MRT Jakarta: Menunggu Untung, Tumbuhkan Gaya Hidup Baru
Reporter
Dian Yuliastuti
Editor
Zacharias Wuragil
Minggu, 24 November 2019 16:10 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kamis, 21 November 2019. Sekelompok remaja tampak asyik bermain skateboard di taman depan Gedung Landmark, kawasan Dukuh Atas, Jakarta Pusat. Lokasi ini terletak di antara Stasiun MRT Jakarta, Halte Bus Transjakarta, dan Stasiun KRL Sudirman.
Wajah para remaja itu sumringah meski baju mereka basah oleh keringat. Mereka, seperti halnya, dua perempuan muda dengan kamera di tangan, menikmati benar suasana di taman dengan pemandangan kesibukan Jakarta sebagai sebuah megapolitan tersebut.
Taman menjadi seperti oase di tengah kesibukan arus lalu lintas dan insan pekerja Kota Jakarta yang lalu lalang berlatar gedung-gedung pencakar langit. Bisa dibayangkan saat malam, taman menawan karena mandi cahaya Jakarta.
Tak hanya taman, terowongan Jalan Kendal menuju Stasiun MRT Dukuh Atas juga menjelma dari kolong jembatan biasa. Kawasan itu kini menjadi jalur pedestrian yang memikat dengan dinding muralnya. Tak sedikit pejalan kaki tergoda berhenti sejenak hanya untuk swafoto.
Mendekati gerbang MRT Dukuh Atas dan Stasiun BNI City, kenyamanan kawasan tak luntur. Terbukti, pada hari itu, terlihat beberapa orang muda tampak duduk-duduk menikmati sore dengan gadget mereka. Mereka tak peduli dengan para calon penumpang yang bergegas keluar masuk dari stasiun MRT ataupun kereta bandara.
MRT Jakarta berada di balik pembangunan dan pengembangan kawasan hub di Dukuh Atas yang memanjakan para pejalan kaki itu. Direktur keuangannya, Tuhiyat, mengungkap alasannya, yakni demi mendorong sebanyak-banyaknya warga Jakarta menggunakan transportasi umum. Dia menyebutnya, "MRT menjadi penggerak untuk perubahan gaya hidup masyarakat urban."
Bonus dari trotoar atau jalur pedestrian yang telah tertata baik tentu saja perbaikan kualitas lingkungan. "Karena semakin banyak pejalan kaki, penggunaan kendaraan bermotor berkurang,” ujar Tuhiyat di kantornya, di kawasan Thamrin, Selasa, 19 November 2019.
Untuk itu PT MRT mengembangkan beberapa wilayah serupa yang disebutnya sebagai kawasan berorientasi transit (Transit Oriented Development). Selain di Dukuh Atas, mereka akan mewujudkannya pula di kawasan Lebak Bulus, Fatmawati, Blok M, dan Istora Senayan. Seluruhnya dipastikan berkonsep kawasan dengan fasilitas penunjang mobilitas penumpang serta memiliki sistrem transportasi pengumpan.
"Dengan demikian dari area tersebut diharapkan jumlah pengguna atau calon penumpang lebih meningkat dan meninggalkan kendaraan pribadinya," katanya menguraikan.