Asal Usul Granat Asap di Monas, Polda Metro: Bukan Punya Polisi

Rabu, 4 Desember 2019 21:06 WIB

Petugas melakukan pemeriksaan tempat kejadian pasca ledakan di dalam Kawasan Monas, Jakarta, Selasa, 3 Desember 2019. Ledakan di Monas diduga berasal dari granat asap. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus memastikan granat asap yang meledak di kawasan Monas, Jakarta Pusat, kemarin bukan milik pihak kepolisian yang tertinggal usai pengamanan reuni akbar 212, sehari sebelum ledakan terjadi. Menurut Yusri, tak ada anggota yang membawa granat asap saat pengamanan perhelatan itu.

"Enggak ada, enggak ada punya polisi. Siapa bilang punya polisi? Tidak ada sama sekali (bawa granat asap saat pengamanan 212)," ujar Yusri di Rumah Sakit Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu, 4 Desember 2019.

Yusri mengatakan pihak Puslabfor Mabes Polri sampai saat ini masih melakukan pemeriksaan asal usul granat itu. Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa serpihan dan kepingan granat.

Sebelumnya, granat asap itu meledak di dalam kawasan Monas pada Selasa, 3 Desember lalu sekitar pukul 07.20 WIB, persisnya di seberang kantor Kementerian Dalam Negeri. Akibat ledakan granat tersebut, dua orang anggota TNI terluka.

Dua anggota TNI yang terluka adalah Sersan Kepala Fajar Arisworo dan Prajurit Kepala Gunawan Yusuf. Fajar mengalami luka parah di tangan kirinya karena memegang granat. Sedangkan Gunawan memgalami luka di paha.

Advertising
Advertising

Sementara itu, pengamat intelijen Beni Sukadis mengatakan pihak kepolisian dapat dengan mudah melacak asal muasal granat asap yang meledak itu. Sebab, granat asap tidak bisa didapatkan secara mudah oleh masyarakat awam dan hanya aparat yang punya akses mendapatkan benda tersebut. "Jadi polisi bisa melacak asalnya dari nomor seri di canester (selongsong) granat itu. Walaupun sudah berupa kepingan, bisa terlihat nomornya," ujarnya.

Dosen Pengkajian Strategis Keamanan di FISIP UPN Veteran Jakarta itu mengatakan granat asap berfungsi sebagai penanda wilayah pendaratan helikopter atau pesawat di lokasi operasi perang. Selain itu, granat asap berguna untuk melindungi diri dan menutupi pandangan musuh sehingga benda itu tak dijual secara bebas dan warga sipil tak bisa dengan mudah membelinya. "Kecuali kalau memang dibeli dari pasar gelap atau ada orang dalam yang jual," kata Beni.

Berita terkait

Pengunjuk Rasa Sengketa Pilpres 2024 Bubar, Kapolda Berharap Tidak Ada Konflik di Akar Rumput

12 hari lalu

Pengunjuk Rasa Sengketa Pilpres 2024 Bubar, Kapolda Berharap Tidak Ada Konflik di Akar Rumput

Massa pengunjuk rasa sengketa Pilpres 2024 di area Patung Kuda Arjuna Wiwaha telah membubarkan diri pada pukul 17.00 WIB.

Baca Selengkapnya

Kasus Fortuner Pelat TNI, Purnawiran Asep Adang Laporkan Pengemudi ke Polda Metro Jaya

20 hari lalu

Kasus Fortuner Pelat TNI, Purnawiran Asep Adang Laporkan Pengemudi ke Polda Metro Jaya

Pengemudi fortuner dengan pelat dinas TNI yang menabrak dan cekcok dengan pengendara lain di Tol Cikampek, dilaporkan ke Polda Metro Jaya.

Baca Selengkapnya

Hati-hati Penipuan Haji Furoda, Harga Haji VIP Rasa Backpacker

37 hari lalu

Hati-hati Penipuan Haji Furoda, Harga Haji VIP Rasa Backpacker

Korban mengeluarkan biaya ONH untuk haji furoda seharga Rp125 juta, namun fasilitasnya seperti haji backpacker.

Baca Selengkapnya

Fakta Penggerebekan Kampung Bahari: Peredaran Narkoba, Temuan Senapan dan Granat Asap,

55 hari lalu

Fakta Penggerebekan Kampung Bahari: Peredaran Narkoba, Temuan Senapan dan Granat Asap,

Polres Jakarta Utara lagi-lagi menggerebek Kampung Bahari di Jakarta Utara karena narkoba

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Mulai Gelar Operasi Keselamatan Jaya Hari Ini

4 Maret 2024

Polda Metro Jaya Mulai Gelar Operasi Keselamatan Jaya Hari Ini

Polda Metro Jaya akan memulai Operasi Keselamatan Jaya 2024 pada 4 Maret hari ini hingga 17 mendatang.

Baca Selengkapnya

Daftar 11 Sasaran Pelanggaran dalam Operasi Keselamatan Jaya 2024 yang Digelar 4-17 Maret

3 Maret 2024

Daftar 11 Sasaran Pelanggaran dalam Operasi Keselamatan Jaya 2024 yang Digelar 4-17 Maret

Polda Metro Jaya mulai besok, Senin 4 Maret 2024 menggelar Operasi Keselamatan Jaya 2024. Berikut daftar 11 sasaran pelanggaran.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Operasi Kewilayahan 4-17 Maret, Anggota Diminta Persuasif dan Humanis

3 Maret 2024

Polda Metro Jaya Gelar Operasi Kewilayahan 4-17 Maret, Anggota Diminta Persuasif dan Humanis

Polda Metro Jaya akan melaksanakan Operasi Kewilayahan Keselamatan Jaya 2024 pada 4-17 Maret mendatang.

Baca Selengkapnya

Polisi Tak Kunjung Menahan Firli Bahuri, PBHI: Ancam Profesionalisme Penyidik

2 Maret 2024

Polisi Tak Kunjung Menahan Firli Bahuri, PBHI: Ancam Profesionalisme Penyidik

PBHI menilai tidak ditahannya eks Ketua KPK Firli Bahuri merupakan ancaman bagi profesionalisme penyidik dalam memeriksa perkara.

Baca Selengkapnya

Tiga Mantan Pimpinan KPK Ungkap Alasan Hukum Bahwa Polisi Sudah Seharusnya Menahan Firli Bahuri

1 Maret 2024

Tiga Mantan Pimpinan KPK Ungkap Alasan Hukum Bahwa Polisi Sudah Seharusnya Menahan Firli Bahuri

Tiga mantan pimpinan KPK menjelaskan alasan hukum bahwa polisi sudah seharusnya menahan Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Evaluasi Kapolda Metro Jaya Soal Penanganan Kasus Firli Bahuri

1 Maret 2024

Koalisi Masyarakat Sipil Minta Kapolri Evaluasi Kapolda Metro Jaya Soal Penanganan Kasus Firli Bahuri

Koalisi Masyarakat Sipil Antikorupsi meminta Kapolri Listyo Sigit Prabowo turun tangan untuk mengevaluasi penanganan kasus Firli Bahuri.

Baca Selengkapnya