HUT Ke-75 RI, BIN Ajak Mantan Narapidana Terorisme Ikuti Upacara Bendera

Kamis, 20 Agustus 2020 00:25 WIB

Sejumlah warga binaan berjemur di bawah matahari di Rutan kelas 1, Depok, Jawa Barat, Kamis 2 April 2020. Kementerian Hukum dan HAM menerapkan protokol kesehatan di rumah tahanan (Rutan) dan lembaga pemasyarakatan (Lapas) dengan meminta warga binaan berjemur guna membantu meningkatkan imunitas. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha

TEMPO.CO, Jakarta - Dalam perayaan hari ulang tahun (HUT) ke-75 Republik Indonesia, Badan Intelijen Negara (BIN) mengajak mantan narapidana terorisme (napiter) untuk mengakui kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Salah satu tujuannya agar para mantan napiter dapat kembali diterima oleh masyarakat luas.

"Program deradikalisasi ini dilaksanakan secara terpadu oleh sejumlah kementerian dan lembaga terkait serta melibatkan partisipasi publik," ujar Deputi Komunikasi dan Informasi BIN, Wawan Hari Purwanto, dalam keterangan tertulisnya, Rabu, 19 Agustus 2020.

Salah satu eks napiter yang berhasil mengikuti program deradikalisasi dan mengakui kembali NKRI adalah Paimin. Pria asal Sragen, Jawa Tengah tersebut sebelumnya telah terbukti berusaha berencana meracuni polisi di Polda Metro Jaya ada tahun 2011.

Rencana meracuni anggota polisi itu tak cuma dilakukan olehnya sendiri, tetapi juga delapan orang lainnya. Komplotan ini berhasil ditangkap pada Oktober 2011, sebelum mereka berhasil mengeksekusi rencana itu.

Akibat perbuatannya, Paimin bersama dengan delapan orang anggotanya dipenjara selama 30 bulan di Lapas Klas II A Magelang. Ia kemudian bebas pada April 2014.

Advertising
Advertising

<!--more-->

Kini berkat program deradikalisasi, hidup Paimin berfokus pada usahanya memperbaiki hidup, baik dari sektor ekonomi hingga lingkungan sosialnya. "Bahkan, ada seorang eks napiter lain menjadi ketua kelompok tani ikan di lingkungan tempat tinggalnya, karena dengan rutin mengadakan latihan budidaya ikan secara mandiri," kata Iwan.

Sebagai simbolisasi kembalinya kesetiaan eks napiter terhadap NKRI, pada 17 Agustus 2020 mereka mengikuti upacara bendera perayaan HUT Ke-75 RI di lokasinya masing-masing. Melalui upacara tersebut, para eks napiter diharapkan dapat memupuk kembali rasa nasionalisme.

Meski pemerintah dan BIN gencar melakukan deradikalisasi dan merangkul para eks napiter I UU, Iwan mengatakan pihaknya tetap membutuhkan peran masyarakat. Ia meminta para mantan napiter dan keluarganya tak dikucilkan masyarakat dari lingkungan sosial.

"Mengucilkan eks napiter dan para keluarganya justru akan semakin membuat mereka masuk ke dalam lingkaran kekerasan dan dapat kembali menjadi terorisme," kata Iwan.

M JULNIS FIRMANSYAH

.

Berita terkait

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

3 jam lalu

Badan Mata-mata Seoul Tuding Korea Utara Rencanakan Serangan terhadap Kedutaan Besar

Badan mata-mata Korea Selatan menuding Korea Utara sedang merencanakan serangan "teroris" yang menargetkan pejabat dan warga Seoul di luar negeri.

Baca Selengkapnya

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

22 jam lalu

Korea Selatan Tingkatkan Peringatan Terorisme di Kantor Diplomatiknya di Lima Negara

Kementerian Luar Negeri Korea Selatan meningkatkan level kewaspadaan terorisme di kantor diplomatiknya di lima negara.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

2 hari lalu

BNPT Apresiasi Partisipan yang Aktif Melakukan Pencegahan Terorisme

Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), berikan Sertifikat Penerapan Standar Minimum Pengamanan kepada 18 pengelola objek vital strategis dan transportasi di Jakarta.

Baca Selengkapnya

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

8 hari lalu

BNPT Apresiasi Kerja Sama Penanggulangan Terorisme dengan Uni Eropa

Indonesia menjadi role model upaya penanggulangan terorisme. Uni Eropa sangat ingin belajar dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

14 hari lalu

Remaja Penikam Uskup di Sydney Didakwa Terorisme, Terancam Penjara Seumur Hidup

Remaja laki-laki berusia 16 tahun telah didakwa melakukan pelanggaran terorisme setelah menikam uskup gereja Asyur di Sydney saat kebaktian gereja.

Baca Selengkapnya

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

14 hari lalu

72 Tahun Kopassus, Ini Makna Kalimat dan Simbol Korps Baret Merah

16 April diperingati sebagai hari Kopassus. Ini makna tulisan dan simbol yang terdapat pada baret merah Kopassus.

Baca Selengkapnya

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

14 hari lalu

Densus 88 Tangkap Tujuh Orang Terduga Teroris Anggota Jamaah Islamiyah di Sulawesi Tengah

Tim Densus 88 Antiteror Polri menangkap tujuh orang diduga terafiliasi sebagai anggota kelompok teroris Jamaah Islamiyah

Baca Selengkapnya

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

17 hari lalu

Timur Tengah Memanas, Polri Diminta Waspadai Kebangkitan Sel Terorisme di Indonesia

Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) meminta Polri mewaspadai aktifnya sel terorisme di Indonesia saat konflik Timur Tengah memanas

Baca Selengkapnya

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

21 hari lalu

Syarat dan Cara Kunjungi Narapidana di Berbagai Rutan, Tak Bawa Ponsel dan Dilarang Bercelana Pendek

Keluarga narapidana dapat mengunjungi di rutan atau lapas dengan berbagai ketentuan dan syarat. Apa saja?

Baca Selengkapnya

Koruptor Setya Novanto Dapat Remisi Lebaran, Ini Kasus Korupsi E-KTP dan Benjolan Sebesar Bakpao

21 hari lalu

Koruptor Setya Novanto Dapat Remisi Lebaran, Ini Kasus Korupsi E-KTP dan Benjolan Sebesar Bakpao

Narapidana korupsi e-KTP Setya Novanto kembali dapat remisi Lebaran. Begini kasusnya dan drama benjolan sebesar bakpao yang dilakukannya.

Baca Selengkapnya