Epidemiolog Sarankan DKI Ketatkan Pengawasan Tiga Bulan Lagi

Reporter

Imam Hamdi

Senin, 13 Juli 2020 10:13 WIB

Ilustrasi virus Corona atau Covid-19. Shutterstock

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli epidemiologi dari Universitas Indonesia, Syahrizal Syarif, menyarankan Pemerintah DKI agar mengetatkan pengawasan untuk mengendalikan pandemi virus Corona. "Pengawasan ketat paling tidak perlu selama dua sampai tiga bulan lagi," kata epidemiolog itu melalui pesan teks, Ahad, 12 Juli 2020.

Menurut dia, penanganan wabah saat ini semakin tidak terkendali karena pemerintah abai dalam mengawasi protokol kesehatan warganya. Kebijakan ini berlaku untuk area orang yang berada bersama dalam waktu yang lama. "Lakukan karantina lokal di RT atau RW yang masuk zona merah."

Sejumlah kasawan yang perlu mendapatkan perhatian ketat, menurut Syahrizal, di antaranya pabrik, perkantoran, pasar tradisional, asrama sekolah atau pesantren hingga wilayah yang masuk zona merah.

Selain itu, menurut dia, perlu adanya penyaringan siapa saja yang masuk ke tempat banyak orang. Setelah ada di dalam lokasi yang rawan itu, protokol kesehatan wajib diawasi dengan ketat. "Cek suhu yang keluar masuk dan hilangkan kontak fisik dengan orang lain."

Jika ada pekerja yang tertular, semuanya harus menjalani pemeriksaan dan isolasi diri dengan ketat. Wabah ini hanya bisa dikendalikan dengan kedisiplinan warganya.

Epidemiolog itu mengatakan Indonesia harus berkaca kepada Amerika. Di negara Abang Sam, kata dia, wabah telah melandai, tapi kembali naik dengan cepat. Bahkan, menyentuh angka penularan harian sebanyak 55 ribu kasus per hari.

Menurut dia, penularan wabah ini sangat sulit diprediksi. Jika salah langkah, wabah semakin tidak terkendali dan banyak yang menjadi korban."Tanpa adanya vaksin dan tindakan pencegahan nyata tidak bisa diramalkan kapan wabah ini berakhir," Ia mengingatkan bahwa Indonesia belum mencapai puncak wabah karena kemampuan pemeriksaan laboratorium masih kurang.

Advertising
Advertising

Penularan virus Corona mencetak rekor tertinggi baru selama pandemi ini berlangsung. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengumumkan penambahan kasus sebanyak 404 kasus positif Covid-19 pada Ahad, 12 Juli 2020. Dengan penambahan itu kasus positif Covid-19 di DKI, kini mencapai 14.361 kasus.

Berita terkait

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

9 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

23 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

46 hari lalu

4 Tahun Pandemi Covid-19, TPU di Jakarta sempat Kehabisan Tempat Penguburan Korban Virus Corona

Di Jakarta, setidaknya ada dua TPU yang jadi tempat permakaman korban saat pandemi Covid-19, yakni TPU Tegal Alur dan Pondok Ranggon.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

47 hari lalu

Kilas Balik Hari-hari Menegangkan 4 Tahun Lalu Saat Mula Wabah Pandemi Covid-19

WHO tetapkan 11 Maret 2020 sebagai hari pertama pandemi global akibat wabah Covid-19. Kini, 4 tahun berlalu, masihkan patuhi protokol kesehatan?

Baca Selengkapnya

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

52 hari lalu

Pria Ini Sudah Disuntik Vaksin Covid-19 217 Kali, Apa Dampaknya?

Seorang pria di Jerman mendapat suntikan Vaksin Covid-19 sebanyak 217 kali dalam waktu 29 bulan.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

18 Januari 2024

Kasus Positif Covid-19 di Rusia Naik

Kasus positif Covid-19 di Rusia mengalami kenaikan, namun begitu kampanye imunisasi vaksin virus corona dianggap belum perlu.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

6 Januari 2024

Ragam Istilah Ketika Pandemi Covid-19, Masih Ingat dengan Social Distancing?

Kendati Covid-19 tidak lagi berstatus pandemi jadi endemi Covid-19, tapi masyarakat diimbau agar tetap waspada. Ini istilah saat Covid-19 mewabah.

Baca Selengkapnya