Pertumbuhan Ekonomi Jakarta Anjlok ke Rekor Titik Terendah: Minus 8,22 Persen

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Dwi Arjanto

Kamis, 6 Agustus 2020 14:43 WIB

Sejumlah kuli panggul menunggu pengguna jasanya di Pasar Blok A Tanah Abang, Jakarta, Selasa 30 Juni 2020. Pemerintah menutup sementara lima pasar di Tanah Abang, antara lain Pasar Blok A, Pasar Blok B, Pasar Grosir Metro, Pasar Central, dan Pasar Mode selama tiga hari mulai Rabu (1/7/2020) setelah sebelumnya ditemukan kasus 10 pedagang positif COVID-19 usai menjalani tes usap. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra

TEMPO.CO, Jakarta -Pertumbuhan ekonomi Jakarta pada triwulan II/2020 (year-on-year) anjlok alias kontraksi minus 8,22 persen.

Badan Pusat Statistik disingkat BPS DKI Jakarta menyatakan bahwa angka tersebut merupakan yang terendah selama kurun waktu sepuluh tahun terakhir.

"Meskipun tidak sedalam saat krisis ekonomi tahun 1998," tulis Berita Resmi Statistik dari Badan Pusat Statistik DKI Jakarta, Rabu, 5 Agustus 2020.

Badan Statistik DKI Jakarta menyebutkan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar disingkat PSBB Jakarta sebagai upaya menahan laju penyebaran Covid-19 berdampak besar pada kinerja ekonomi. Karena kebijakan tersebut hampir menghentikan seluruh aktivitas masyarakat.

Pariwisata menjadi sektor yang pertama kali terdampak atas kebijakan tersebut. Fakta tersebut terlihat dari nilai tambah sektor hotel, restoran, transportasi, dan jasa lainnya yang terkontraksi sangat dalam. Sektor industri pengolahan dan konstruksi kemudian mengikuti di belakangnya, yang juga mengalami kontraksi.

"Lebih lanjut, melemahnya kinerja pada sektor-sektor tersebut berimbas pada terkontraksinya kinerja sektor Perdagangan. Hal tersebut dikarenakan turunnya permintaan bahan baku dan penolong," tulis Badan Pusat Statistik DKI Jakarta.

Advertising
Advertising

Badan Pusat Statistik DKI Jakarta menyatakan penurunan kinerja perekonomian itu telah melemahkan daya beli masyarakat dan menyebabkan menurunnya konsumsi rumah tangga. Tingkat inflasi yang terkendali dengan baik tidak cukup mengimbangi penurunan pendapatan masyarakat. Sehingga pengeluaran konsumsi rumah tangga (PKRT) terkontraksi cukup dalam, yaitu minus 5,23 persen (year-on-year) dan tidak mampu lagi menjadi penggerak perekonomian Jakarta.

Melemahnya agregat permintaan secara total juga menginspirasi pelaku usaha untuk menunda investasi. Fakta ini menyebabkan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) terkontraksi dalam sebesar minus 10,36 persen (year-on-year).

Selain itu, sebagai bagian dari masyarakat global yang terdampak pandemi Covid-19, tekanan ke perekonomian Jakarta juga datang dari luar. Yaitu, terkait menurunnya arus barang dan jasa yang keluar-masuk di Ibu Kota.

Berita terkait

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

25 menit lalu

LPEM FEB UI Prediksi Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Kedua 2024 Melambat

BPS menyatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia 5,11 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy) pada triwulan I 2024.

Baca Selengkapnya

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

57 menit lalu

Indef Minta Pemerintah Antisipasi Penurunan Konsumsi pada Triwulan II

Pemerintah diminta untuk mengantisipasi potensi menurunnya kinerja konsumsi rumah tangga terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada triwulan II 2024.

Baca Selengkapnya

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

9 jam lalu

Jokowi soal Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen: Menumbuhkan Sebuah Optimisme

Presiden Jokowi mengatakan pertumbuhan ekonomi sebesar 5,11 persen di kuartal pertama tahun ini patut disyukuri.

Baca Selengkapnya

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

13 jam lalu

Eks Menteri Keamanan Panama Menang Pilpres dengan Dukungan Mantan Presiden

Eks menteri keamanan Panama memenangkan pilpres setelah menggantikan mantan presiden Ricardo Martinelli dalam surat suara.

Baca Selengkapnya

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

14 jam lalu

Kepala Bappenas Sanjung Pemerintahan Jokowi: Ekonomi RI Stabil di Kisaran 5 Persen

Menteri PPN/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa menyanjung pemerintahan Presiden Jokowi karena pertumbuhan ekonomi RI stabil pada kisaran 5 persen.

Baca Selengkapnya

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

1 hari lalu

India Sangkal Pernyataan Xenophobia Joe Biden, Ini Sebabnya

Joe Biden mengatakan xenophobia di Cina, Jepang dan India menghambat pertumbuhan di masing-masing negara, sementara migrasi berefek baik bagi ekonomi.

Baca Selengkapnya

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

1 hari lalu

Wakil Sri Mulyani Harap Pertumbuhan Ekonomi 5,11 Persen Bisa Gaet Investor

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara angka pertumbuhan ekonomi kuartal pertama 2024 bisa menjadi basis.

Baca Selengkapnya

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

1 hari lalu

Rupiah Menguat ke Level Rp 16.025 per Dolar AS

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menguat dalam penutupan perdagangan hari ini ke level Rp 16.025 per dolar AS.

Baca Selengkapnya

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

1 hari lalu

Sri Mulyani: Pertumbuhan Ekonomi Kuartal Pertama 2024 Tingkatkan Lapangan Pekerjaan

Kementerian Keuangan mencatat di tengah gejolak ekonomi global perekonomian Indonesia tetap tumbuh dan mendorong peningkatan lapangan pekerjaan.

Baca Selengkapnya

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

1 hari lalu

BPS: Pertumbuhan Ekonomi Triwulan I 2024 Tumbuh, Tertinggi Sejak 2015

Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2024 yang tercatat 5,11 persen secara tahunan

Baca Selengkapnya