New Normal, Epidemiolog: Rumah Ibadah Bertahap, Sekolah Terakhir

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 4 Juni 2020 10:40 WIB

Petugas pemadam kebakaran dan penyelamatan DKI Jakarta menyemprotkan disinfektan di Masjid Istiqlal Jakarta, Rabu, 3 Juni 2020. Penyemprotan tersebut sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona (COVID-19) di rumah ibadah jika nantinya kembali dibuka untuk umum saat pemberlakuan tatanan hidup normal baru (new normal). ANTARA/Nova Wahyudi

TEMPO.CO, Jakarta -Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, menyarankan pemerintah menunda pembukaan sekolah di new normal hingga penyebaran virus bisa dikendalikan.

"Pembukaan sekolah merupakan kebijakan yang paling belakangan," kata Tri saat dihubungi, Rabu, 3 Juni 2020.

Tri menuturkan jika pemerintah memaksakan mau menerapkan transisi kebijakan dari pembatasan sosial menuju new normal atau tatanan hidup baru di tengah pandemi Corona, pembukaan harus dilakukan secara bertahap.

Salah satu yang bisa dibuka di new normal adalah rumah ibadah. Namun, pembukaan rumah ibadah juga harus dilakukan bertahap. Rumah ibadah seperti Masjid Istiqlal yang besar, Tri menyarankan hanya untuk menampung sepertiga dari kapasitasnya. "Kalau setengahnya belum aman."

Selain itu, protokol kesehatan juga harus diperhatikan seperti penggunaan masker, pemeriksaan suhu tubuh dan penempatan wetapel untuk mencuci tangan. "Pembukaan rumah ibadah juga harus diperhatikan. Pembatasan harus benar-benar dijaga."

Advertising
Advertising

Pemerintah juga bisa membuka tempat wisata yang berada di luar ruangan. Waktu pembukaan, harus dipastikan mulai pukul 08.00. "Tempat wisata indor jangan dulu dibuka. Kalau yang outdoor lebih mudah diatur jaga jaraknya."

Selain itu, mall baru bisa dibuka dengan protokol Covid-19 yang sangat ketat. Pembukaan pusat perbelanjaan juga harus ini harus bisa dipastikan bahwa jaga jarak fisik antar pengunjung bisa dilakukan. "Pembukaan harus melihat faktor kesehatan."

Tri menuturkan pembukaan lokasi yang rawan menjadi klaster baru seperti sekolah bisa dilakukan jika angka penularan stabil dan bertahan selama sepekan. Angka penularan yang aman, menurut Tri, berada di angka 10-20 kasus per hari.

Artinya di Ibu Kota, pemerintah harus memastikan penularan di lima wilayah kota administrasi tidak lebih dari lima kasus per hari. Jika penularan masih 40-60 kasus baru per hari, Tri menyarankan pemerintah tidak membuka sektor bisnis maupun lainnya.

"Sebenarnya DKI belum siap untuk transisi new normal. Sebab, masih tinggi angka penularannya," ujarnya.

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

13 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

14 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

28 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

34 hari lalu

Wali Kota Banjarbaru Serahkan Hibah untuk Rumah Ibadah di Landasan Ulin

Wali Kota Banjarbaru, H. M. Aditya Mufti Ariffin, menjalankan rangkaian Safari Ramadhan dengan menyampaikan hibah untuk Rumah Ibadah

Baca Selengkapnya

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

41 hari lalu

Pegadaian Peduli Rumah Ibadah, Bangun Masjid Al Hikmah di Sumatera

Masjid mengusung konsep dan tema Green Architecture

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

28 Januari 2024

Kampanye di Sumut, Mahfud MD Janji Permudah Pendirian Rumah Ibadah hingga Buka 17 Juta Lapangan Kerja

Kampanye di Sumalungun, Sumater Utara, Mahfud MD janjikan akan permudah pendirian rumah ibadah, hingga buka 17 juta lapangan kerja.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya