Prediksi Dentuman di Jawa, Dari Petir Hingga Longsoran Tanah
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Aditya Budiman
Minggu, 12 April 2020 07:32 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Suara dentuman yang terdengar di sejumlah wilayah Jawa bagian barat pada Sabtu dini hari kemarin masih menjadi misteri. Dentuman tersebut terdengar oleh sejumlah warga di kawasan Jakarta, Depok, Bogor hingga Kuningan, Jawa Barat.
Gelegar suara awalnya diduga berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Belakangan, dugaan dentuman yang berasal dari erupsi gunung diragukan. Berikut sejumlah laporan yang dihimpun Tempo ihwal dentuman yang terjadi Sabtu dini hari kemarin:
Netizen Riuh Laporkan Dengar Dentuman
Sejumlah netizen melaporkan ada suara dentuman keras yang membuat jendela dan pintu rumah bergetar. Suara dentuman itu terdengar oleh netizen yang tinggal di Jakarta, Depok, Bogor hingga Kuningan, Jawa Barat.
“Saya di Kabupaten Bogor masih mendengar suara dentuman itu. Apa ada kaitan dengan erupsi Gunung Anak Krakatau?” kata seorang netizen bernama Rahmat lewat cuitan kepada akun @BNPB_Indonesia pada Sabtu, 11 April 2020.
Netizen lainnya yang menggunakan nama Wu meminta akun @BNPB_Indonesia untuk menjelaskan penyebab suara dentuman yang terdengar. “Apa bener ini karena erupsi Krakatau? Atau gimana?,” kata dia.
Netizen lainnya yang menggunakan nama Ikbal mengatakan suara dentuman itu masih terasa hingga pukul 2.23, Sabtu, 11 April 2020. Seorang netizen yang mengaku tinggal di daerah Anyer mengaku tidak mendengar suara dentuman ini. “Di Anyer malah tidak terdengar kaya gituan,” kata netizen yang menggunakan nama Cher.
Duga Dentuman dari Erupsi Anak Krakatau
Pakar Vulkanologi Surono menduga sumber suara yang didengar oleh sebagian orang di Jabodetabek berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau. Ia menduga suara itu muncul bersamaan dengan erupsi.
"Yang pasti Gunung Anak Krakatau meletus. Namun saya tidak punya data sumber dentuman secara pasti. Namun pada saat masyarakat mendengar dentuman bersamaan dengan letusan Anak Krakatau. Bisa terjadi yang terdengar suara dentuman dari Gunung Anak Krakatau," kata Surono saat dihubungi, Sabtu 11 April 2020.
BMKG Sebut Dentuman Bukan dari Erupsi
Kepala Pusat Data dan Informasi Badan Penanggulangan Nasional Bencana (BNPB) Agus Wibowo belum mendapat informasi terbaru tentang suara dentuman yang didengar sejumlah masyarakat pada Sabtu, 11 April 2020.
"Belum ada. Masih dari PVMBG (Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi) bahwa bukan dari erupsi Gunung Anak Krakatau," ujar Agus saat dihubungi pada Sabtu, 11 April 2020.
Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Rudy Suhendar pun menegaskan suara dentuman yang terdengar masyarakat di sebagian Jakarta dan Bogor bukan berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
"Sejak awal letusan sampai sekarang di pos pengamatan Banten tidak terdengar dentuman sehingga tidak bisa dikaitkan antara erupsi dengan dentuman," kata Rudy seperti disiarkan lewat akun Instagram resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ESDM pada Sabtu, 11 April 2020.
<!--more-->
Dentuman Dari Petir di Gunung Gede dan Salak
Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG Kementerian ESDM, Hendra Gunawan, mengatakan dentuman terdengar dari pos pengamat Gunung Gede dan Gunung Salak pada Jumat malam, 10 April 2020. Namun, Hendra memperkirakan dentuman tersebut berasal dari hujan petir di kedua gunung tersebut.
"Di Pos Gunung Salak mengidentifikasi dentuman petir, tapi cuaca tidak hujan di sekitar pos," ujar Hendra saat dihubungi Tempo, Sabtu, 11 April 2020.
Ia memastikan kondisi kedua gunung masih aman alias tidak mengalami erupsi. Aktivitas Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda tak mempengaruhi aktivitas kedua gunung di kawasan Bogor tersebut.
Ahli Fisika Duga Ada Longsoran Tanah
Ahli dari Laboratorium Bumi dan Antariksa Departemen Pendidikan Fisika Universitas Pendidikan Indonesia, Judhistira Aria Utama, menduga bunyi dentuman yang terjadi pada Sabtu kemarin, berasal dari longsoran bawah tanah.
"Suaranya terdengar dari dalam bumi seperti suara meriam dan berulang meski tidak ajeg jeda waktunya. Boleh jadi bersumber dari longsoran bawah tanah," kata Judhistira melalui keterangan tertulis, Sabtu, 11 April 2020.
Menurut dia, longsoran yang dipicu deformasi batuan yan melampaui batas elastisitas batuan akan disertai pelepasan energi yang terdengar sebagai suara dentuman. Namun, dengan informasi yang terbatas memang masih sulit untuk menyimpulkan sumber dari suara dentuman tersebut.
IMAM HAMDI | ZULNIS FIRMANSYAH | FIKRI ARIGI