Menurut keterangan beberapa saksi yang dihimpun Koran Tempo di lokasi kejadian, dua orang perampok yang berboncengan motor bebek merk Suzuki Shogun datang dari arah jalan Gunung Sahari.
Motor yang ditumpangi perampok itu tampak memepet seorang pengendara motor, Dani, yang hendak masuk ke gang Maja di sebelah utara Bank BCA. Korban ditembak paha kanannya sehingga ia menabrak Rumah Makan Mini Jaya.
Para perampok itu menodongkan pistol ke arah kepala korban bernama Dani dan hendak merampas tas hitam yang dibawa korban. Saat itu muncul dua polisi, salah satunya Bripka Slamet Riyanto, dan terjadi baku tembak. Slamet langsung tertembak di tempat tersebut, sementara seorang perampok juga tersungkur tertembak.
Rekannya, seorang anggota polisi lain, mengejar penjahat yang mengenakan helm tertutup dan jaket warna hitam. Tetapi, menurut seorang saksi, dua orang lagi teman pelaku ternyata menunggu tak jauh dari gerbang pertokoan tadi. Baku tembak seorang polisi dengan empat orang berlangsung selama sekitar sepuluh menit.
Dani masih sempat menyetorkan uangnya yang baru diambil dari Bank Lippo Sawah Besar, sebelumnya di bawa ke RS Mitra Kemayoran. Nyawa Slamet tidak terselamatkan karena mengeluarkan darah terlalu banyak.
Setelah kejadian itu kantor BCA langsung tutup. Tidak ada seorang petugas BCA pun yang mau dimintai komentar mengenai kejadian itu. Beberapa nasabah terpaksa mengurungkan niatnya melakukan transaksi karena petugas langsung menutup gerbang kantor berlantai empat itu.
Dari hasil pemeriksaan petugas RSCM, korban meninggal akibat 4 tembakan yang diterimanya, yaitu di kepala, dada, perut, dan pantat. Belum diketahui identitas perampok yang tertembak.
Menurut keterangan rekan sekerja korban, Slamet Riyanto yang merupakan anggota Buru Sergap di satuan serse Polres Jakpus. Ia, bersama seorang serse lainnya, saat itu sedang melakukan pemantauan di wilayah Kemayoran.
“Dia sudah dua atau tiga hari ini memantau daerah [Kemayoran] tersebut,” kata anggota serse Polres Jakpus yang tidak mau disebut namanya. Dia tidak bersedia menyebutkan nama anggota serse yang menemani korban saat itu. “Korban berhasil menembak mati salah seorang perampok, namun sayang dia sendiri kena tembakan.”
Bripka Slamet Riyanto, seorang lelaki kelahiran Kebumen, 16 Februari 1965 itu, sudah sekitar 12 tahun bertugas di Polres Jakarta Pusat. Sebelumnya pernah bertugas di Polsek Kemayoran.
Korban yang saat ini tercatat tinggal di Jalan Remaja No. 25, RT 05/08 Kel Cempaka Putih, Kec Kemayoran, Jakarta Pusat, menurut pengakuan rekan-rekannya, adalah seorang polisi yang mempunyai pengetahuan yang luas tentang jaringan para perampok bank.
“Dia paling menonjol diantara teman-teman soal perampokan bank. Terakhir dia menembak mati tiga orang perampok bank di daerah Kebon Nanas, Jakarta Timur,” kata seorang anggota serse lainnya.
Selain itu, Slamet yang perawakan sedang ini, adalah seorang yang humoris tapi sekaligus juga pendiam. “Dia itu orangnya baik dan kalem. Sama saya sering dia ngajak makan. Saya kasihan sama isterinya, dia baru enam bulan yang lalu menikah,” tambahnya. (dicki subhan/juli hantoro)