Mahasiswi Pelaku Kawin Kontrak Blak-blakan Soal Nafkah dan Bonus

Sabtu, 28 Desember 2019 18:29 WIB

Warung Kaleng atau yang terkenal dengan sebutan Kampung Arab di Cisarua, Kabupaten Bogor, Jumat 27 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO

TEMPO.CO, Bogor - Mengaku berawal dari hanya menemani teman menerima 'booking-an', seorang mahasiswi dari Kota Bogor blak-blakan tentang praktik prostitusi kawin kontrak yang dilakoninya di kawasan Puncak. Dia mengaku pernah menerima mahar hingga Rp 50 juta dan menerima 'nafkah' harian sesuai kontrak, Rp 750 ribu per hari.

Hingga kini, Mawar, sebut saja begitu namanya, mengaku tak bisa meninggalkan praktik kawin kontrak. Dia sendiri pertama kali melakukannya dan menerima mahar hingga Rp 50 juta--dibagi bersama muncikari--pada 2015. Mahar itu tergolong besar karena, menurutnya, dirinya saat itu masih gadis.

Sejak itu, praktik kawin mawin yang rata-rata hanya berumur dua pekan diakrabinya. Dampaknya, kuliahnya molor hingga kini telah enam tahun dan belum rampung juga. "Saya ambil cuti satu semester dalam setahun kadang awal atau akhir, tergantung ramainya (turis)," kata kata dia saat ditemui di sebuah rumah makan di kawasan Puncak, Jumat 27 Desember 2019.

Menurutnya, untuk menjadi istri kontrak tidak harus cantik dan seksi. Cukup menarik dan terutama bisa mengikuti apa yang jadi keinginan si calon suami. Jika itu dilakukan, dia mengklaim, bonus akan mengalir: dibelikan vila, mobil, atau tanah.

Bonus yang dimaksud disebutkannya. "Untuk turis Arab kalau 'service' kita bagus, maka hatinya akan mudah didapatkan alias apa yang jadi keinginan akan dipenuhi oleh 'suami'," kata perempuan berusia 25 tahun pemilik rambut panjang agak pirang ini.

Advertising
Advertising

Dia menyebutnya bonus karena sehari-hari sudah menerima 'nafkah' berupa uang harian. Seturut pengalamannya pernah dikawin kontrak turis dari Sudan dan Malaysia, uang nafkah sebesar Rp 750 ribu per hari. Dia menyebutnya untuk keperluan dapur dan uang saku.

Para tersangka penjaja prostitusi 'halal' atau yang lebih dikenal dengan praktik kawin kontrak di kawasan Puncak yang ditangkap petugas saat ditunjukkan di Mapolres Bogor, Senin malam 23 Desember 2019. TEMPO/M.A MURTADHO

"Tapi tiap hari (berhubungan intim), kadang sampai dua dan tiga kali dalam sehari. Sampai sakit saya waktu itu," kata Mawar merujuk kawin kontraknya yang pertama.

Penuturan Mawar soal nilai kontrak senada dengan yang pernah disampaikan sumber Tempo di tengah komunitas warga Timur Tengah di Puncak. Dia mengatakan warga asing tersebut bersedia bayar Rp 0,5 sampai 1,5 juta per hari untuk perempuan lokal mau dikawin kontrak.

Dia juga menyebut, bukan hanya turis asal Timur Tengah yang menjadi pelanggan para mucikari. Namun warga dari Eropa dan Asia juga ada. "Bukan rahasia lagi, banyak disini yang kawin kontrak. Orang Indonesia juga ada," katanya saat ditemui di sekitar kawasan yang disebut Warung Kaleng, lokasi tempat banyak turis Timur Tengah singgah di Cisarua.

Berita terkait

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

1 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

10 hari lalu

Modus-modus Kawin Kontrak, Dijanjikan Mahar Jutaan Rupiah

Kasus kawin kontrak kembali mengemuka. Berikut modus-modus kawin kontrak, termasuk soal mahar jutaan rupiah.

Baca Selengkapnya

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

10 hari lalu

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

11 hari lalu

Ungkap Hasil Visum Mayat Perempuan di Pulau Pari, Polisi Sebut Ada Luka di Dada dan Leher

Polda Metro Jaya mengungkap hasil visum terhadap mayat perempuan berinisial R yang ditemukan di Pulau Pari,

Baca Selengkapnya

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

13 hari lalu

PLN dan Pemkot Bogor Sediakan SPKLU Khusus Angkot Listrik

Penyediaan SPKLU itu merupakan bentuk dukungan PLN terhadap uji coba 5 unit Angkutan Umum Perkotaan Berbasis Listrik di Kota Bogor (Alibo).

Baca Selengkapnya

Perdagangan Orang Modus Kawin Kontrak di Cianjur, Korban Dijebak Layani Pria Timur Tengah

16 hari lalu

Perdagangan Orang Modus Kawin Kontrak di Cianjur, Korban Dijebak Layani Pria Timur Tengah

Polres Cianjur menangkap dua perempuan atas dugaan perdagangan orang modus kawin kontrak

Baca Selengkapnya

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

18 hari lalu

One Way Arah Jakarta Berakhir, Polda Jabar: Arus Lalu Lintas Kami Paksa Normal

Wadir Lantas Polda Jabar AKBP Edwin Affandi, mengatakan sistem satu arah atau one way arah Jakarta berakhir seusai 11 jam diterapkan di Puncak.

Baca Selengkapnya

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

18 hari lalu

Jalur Puncak Ditutup, Pemudik Diarahkan ke Jalur Alternatif Jonggol dan Sukabumi

Kemacetan masih terjadi di jalur nasional kawasan Puncak, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat, pada H+1 Lebaran Idulfitri 1445 Hijriyah, Minggu 14 April 2024. Akibatnya, arus kendaraan dari arah Cianjur menuju Bogor ditutup imbas pemberlakuan sistem satu arah (one way).

Baca Selengkapnya

Begini Cara Ridwan Kamil Beri Pelajaran Pembuang Sampah di Sungai yang Viral

18 hari lalu

Begini Cara Ridwan Kamil Beri Pelajaran Pembuang Sampah di Sungai yang Viral

Ridwan Kamil turut memberi pelajaran kepada pria muda pembuang sampah ke sungai di Puncak yang viral di media sosial.

Baca Selengkapnya

Kemacetan Parah Terjadi di Puncak Bogor Saat Arus Balik Lebaran, Kendaraan Arah Jakarta Diprioritaskan

18 hari lalu

Kemacetan Parah Terjadi di Puncak Bogor Saat Arus Balik Lebaran, Kendaraan Arah Jakarta Diprioritaskan

Kepolisian Resor Bogor memprioritaskan kendararaan dari arah Puncak menuju Gadog atau Jakarta untuk memperlancar arus balik lebaran.

Baca Selengkapnya