Enam Alasan Nawawi Pomolango Adukan Mumtaz Rais yang Telepon di Kabin Garuda

Reporter

Antara

Sabtu, 15 Agustus 2020 11:11 WIB

Wakil Ketua KPK, Nawawi Pomolango, saat memantau hasil penyemprotan disinfektan di Gedung Komisi Pemberantasan Korupsi, Jakarta, Rabu, 18 Maret 2020. Dalam rangka mitigasi dan antisipasi penyebaran wabah virus Corona (Covid-19), KPK melaksanakan ke seluruh area gedung KPK meliputi ruang kerja, Rumah Tahanan Cabang KPK dan Rumah Tahanan Pomdan Jaya Guntur. TEMPO/Imam Sukamto

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Nawawi Pomolango membeberkan alasan mengapa mengingatkan Mumtaz Raiz yang menggunakan ponsel di dalam pesawat Garuda Indonesia rute Gorontalo-Makassar-Jakarta, yang sedang mengisi bensin saat transit, Rabu lalu, 12 Agustus 2020. “Saya meneruskan laporan ke pihak Kepolisian Bandara Soekarno-Hatta," kata Nawawi dalam keterangannya di Jakarta, Sabtu, 15 Agustus 2020.

Sebelum ditegur Nawawi, putera politikus Amien Raiz itu sudah diperingatkan oleh petugas kabin Garuda Indonesia. Peringatan itu tidak diindahkan, Nawawi mengingatkan Mumtaz dan berujung menjadi percekcokan.

Berikut alasan Nawawi Pomolango memperingatkan Mumtaz:

1. Nawawi duduk di kursi yang sederet dengan Mumtaz.
“Yang bersangkutan di 6A dan saya 6K dan tidak ada orang lain lagi di barisan kursi itu," kata Nawawi.

2. Komunikasi telepon seluler yang dilakukan Mumtaz berlangsung di saat pesawat sedang mengisi bahan bakar di Bandara Sultan Hasanuddin di Makassar, Sulawesi Selatan.

3. Cara Mumtaz berkomunikasi dengan suara keras telah sangat mengganggu hak kenyamanan yang seharusnya diperolehnya sebagai sesama penumpang.

4. Mengingatkan setelah peringatan awak kabin diabaikan.

“Upaya berulang awak kabin untuk meminta yang bersangkutan berhenti menelepon tidak diindahkan yang bersangkutan," ujar Nawawi.

5. Kalimat awal yang diucapkannya untuk ikut mengingatkan Mumtaz Rais hanya, "Mas, tolong dipatuhi aja aturannya".

6. Tidak pernah ada acara "maaf-memaafkan" dengan Mumtaz.

Meski Mumtaz telah ditenangkan awak kabin, ia masih terus mengucapkan kata "pahlawan kesiangan" kepada Nawawi.

Saat itu, Nawawi Pomolango mengatakan akan meneruskan urusannya dengan Mumtaz dan menyerahkan laporan kepada kepolisian. "Yang bersangkutan sangat mengetahui kalau saya akan menyampaikan laporan itu. Ada pihak lain yang merupakan teman yang bersangkutan, saat hendak turun pesawat mengucapkan permohonan maaf tetapi yang bersangkutan sendiri telah buru-buru turun tanpa tegur sapa apapun," ujar Nawawi.

Advertising
Advertising

Berita terkait

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

9 jam lalu

Ini 17 Bandara Internasional dan 17 Bandar Udara yang Turun Status

Kementerian Perhubungan memutuskan hanya ada 17 bandar udara yang berstatus bandara internasional dari semula 34 buah.

Baca Selengkapnya

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

3 hari lalu

Terkini: Usulan BTN Program 3 Juta Rumah Prabowo-Gibran, Pro Kontra Rencana Buka Lahan 1 Juta Ha untuk Padi Cina

BTN mengusulkan skema dana abadi untuk membiayai program 3 juta rumah yang dicanangkan oleh pasangan Capres-cawapres terpilih Prabowo-Gibran.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

3 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

3 hari lalu

Wacana Iuran Dana Pariwisata di Tiket Pesawat: Pemerintah Bisa Kantongi Ratusan Miliar Setahun

Pemerintah bisa mengantongi ratusan miliar setahun dari iuran dana pariwisata yang dikenakan pada tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

5 hari lalu

Tolak Iuran Pariwisata di Tiket Pesawat, Garuda Indonesia: Membebani Penumpang

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Saputra menyatakan tidak setuju terhadap rencana penerapan iuran pariwisata di tiket pesawat.

Baca Selengkapnya

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

9 hari lalu

Terpopuler Bisnis: Jalan Tol Palembang - Betung Ditarget Rampung 2025, Rupiah Makin Keok

Kementerian PUPR menargetkan Jalan Tol Palembang - Betung selesai pada 2025. Untuk itu butuh tambahan tim percepatan.

Baca Selengkapnya

Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal

9 hari lalu

Sam Ratulangi Ditutup usai Erupsi Gunung Ruang, Garuda Kembalikan Tiket hingga Ganti Jadwal

Garuda Indonesia memberikan kompensasi berupa tiket penginapan untuk penumpang terdampak erupsi Gunung Ruang yang penerbangannya terkendala. Selain itu, Garuda juga memberikan pilihan refund atau perubahan jadwal penerbangan.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

10 hari lalu

Bandara Soekarno - Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia, Nomor 5 Kategori 70 Juta Penumpang

Skytrax menetapkan Bandara Soekarno - Hatta peringkat 28 terbaik dunia 2024.

Baca Selengkapnya

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

10 hari lalu

Kronologi Penyelundupan Sabu dan Ekstasi dari Medan ke Jakarta Melalui Pesawat Lion Air, Mengapa Bisa Lolos Pemeriksaan?

Bareskrim bersama tim gabungan Bea Cukai Bandara Soekarno-Hatta menangkap penumpang Lion Air yang membawa sabu dan ekstasi dari Medan.

Baca Selengkapnya

Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

10 hari lalu

Bandara Soekarno-Hatta Peringkat 28 Terbaik Dunia 2024, Meroket dari Posisi 43 Dunia

Bandara Soekarno-Hatta naik peringkat dari posisi 43 menjadi 28 terbaik dunia 2024, tertinggi dalam sejarah

Baca Selengkapnya