BIN Gelar Rapid Test Massal di Pasar Bogor

Senin, 11 Mei 2020 19:58 WIB

Petugas medis melayani warga yang menjalani rapid test virus Corona di Terowongan Kendal, kawasan Sudirman, Jakarta, Rabu, 6 Meil 2020. BIN menyiapkan empat unit laboraturium berjalan yang mempunyai kapasitas uji 1.248 sampel per hari, yang digunakan untuk menggelar tes di daerah Jakarta dan sekitarnya. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Bogor - Badan Intelijen Negara (BIN) bekerja sama dengan Pemerintah Kota Bogor melaksanakan rapid test massal secara acak di Pasar Bogor, Senin. Rapid test dilakukan terhadap ratusan pedagang, petugas, dan pengunjung Pasar Bogor untuk mendeteksi penyebaran Covid-19.

BIN menyediakan sebanyak 500 rapid test kit untuk melakukan tes kepada warga yang ada di Pasar Bogor, di Jalan Bata, Suryakencana, Kota Bogor.

Pada pelaksanaan rapid test massal tersebut, BIN membawa dua unit laboratorium bergerak milik BIN untuk mempercepat pemeriksaan sampel swab jika ditemukan ada warga yang hasilnya reaktif.

Staf Khusus Kepala BIN, Mayor Jenderal TNI (Purn) Neno Hermiano kepada pers mengatakan, BIN melakukan rapid test secara bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk mendeteksi dan berupaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

Menurut Neno Hermiano, BIN memilih tempat keramaian seperti pasar tradisional dan stasiun kereta api dalam melakukan rapid test, karena tempat keramaian tersebut berpotensi terjadinya penyebaran COVID-19.

Neno menjelaskan, jika dari rapid test ditemukan ada warga yang hasilnya reaktif maka bisa langsung dilakukan swab test melalui uji Polymerase Chain Reaction (PCR) di laboratorium bergerak. "Mudahan-mudahan kita tidak mendapatkan hasil reaktif, apalagi positif, supaya kita merasa tenang," kata Neno.

Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto yang hadir meninjau pelaksanaan rapid test itu mengatakan, potensi penyebaran COVID-19 ada pada tempat-tempat yang terjadi kerumunan, seperti stasiun kereta api dan pasar tradisional. "Di pasar tradisional ini agak repot, karena masih banyak pelanggaran menjaga jarak fisik," katanya.

Bima menjelaskan, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19 tergantung pada intensif atau tidaknya melakukan rapid test dan swab test, terutama di tempat keramaian.

Menurut Bima, penerapan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) tidak ada artinya jika tidak diimbangi dengan rapid test dan swab test massal.






Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

3 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

9 jam lalu

Heboh Efek Samping AstraZeneca, Pernah Difatwa Haram MUI Karena Kandungan Babi

MUI sempat mengharamkan vaksin AstraZeneca. Namun dibolehkan jika situasi darurat.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

12 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

21 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

23 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

1 hari lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

1 hari lalu

Tinjau Harga Kebutuhan Pokok di Pasar Seketeng Sumbawa, Jokowi: Cenderung Turun

Presiden Joko Widodo alias Jokowi menuturkan harga bawang merah dan bawang putih dipatok Rp 40 ribu per kilogram.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

2 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

3 hari lalu

Gelar Nobar Laga Semifinal Piala Asia U-23 2024, BIN Sebut Perjalanan Timnas U-23 Indonesia Luar Biasa

Setelah gagal ke final Piala Asia U-23 2024 usai dikalahkan Uzbekistan, timnas U-23 Indonesia kejar posisi ketiga demi tiket Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya