Banjir Jakarta, Pemulung di Pintu Air Manggarai Raih Rezeki

Selasa, 21 Januari 2020 09:09 WIB

Seorang pemulung cilik mengumpulkan barang-barang yang masih bisa terpakai di sebuah tumpukan sampah di pintu Air Manggarai, Jakarta, Rabu (22/08). Volume sampah di DKI Jakarta turun hingga 50% karena lebih dari 4 juta penduduk Jakarta Mudik Selama Lebaran 1433 Hijriah. TEMPO/Seto Wardhana

TEMPO.CO, Jakarta - Pemulung di Pintu Air Manggarai, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat mendapat penghasilan lebih ketika musim banjir Jakarta tiba. Jumlah pemulung yang mengais rezeki di sana pun bertambah saat banjir.

Pengawas Unit Pelaksana Kebersihan Badan Air (UPKBA) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Prasetyo mengatakan saat banjir jadi musimnya pemulung berkumpul mencari sampah-sampah yang bisa didaur ulang untuk dijual kembali.

"Ada pemulung yang cerita waktu banjir awal tahun kemarin mereka bisa dapat Rp1 juta, ada juga yang Rp 500 ribu dari memulung sampah-sampah anorganik yang bernilai ekonomi," kata Prasetyo di Manggarai, Senin 20 Januari 2020.

Prastyo mengatakan jika air di Pintu Air Manggarai normal yakni ketinggian 700 cm, jumlah pemulung yang sehari-hari berkerja mengumpulkan sampah hanya ada tiga orang. Tapi, pada saat banjir pemulung yang datang bisa mencapai lebih dari 10 orang.

"Rata-rata pemulung di Pintu Air Manggarai adalah warga sekitar, jarang ada orang dari luar," kata Prasetyo.

Menurut Prasetyo, saat banjir sampah-sampah yang dikumpulkan oleh pemulung tidak hanya botol plastik yang bisa didaur ulang, tapi sampah lainnya seperti kulkas, televisi, tabung gas, dan kayu-kayu yang berasal dari rumah warga yang hanyut diterjang banjir.

Penemuan benda-benda tersebut di antara sampah-sampah yang mengapung di Pintu Air Manggarai menjadi milik pemulung yang menemukannya. Kadang benda-benda tersebut dijual kembali atau dipakai untuk kebutuhan sendiri.

"Misalnya mereka pernah dapat tabung gas, bisa mereka jual seharga Rp150 ribu," katanya.

Rendi, 32, satu dari tiga pemulung yang biasa memulung di Pintu Air Manggarai mengatakan jika arus air nomal mereka bisa mengumpulkan satu hingga tiga karung botol plastik.

Sampah botol plastik tersebut dikumpulkan, lalu dirapikan dengan memisahkan botol dan tutupnya lalu membuang melepas merk plastiknya. Botol yang sudah dirapikan tersebut dimasukkan dalam karung seberat 100 kg lalu dijual ke pengepul di Jalan Manggarai Utara Dua.

"Kalau 100 kg ini bisa dapat Rp150 ribu," katanya.

Selain botol plastik, tutup botol yang sudah dipisahkan dari botolnya tersebut juga laku dijual, Rp2.000 per kilogram.

Rendi mulai memulung di Pintu Air Manggarai sejak tahun 2015. Pada saat banjir tahun baru 2020, ia bisa mendapatkan penghasilan Rp 700 ribu.

Pemulung lainnya, Heru Biawak (50) mengatakan Pintu Air Manggarai terbuka bagi warga Manggarai yang datang memulung. Warga luar tidak diperkenankan. Heru menambahkan, selain mengumpulkan botol plastik, mereka juga mengumpulkan kayu-kayu balok yang terbawa arus sungai. Kayu tersebut akan dijual ke pedagang sebagai kayu bakar dengan harga Rp300 ribu untuk satu bak mobil carry.

Berita terkait

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

3 hari lalu

Helldy: Aspal Plastik di Cilegon Bisa Jadi Percontohan

Aliansi Kabupaten/Kota Peduli Sanitasi akan berkunjung ke Kota Cilegon. Penggunaan aspal plastik dapat menjadi contoh implementasi pengolahan sampah.

Baca Selengkapnya

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

14 hari lalu

Tantangan Besar Tema Hari Bumi 2024: Planet vs Plastics

Hari Bumi 2024 menyoroti masalah plastik, termasuk sampah plastik, dan mendorong aksi global melawan produksi plastik global yang tak terkendali.

Baca Selengkapnya

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

24 hari lalu

Bahaya Sampah Plastik Hasil Mudik

Isu penanganan sampah kembali mencuat di tengah perayaan Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah. Sebagian di antaranya berupa sampah plastik.

Baca Selengkapnya

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

32 hari lalu

Aktivis Lingkungan Desak Jepang Hentikan Pengiriman Sampah Plastik ke Indonesia

Jepang dinilai menjadi negara eksportir sampah plastik terbesar kedua di dunia setelah Jerman.

Baca Selengkapnya

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

33 hari lalu

Banjir Jakarta Merendam 40 RT dan Lima Ruas Jalan, Puluhan Orang Mengungsi

Curah hujan tinggi dan luapan sungai memicu banjir Jakarta. Permukiman dan ruas jalan di Jakarta Timur, Jakarta Selatan, dan Jakarta Barat terendam.

Baca Selengkapnya

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

38 hari lalu

Hasil Survey UI, ICEL dan Greenpeace Ingatkan Dampak Lingkungan Sampah Plastik Scahet dan Pouch

Dari total timbunan sampah plastik, ditaksir sekitar 14-16 persen itu berupa sachet dan pouch.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

40 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

Prihatin Sampah Plastik, KFLHK Kampanye Gaya Hidup Lestari Melalui Green Ramadan

41 hari lalu

Prihatin Sampah Plastik, KFLHK Kampanye Gaya Hidup Lestari Melalui Green Ramadan

Sampah plastik mengancam kesehatan dan lingkungan. Klaster Filantropi Lingkungan Hidup dan Konservasi berkampanye melalui program Green Ramadan.

Baca Selengkapnya

Wisatawan Protes Banyak Sampah Plastik di Ha Long Bay

42 hari lalu

Wisatawan Protes Banyak Sampah Plastik di Ha Long Bay

Sampah plastik cenderung lebih banyak muncul di kawasan Ha Long Bay pada September hingga Mei, bertepatan dengan musim pariwisata.

Baca Selengkapnya

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

42 hari lalu

Heru Budi Sebut Jakarta Kewalahan Jika Hujan 4 Jam Berintensitas 180 mm per Hari, Begini Penjelasannya

Heru Budi mengatakan Proyek Sodetan Ciliwung dapat mengatasi banjir di Jakarta.

Baca Selengkapnya