Anggota DPRD DKI Tulis Surat Terbuka untuk Mas Menteri Nadiem

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Senin, 15 Juni 2020 09:20 WIB

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim.

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani, menulis surat terbuka untuk Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim. Surat terbuka tersebut ditulis lantaran Zita melihat Nadiem belum memberikan solusi yang jelas untuk proses belajar jarak jauh

"Kita belum ada panduan yang jelas. Kasihan anak-anak. Apalagi dari keluarga yang tidak mampu, BLT dari pemerintah habis buat hidup, bagaimana mau beli paket internet. Anak-anak bisa depresi dan trauma," kata Zita melalui keterangan tertulisnya, Senin, 15 Juni 2020.

Zita berharap Nadiem membaca suratnya di tengah kesibukannya sebagai menteri yang mempersiapkan sistem pendidikan di tengah wabah ini. Zita juga siap untuk berdialog dengan Nadiem untuk mencari solusi sistem pendidikan yang tepat saat ini.

Zita berharap Mendikbud menyempatkan diri membaca surat terbukanya dan membuka dialog seluas-luasnya dengan pelaku pendidikan.

"Di DKI, kami sudah coba dorong apa yang kami bisa, namun kuncinya ada di pemerintah pusat. Tidak mungkin daerah bikin kurikulum sendiri. Juplak-juknis kan harus dari pemerintah pusat. Kami harap Mas Menteri membuka ruang bicara seluas-luasnya hari ini," ujarnya.

Advertising
Advertising

Berikut surat terbuka yang ditulis oleh Zita:

Surat Terbuka Untuk Mas Menteri Nadiem

"Cara Terbaik Mendidik Anak Adalah Dengan Kasih Sayang"


Yang saya hormati Mas Menteri Nadiem, saya memanggil begitu, karena Mas Menteri yang memintanya. Tentunya, tidak lah sulit bagi saya memenuhi permintaan dari seorang pejabat tinggi di negara yang sangat saya cintai ini. Mas Menteri yang dulu saya kenal sudah berbeda dengan Mas Menteri yang sekarang. Dulunya, CEO-nya tukang ojek, sekarang sudah menjadi CEO-nya guru-guru. Urusanya beda, masalahnya juga beda.

Saya ini seorang Ibu, sekaligus seorang pengajar taman kanak-kanak. Saya habiskan waktu di dalam dan luar rumah lebih banyak bersama anak-anak. Saya sudah tidak lihat lagi ada beda, mana anak saya, mana anak orang lain. Yang jelas, semua anak perlu untuk disayangi. Itu yang mereka inginkan. Itu pula satu-satunya jalan memasuki dunia mereka.

Mencintai anak tentunya tidak dapat mencabutnya dari dunianya. Bermain, belajar, dan mengenali peran dan statusnya. Pendidikan bukan hanya soal mengikuti kurikulum, tambah-kurang, bagi-bagi, juga kali-kali, apalagi critical thinking yang selalu Mas Menteri kampanyekan kemana-mana. Lebih daripada itu, anak-anak harus dicintai di dalam berbagai situasi.

Sekarang, Covid-19 membuat kita semua mesti berpikir lebih jauh. Semua media kita untuk menyampaikan afeksi sudah tidak lagi bekerja. Rasa cinta dan sayang tidak lagi dikirimkan lewat cara yang biasa. Kami harap Mas Nadiem menjadi juru selamat untuk seluruh anak Indonesia.

Banyak dari anak-anak sudah tidak lagi fokus dan temperamental dalam situasi ini di dalam rumah. Orang berada, mungkin, tidak lah terlalu sulit memenuhi keinginannya. Namun, orang-orang tua biasa yang harus menunggu BLT dari pemerintah, tentunya tidak akan mampu berpikir soal paket internet anaknya. Ini tentunya parah sekali, berpikir saja sudah tidak mampu. Anak pun pasti ikut merasakan cemas, trauma, dan takut.

Bahaya sekali bila anak-anak merasa tidak dicintai oleh negaranya. Mereka akan tumbuh sebagai generasi yang dapat diisi oleh berbagai paham apa pun. Ketika negara banyak berkampanye soal Pancasila, UUD 1945, dan antiradikalisme, namun sebagian warganya tumbuh tanpa merasakan cinta dan sayang dari negara. Ini ironis.

Saya berharap Mas Nadiem segera bertindak, kurangi beban berat yang harus dipikul oleh anak-anak. Datang lah ke rumah kami, berikan kepastian untuk anak-anak yang kami cintai. Kami ingin mereka kembali tersenyum, hadirkan kembali dunianya, meski tidak lagi seperti dahulu. Istilahnya bisa macam-macam. Mas Menteri dan jajaran tentunya jauh lebih pintar membuat konsep. Maka, kami berharap Mas Menteri juga bisa memberi lebih banyak kasih sayang kepada anak-anak Indonesia.

Siapkan pedoman bagi pendidik hadapi new normal. Berikan bekal yang cukup dan terukur. Bila situasi memungkinkan ke sekolah, kita buka sekolah, namun bila mengharuskan kembali belajar dari rumah, semuanya harus jadi lebih siap.

Sebagai pendidik, kami ingin ada panduan yang jelas untuk belajar jarak jauh, berapa jam harus belajar online, aplikasi yang digunakan apa, sampai berapa besar subsidi Kuota Internet (DiKI). Bahkan, yang tidak punya gadget canggih pun harusnya dapat menikmati haknya. New normal jangan sampai mengakibatkan new problem dan new discrimination.

Kami ingin anak-anak merasa dicintai, tidak iri dengan sebagian kawannya yang berpunya, mampu membeli pelayanan pendidikan terbaik dari pihak swasta, yang lebih besar perhatian dan baik pelayanannya. Namun bagaimana dengan yang tidak mampu?

Besar harapan kami kepada Mas Menteri, semoga sehat selalu dalam bekerja. Anak-anak kami menantikan cinta dari Mas Menteri yang mereka sangat sayangi.


Zita Anjani
Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta
Inisiator Bunda Pintar Indonesia

Berita terkait

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

2 hari lalu

Jika Prabowo Tunjuk Mendikbud dari Muhammadiyah, Darmaningtyas: Tak Masalah, Asal...

Darmaningtyas mengatakan tak masalah jika Mendikbud era Prabowo dari Muhammadiyah, asal tokoh tersebut berlatar belakang dunia pendidikan.

Baca Selengkapnya

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

13 hari lalu

4 Poin Seruan KIKA soal Kasus Kumba Digdowiseiso dan Pelanggaran Akademik

Soal kasus Kumba Digdowiseiso, begini poin seruan KIKA atas kasus pelanggaran akademik.

Baca Selengkapnya

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

13 hari lalu

KIKA Minta Nadiem Tak Ragu Copot Status Guru Besar Kumba

Nadiem diharapkan bisa mengambil tindakan tegas.

Baca Selengkapnya

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

15 hari lalu

Viral Soal Pakaian Adat Seragam Sekolah, Kota di Sumbar Telah Menerapkannya

Salah satu daerah yang menerapkan kebijakan Permendikbud Ristek soal pakaian adat sebagai seragam sekolah pada waktu tertentu adalah Bukittinggi.

Baca Selengkapnya

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

15 hari lalu

Setelah Pramuka Tak Jadi Ekskul Wajib, Kebijakan Kemendikbud Soal Seragam Sekolah Disorot Publik

Dua kebijakan Kemendikbud dapat sorotan publik, soal Pramuka tak lagi jadi ekskul wajib dan seragam sekolah.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

16 hari lalu

Tanggapan Kemendikbudristek Soal Heboh Perubahan Seragam Sekolah, Bagaimana Aturannya?

Seragam sekolah sempat diisukan alami perubahan, begini respons Kemendikbudristek. Begini bunyi Permendikbudristek soal Seragam Sekolah.

Baca Selengkapnya

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

20 hari lalu

Kwarnas Enggan Diskusi dengan Pemerintah soal Pramuka Sebelum Permendikbudristek 12/2024 Direvisi

Kwarnas masih enggan membahas pengembangan pendidikan Pramuka sebelum permendikbudristek direvisi

Baca Selengkapnya

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

26 hari lalu

Ketua Kwarnas Pramuka Budi Waseso Minta Permendikbudristek No 12/2024 Dicabut

Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Budi Waseso mengingatkan pramuka sudah ada sejak zaman kemerdekaan.

Baca Selengkapnya

Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

26 hari lalu

Soal Polemik Pramuka, JPPI: Bungkusnya Bisa Berbeda, yang Penting Muatannya Masuk

Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) setuju dengan kebijakan terbaru Nadiem soal ekskul Pramuka yang tak wajib.

Baca Selengkapnya

Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

27 hari lalu

Pro-Kontra Pramuka Jadi Ekstrakurikuler Tak Wajib bagi Siswa di Sekolah

Mahfud Md mengaku, saat menjabat Menkopolhukam, dia mengusulkan agar posisi Pramuka di sekolah dikuatkan dan dinaikkan anggarannya.

Baca Selengkapnya