Wali Kota Depok Mau Gandeng FTUI Soal Obat Virus Corona, Apa Itu?

Jumat, 6 Maret 2020 15:55 WIB

Ilustrasi virus corona. Sumber: wikipedia.org

TEMPO.CO, Depok -Wali Kota Depok, Mohamad Idris mengatakan bakal melakukan koordinasi dan kolaborasi dengan Universitas Indonesia terkait adanya antivirus atau obat Virus Corona yang dikabarkan sudah ditemukan oleh peneliti Fakultas Teknik (FTUI) kampus kuning tersebut.

“Iya nanti kita koordinasi, kalau komunikasi dengan UI sudah lama kita. Nanti kalau ada hal-hal yang perlu kita detilkan ya kita akan buat PKS (Perjanjian Kerja Sama),” kata Idris di Balai Kota Depok, Jumat 6 Maret 2020 soal temuan alternatif obat Virus Corona.

Idris mengatakan, permasalahan virus Corona atau COVID-19 merupakan permasalahan nasional bahkan internasional, sehingga membutuhkan koordinasi antar berbagai pihak termasuk dunia pendidikan.

“Kita koordinasi dengan siapapun karena permasalahan ini bukan permasalahan depok saja, ini permasalahan nasional bahkan internasional, yang memang kita harus berkoordinasi, berkolaborasi untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Idris.

Perkembangan terbaru, lanjut Idris, selain dua warga positif, hingga hari ini ada 80 warga Depok yang masuk Orang Dalam Pengawasan (ODP) oleh tim penanganan virus corona dari Pemerintah Kota Depok.

Advertising
Advertising

“Rinciannya 76 orang merupakan karyawan rumah sakit, empat orang lainnya adalah tetangga pasien positif,” kata Idris.

Sebelumnya, pasca merebaknya virus corona di Indonesia, peneliti dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia temukan obat penangkal dan pencegahan penyebaran virus yang berasal dari Wuhan, China tersebut.

Muhamad Sahlan, peneliti FTUI tersebut mengembangkan senyawa propolis asli Indonesia yang dihasilkan oleh lebah Tetragonula biroi aff, sebagai alternatif pengobatan dan pencegahan penyebaran Virus Corona (COVID-19).

“Propolis tersebut terbukti memiliki komponen penghambat alami yang dapat digunakan untuk menghasilkan obat dengan efek negatif minimal baik terhadap tubuh manusia maupun sumber daya alam yang tersedia,” tulis Sahlan dalam keterangan resmi yang diterima Tempo, Rabu 4 Maret 2020.

Dekan FTUI Hendri D.S. Budiono mengatakan, penelitian yang dilakukan oleh Muhamad Sahlan, dan timnya ini belum masuk kedalam tahapan klinis karena Indonesia sendiri baru mengumumkan pasien positif Corona pada Senin 2 Maret lalu.

“Akan tetapi hasil penelitian ini tentu sangat menjanjikan untuk dikembangkan menjadi alternatif obat dari Indonesia untuk menyembuhkan maupun mengurangi perkembangan virus Corona tidak hanya di Indonesia tetapi juga ke negara lain,” demikian Hendri.

Berita terkait

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

8 jam lalu

Gejala Baru pada Pasien DBD yang Dialami Penyintas COVID-19

Kemenkes mendapat beberapa laporan yang menunjukkan perubahan gejala pada penderita DBD pascapandemi COVID-19. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

14 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

20 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

23 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

1 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

2 hari lalu

Gagas Pengungsian Ramah Lingkungan, Mahasiswa UI Pertahankan Juara CIOB

Mahasiswa FTUI kembali memenangkan kompetisi proyek konstruksi inovatif yang diadakan CIOB. Tim UI mencetuskan shelter ramah lingkungan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

6 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

7 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

8 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

11 hari lalu

Jurnal Internasional IJTech Milik FTUI Kembali ke Posisi Q1

IJTech milik FTUI kembali menjadi jurnal terindeks kuartil tertinggi (Q1) berdasarkan pemeringkatan SJR yang dirilis pada April 2024

Baca Selengkapnya