Demo Yasonna Laoly, Warga Tanjung Priok Ini Mau Beraksi di Medsos
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Dwi Arjanto
Rabu, 22 Januari 2020 08:08 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Sejumlah warga di RT 002 dan 018 Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara tak akan mengikuti aksi damai memprotes pernyataan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Yasonna Laoly.
Ketua RT 002, Yeni Iryani, mengatakan warganya memilih tak bergerak ke jalanan buat "menggeruduk" kantor Menkumlah Yasonna Laoly. Dia pun tidak memobilisasi massa meski merasa pernyataan Yasonna tak pantas.
"Kan tidak semua harus misalnya tidak setuju, kami demo turun ke jalan. Bisa lewat media sosial," kata Yeni saat ditemui di kedimannya, Jalan Swasembada Barat 2, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa, 21 Januari 2020.
Yeni menilai, ucapan Yasonna memang menyinggung beberapa warga asli kelahiran Tanjung Priok. Ini berdasarkan pengalamannya melihat respons anggota grup Whatsapp pengurus RW 09.
Bagi wanita beranak empat ini, bentuk protes bisa disampaikan melalui media sosial. Selain itu, Yeni juga tak punya banyak waktu untuk mendampingi warga ikut aksi. Dia harus menjalankan profesinya sebagai guru SD dan les.
Karena itulah, tak ada pergerakan massa RT 002 Kebon Bawang. Warga, menurut dia, juga bisa menahan amarah. Yeni berujar total ada 87 kepala keluarga aktif yang terdiri dari sekitar seribu orang warga di RT 002.
"Warga aku juga tidak terlalu arogan. Kalau kami tidak terbakar," ucap wanita 53 tahun ini.
Ketua RT 018, Toto Sumarlan, menyebut warganya tak pernah mau ikut-ikutan aksi seperti itu. Bahkan, dia menduga, banyak warga RT 018 tak mengetahui pernyataan Yasonna yang membandingkan anak kelahiran Tanjung Priok dengan Menteng, Jakarta Selatan. Warga RT 018 terdiri dari 70 kepala keluarga aktif dengan sekitar 236 orang.
"Walaupun tau, masa bodoh," ujar Toto yang ditemui di depan warung Jalan Swasembada Barat 1, Jakarta Utara.
Pria 59 tahun ini melanjutkan, tidak ada perbincangan apapun di kalangan warganya setelah ucapan Yasonna menjadi pro dan kontra. Dia menganggap generasi anak Tanjung Priok kini tidak seperti yang disampaikan politikus PDIP itu.
"Tergantung orang tuanya juga. Identik keras itu enggak semua orang," lanjut dia.
Sebelumnya, Yasonna Laoly, ketika berkunjung ke Lapas Narkotika Kelas IIA, Jatinegara, Jakarta pada Kamis, 16 Januari 2020, mengatakan kemiskinan adalah sumber tindakan kriminal. Yasonna mencontohkan anak yang lahir dari kawasan Tanjung Priok yang terkenal keras dan Menteng yang terkenal sebagai kawasan elit akan tumbuh dengan cara berbeda. Warga pun merespons dan berencana menggelar aksi di depan kantor Yasonna hari ini.