Epidemiolog: Tak Ada Formula Tekan Covid-19 di DKI Selain PSBB Ketat

Reporter

Imam Hamdi

Senin, 10 Agustus 2020 13:20 WIB

Warga berfoto selfie di depan Kawasan Monumen Nasional, Jakarta, Ahad, 26 Juli 2020. Sejumlah warga mulai mengunjungi kawasan Monumen Nasional (Monas) yang saat ini masih ditutup sementara di masa PSBB transisi. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Tri Yunis Miko Wahyono, mengatakan penularan virus Covid-19 di DKI Jakarta, akan semakin sulit dikendalikan selama pemerintah tidak bersedia kembali menerapkan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB dengan ketat. Saat ini, kata dia, terdapat kerancuan kebijakan karena pemerintah telah menerapkan transisi normal baru, tapi masih menerapkan istilah pembatasan sosial berskala besar.

"Yang dilakukan pelonggaran atau pembatasan sosial? Kenyataannya kan sudah pelonggaran," kata Tri saat dihubungi, Senin, 10 Agustus 2020. Energi Pemerintah DKI diperkirakan terkuras habis jika hanya mengandalkan pelacakan dan isolasi pasien.

Pemerintah DKI, bakal semakin sulit mengendalikan virus ini jika angka kasus bertambah tinggi. Apalagi harapan kepada vaksin baru bisa dipakai pada tahun depan. "Itu juga kalau uji klinisnya berhasil."

Menurut Tri, pengendalian yang paling tepat adalah menerapkan protokol kesehatan dan melakukan pembatasan sosial yang ketat di zona merah Covid-19. "Selama masih banyak interaksi dan protokol lemah, mustahil wabah ini bisa diturunkan dengan cepat."

Beberapa negara seperti Malaysia, Filipina dan negara lainnya berani mengambil kebijakan mengkarantina wilayah begitu kasus kembali muncul. Yang terjadi di Jakarta, kasus terus bertambah tinggi, tapi pemerintah masih saja mengabaikannya.

"Untuk menekan angka penularan virus di Jakarta, sudah tidak ada formula lain kecuali kembali melakukan PSBB dengan ketat," ujar epidemiolog itu.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta per 8 Agustus mencatat, penambahan pasien positif Covid-19 di Ibu Kota sebanyak 721 orang dengan total 25.242 kasus. pasien sembuh juga bertambah 509 orang dan meninggal naik 12 orang.

Advertising
Advertising

Penambahan pasien positif ini yang terbanyak selama pandemi Covid-19. Positivity rate-nya 7,4 persen atau di atas standar World Health Organization (WHO), yakni 5 persen.

Berita terkait

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

21 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

14 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

28 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Pemerintah DKI Siapkan Rp 171 Miliar untuk Bantuan KJMU 2024

49 hari lalu

Pemerintah DKI Siapkan Rp 171 Miliar untuk Bantuan KJMU 2024

Pemprov DKI Jakarta, melalui BPKD menyebutkan, anggaran sebesar Rp 171 miliar telah disiapkan untuk KJMU pada tahap I tahun 2024.

Baca Selengkapnya

Alasan DPRD Minta Pemprov DKI Evaluasi Anggaran KJMU

49 hari lalu

Alasan DPRD Minta Pemprov DKI Evaluasi Anggaran KJMU

Anggaran KJMU tahun ini menurun dari awalnya 19 ribu penerima manfaat menjadi tinggal 7 ribu penerima.

Baca Selengkapnya

Alasan PSI Tolak Pin Emas dalam Anggaran Pakaian Dinas Anggota DPRD DKI

52 hari lalu

Alasan PSI Tolak Pin Emas dalam Anggaran Pakaian Dinas Anggota DPRD DKI

PSI menyatakan konsisten menolak kemewahan yang menggunakan anggaran tetapi tidak mengutamakan rakyat.

Baca Selengkapnya

Dinas Pendidikan DKI Buka Kanal Aduan untuk Konsultasi Masalah KJMU

57 hari lalu

Dinas Pendidikan DKI Buka Kanal Aduan untuk Konsultasi Masalah KJMU

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta membuka akses komunikasi melalui kanal aduan untuk masalah KJMU

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

58 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya