Cerita Kampung di Kabupaten Bogor yang Hidup Tanpa Listrik Lagi

Kamis, 23 Januari 2020 06:01 WIB

Warga mencoba membersihkan rumahnya akibat longsor Pasir Erih di Desa Cileksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jumat, 17 Januari 2020. TEMPO/M.A MURTADHO

TEMPO.CO, Jakarta - Warga kampung Parengpeng, Desa Cileksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor harus kembali hidup dalam kegelapan. Nyala listrik yang baru mereka rasakan dua tahun ini padam lantaran longsor yang menghancurkan kampung ini pada awal Januari 2020.

"Tahun 2018 listrik baru nyala, eh longsor robohkan hampir semua tiang listrik ke desa kami," kata ketua RW setempat, Jamar, 57 tahun, saat ditemui pada Rabu 22 Januari 2020.

Jamar berkisah, setelah bertahun-tahun hidup tanpa listrik, warga Parengpeng begitu gembira saat mendengar listrik akan masuk ke kampung itu.

Masyarakat pun bergotong royong memikul tiang-tiang listrik dari pusat desa ke kampungnya. Bahkan untuk memikul tiang listri besar membutuhkan 80 orang dewasa untuk menggotongnya.

"Kami yang gotong tiang dan kami juga yang bawa semua alat lengkapnya, setelah sampai kampung, baru PLN yang nyambungin," ucap Jamar saat mengenang awal pertama listrik masuk ke kampungnya.

Advertising
Advertising

Selain infrastruktur listrik, Jamar mengatakan untuk infrastruktur akses jalan menuju kampungnya pun dibangun swadaya oleh warga Parengpeng.

Mereka membuka lahan dan mengukur batas jalan secara swadaya dan bergotong royong. Akhirnya kampung Parengpeng punya akses untuk kendaraan roda dua.

"Dulu kami tidak punya jalan, kalau ke pusat desa aja harus turun naik gunung. Kini jalan itu hilang lagi sama longsor," ucap Jamar.

Jamar mengatakan Kampung Parengpeng dihuni oleh 785 jiwa. Mayoritas masyarakat kampung berprofesi sebagai petani dan peternak.

Untuk pendidikan, hanya ada satu sekolah, yakni SDN 05 Cileksa. Untuk SMP dan SMA, mereka mengikuti sekolah kelas jauh dan itu pun ikut di Desa Cileksa. "Ya enggak apa-apa jauh juga, demi pendidikan dan kami masih diakui sebagai warga negara Indonesia," kata Jamar.

Salah seorang ketua RT setempat, Diding, 45 tahun, mengatakan selain bertani warga Parengpeng juga ada yang berprofesi sebagai kuli panggul kayu.

Mereka mendapat upah yang minim. Untuk satu kali memikul, upah yang didapat hanya Rp 15 ribu. Padahal jalan yang harus dilalui sulit karena harus turun naik gunung dan melalui sungai untuk sampai ke lokasi penggergajian kayu.

"Sehari untuk yang paling gagah, paling dapat tiga kali pikul. Berarti upah mereka hanya Rp 45 ribu," kata Diding.

Berita terkait

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

2 hari lalu

Top 3 Tekno Berita Hari Ini: Peringatan Waspada Banjir Jateng, 3 Sesar Aktif di Sekitar IKN, Redmi Pad SE

Topik tentang BMKG mengimbau warga Jawa Tengah waspada potensi banjir dan tanah longsor menjadi berita terpopuler Top 3 Tekno Berita Hari Ini.

Baca Selengkapnya

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

2 hari lalu

Curah Hujan Tinggi Penyebab Longsor di Garut, 3 Orang Tertimbun Ditemukan Meninggal

Selain korban jiwa, beberapa bangunan dan satu unit fasilitas beribah rusak berat akibat bencana longsor.

Baca Selengkapnya

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

3 hari lalu

Hujan Deras Sejak Kamis Sore, Tiga Warga Kabupaten Garut Tertimbun Longsor

Curah hujan tinggi mengguyur wilayah Kabupaten Garut, Jawa Barat, sejak Kamis sore. Tiga warga tertimbun longsor di dalam rumahnya.

Baca Selengkapnya

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

6 hari lalu

Tunggu Jawaban BRIN, Ratusan Warga Tangsel dan Kabupaten Bogor Kembali Gelar Unjuk Rasa

Warga berencana tetap menggelar unjuk rasa, bila BRIN tak memenuhi permintaan mereka.

Baca Selengkapnya

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

6 hari lalu

Penutupan Jalan BRIN, Ratusan Petugas Gabungan Dikerahkan Antisipasi Unjuk Rasa Warga

Perwakilan warga yang menolak penutupan jalan BRIN, Rojit mengatakan unjuk rasa ketiga kalinya ini akan digelar di depan kantor BRIN.

Baca Selengkapnya

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

9 hari lalu

Longsor dan Banjir di Wilayah Gunung Semeru: 3 Tewas, 17 Jembatan Rusak, Akses Lumajang-Malang Terputus

Bencana banjir dan longsor yang dipicu intensitas hujan yang tinggi di wilayah Gunung Semeru menimbulkan korban jiwa dan merusak sejumlah fasilitas

Baca Selengkapnya

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

13 hari lalu

Update Info Terbaru Bencana Tanah Longsor di Tana Toraja

Proses pencarian dihentikan sementara usai BNPB menemukan 2 korban terakhir dalam bencana tanah longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

13 hari lalu

Longsor di Tana Toraja, Tim Gabungan BNPB Temukan 20 Korban Meninggal

BNPB melaporkan telah menemukan 20 korban dalam bencana longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan.

Baca Selengkapnya

BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

13 hari lalu

BMKG Sebut Hujan Bakal Meningkat Seminggu ke Depan, Apa Penyebabnya?

BMKG juga mengimbau mewaspadai Antecedent Precipitation. Hujan apa ini?

Baca Selengkapnya

Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

14 hari lalu

Longsor di Tana Toraja, Warga yang Selamat Diungsikan ke Gereja

Longsor di Tana Toraja, Sulawesi Selatan, menelan 18 korban jiwa. Tim evakuasi membangun posko pengungsi di gereja setempat.

Baca Selengkapnya