boleh Pindah ke Rusun Nagrak, Dinas Perumahan Beri Syarat dan Ketentuan

5 September 2023

Warga Rusun Marunda Boleh Pindah ke Rusun Nagrak, Dinas Perumahan Beri Syarat dan Ketentuan

Atap Rusun Marunda ambruk sehingga memunculkan kekhawatiran penghuninya. Boleh pindah ke Rusun Nagrak tapi dengan syarat.

Baca Selengkapnya

DKI Beberkan Alasan Tarif Sewa Rusun Nagrak Lebih Mahal daripada Rusunawa Marunda yang Atapnya Ambruk

5 September 2023

DKI Beberkan Alasan Tarif Sewa Rusun Nagrak Lebih Mahal daripada Rusunawa Marunda yang Atapnya Ambruk

Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (DPRKP) DKI Jakarta mengungkapkan fasilitas dan kondisi bangunan menjadi alasan tarif sewa Rusun Nagrak lebih mahal dibanding Rusun Marunda.

Baca Selengkapnya