PSBB, Epidemiolog: Isolasi Mandiri di Rumah Tak Efektif

Rabu, 1 Juli 2020 23:34 WIB

Empat keluarga Kelurahan Papanggo, Tanjung Priok, Jakarta Utara usai mudik berhasil masuk Jakarta tanpa Surat Izin Keluar Masuk (SIKM) harus menjalani isolasi mandiri. Dok Humas Pemkot Jakarta Utara

TEMPO.CO, Jakarta - Angka penularan Covid-19 yang masih tinggi di masa PSBB transisi menunjukkan lemahnya pengawasan pemerintah terhadap pasien isolasi mandiri di rumah. Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengatakan pemerintah harus lebih ketat mengawasi pasien positif Covid-19 yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

"Angka kasus naik karena saya lihat isolasi mandiri di rumah tidak efektif. Jadi penularan lokal terus terjadi," kata Tri saat dihubungi, Rabu, 1 Juli 2020.

Adapun penularan Covid-19 pada pekan keempat mencapai 150 kasus baru per hari.

Epidemiolog UI itu mengatakan, banyak pasien yang semestinya menjalani isolasi mandiri tapi masih bisa keluar rumah. Pemerintah harus mengambil langkah tegas dalam mengawasi pasien yang menjalani isolasi mandiri di rumah.

Jika sistem karantina mandiri tidak efektif bagi sebagian orang, pemerintah harus membawa mereka ke tempat karantina yang dikelola pemerintah. "Karena selama ini yang menjalani isolasi di rumah sakit, hanya pasien yang gejalanya sedang dan berat. Yang ringan boleh isolasi di rumah, tapi sebagian tidak efektif dan penularan akhirnya masih terus jalan di populasinya," ujarnya.

Sebagian besar penularan terjadi pada kasus tunggal. Artinya, orang yang terinfeksi menularkan di lingkungan mereka karena karantina dan pelacakan tidak maksimal.

Belum lagi saat ini pasar tradisional telah menjadi klaster penularan Covid-19. "Pemerintah harus memberikan perhatian lebih pada isolasi kasus. Sebab, saat ini sudah menerapkan transisi new normal."

Advertising
Advertising

Pemprov DKI telah meminta saran dari epidemiolog UI ini untuk menanggulangi penularan wabah yang semakin tinggi pada Selasa kemarin. Tri hanya menyarankan agar pemerintah menerapkan protokol kesehatan ditambah penggunaan face shield bagi warga yang keluar rumah.

"Jadi harus pakai masker dan face shield kalau keluar rumah serta rutin cuci tangan dan tetap jaga jarak."

Selain memperketat isolasi mandiri dan protokol kesehatan, Pemprov DKI Jakarta juga harus fokus dalam mengetatkan karantina lokal di zona merah. Beberapa rukun warga (RW) yang masih masuk kategori zona merah harus menerapkan karantina wilayah yang ketat. "Lakukan benar-benar pembatasan dan isolasi kasus di zona merah."

Berita terkait

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

12 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

20 hari lalu

Ratusan Kilogram Beras dan Minyak Goreng Ditemukan di Jalur Tikus Indonesia-Malaysia

Badan Karantina di Pos Lintas Batas Negara Entikong menemukan ratusan kilogram beras dan minyak goreng di jalur tikus perbatasan RI-Malaysia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

26 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

17 Februari 2024

Gagalkan Penyelundupan Satwa Liar, Karantina Bakauheni Serahkan 2.830 Burung ke BKSDA untuk Dilepasliarkan

Petugas karantina memperoleh informasi dari masyarakat bahwa akan ada penyelundupan satwa jenis burung ke Pulau Jawa melalui Pelabuhan Bakauheni.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

31 Desember 2023

Pesan Epidemiolog untuk Cegah Penularan Penyakit Saat Libur Akhir Tahun

Momentum libur akhir tahun juga bisa menjadi peluang penyebaran penyakit menular, seperti Covid-19.

Baca Selengkapnya