Tanpa PSBB Total, Pemerintah Diminta Tambah ICU di RS Rujukan Covid-19

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Senin, 14 September 2020 14:35 WIB

Ilustrasi perawatan pasien Covid-19. REUTERS

TEMPO.CO, Jakarta - Juru wabah Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan pemerintah mempercepat penambahan kamar isolasi dan perawatan intensif (ICU) di rumah sakit atau RS rujukan Covid-19.

Sebabnya, Kepala Departemen Epidemiologi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia itu memperkirakan penularan wabah akan tetap tinggi karena pemerintah tidak menerapkan kebijakan pembatasan sosial berskala besar atau PSBB total.

"Siap-siap pelayanan kesehatan ditambah. Saya perkirakan kebijakan rem darurat sekarang cuma menunda satu pekan fasilitas kesehatan kolaps," kata Tri saat dihubungi, Senin, 14 September 2020. "Sebab, PSBB-nya tidak total."

Gubernur DKI Anies Baswedan memperkirakan tempat isolasi yang disiapkan tidak akan mampu menampung pasien Covid-19 per 17 September 2020, jika tidak ada langkah untuk menarik rem darurat. Meskipun kapasitas ruang isolasi khusus Covid-19 ditingkatkan sebanyak 20 persen menjadi 4.807 tempat tidur, maka seluruh tempat tidur itu akan penuh sekitar tanggal 6 Oktober 2020. Sedangkan, ruang ICU yang ditambah menjadi 636 tempat tidur bakal penuh pada 25 September mendatang

Menurut Tri, Pemerintah DKI semestinya menghentikan total sementara semua kegiatan untuk menekan penularan wabah ini. Sebab, indikator dari fasilitas kesehatan di DKI sudah menandakan sinyal kritis.
"Sebab cuma tersisa 20 persen. Mampu tidak menampung kalau lonjakan kasus terus terjadi. Karena tenaganya juga harus dipikirkan."

Advertising
Advertising

Selain itu, Tri juga menyarankan penerapan PSBB ketat di wilayah lain yang masuk zona merah Covid-19 di Indonesia. Sebab, fasilitas kesehatan di wilayah lain juga diperkirakan tidak bakal mampu menampung pasien Covid-19 yang terus bertambah.
"Daerah lain juga perlu waspada. Siapkan fasilitas kesehatan tambahan. Tambah dua kali lipat fasilitas dan tenaga kesehatan cadangan."

Kata Tri, penularan wabah masih akan terus meningkat di Ibu Kota dan wilayah lainnya karena penanganannya yang tidak maksimal. Pemerintah, kata dia, harus bisa memastikan protokol kesehatan diterapkan di tengah masyarakat.

Menurut dia, kebijakan PSBB yang diterapkan kembali masih berpeluang menambah kasus melalui klaster perkantoran. Sebab, pemerintah belum berani menutup 100 persen perkantoran seperti awal PSBB April lalu.
"Sekarang masih dibuka 25 persen. Belum tentu juga dipatuhi dunia usaha," ujarnya.

Kalau pemerintah serius ingin menekan penularan wabah ini, Tri menyarankan perkantoran non esensial dihentikan sementara. "Kan masih bisa kerja di rumah. Pekerja itu berpotensi tertular mulai dari rumah di kantor hingga kembali lagi ke rumah. Kalau tertular di kantor bisa menularkan yang di rumah, sebaliknya tertular di rumah bisa menyebarkan di kantor."

Berita terkait

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

19 menit lalu

Jawaban Anies Baswedan dan Ganjar Soal Kemungkinan Bergabung dalam Kabinet Prabowo-Gibran

Setelah putusan MK yang menolak keputusan kubu Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo, akankah mereka kemudian gabung di kabinet Prabowo-Gibran?

Baca Selengkapnya

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

1 jam lalu

Pakar Sebut Ahok Masih Berminat Maju di Pilkada Jakarta, Apa Alasannya?

Ahok akan bersaing dengan sejumlah nama populer dalam Pilkada Jakarta 2024.

Baca Selengkapnya

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

14 jam lalu

PKS Buka Peluang Usung Ahmad Syaikhu di Pilkada Jakarta, Ini Alasannya

Partai Golkar DKI menyatakan Ridwan Kamil akan maju di Pilkada Jawa Barat, bukan di Pilkada Jakarta.

Baca Selengkapnya

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

17 jam lalu

Rencana Anies Usai MK Tolak Gugatan: Istirahat Sejenak, Lalu Perjalanan Baru

Anies Baswedan membeberkan rencananya setelah gugatan kubunya ditolak Mahkamah Konstitusi.

Baca Selengkapnya

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

1 hari lalu

Anies soal Kemungkinan Jadi Menteri di Pemerintahan Prabowo: Saya Tidak Berandai-andai

Anies Baswedan mengomentari peluang bergabung dalam pemerintahan Prabowo-Gibran sebagai menteri.

Baca Selengkapnya

NasDem Prioritaskan Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta

2 hari lalu

NasDem Prioritaskan Anies Baswedan Maju Pilgub Jakarta

Ketua Umum partai NasDem, Surya Paloh mengatakan, pencalonan Anies Baswedan di Pilkada DKI masih perlu pengkajian.

Baca Selengkapnya

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

2 hari lalu

Deretan Aktivitas dan Pesan Anies setelah Pilpres 2024

Setelah berakhir Pilpres 2024 dan putusan MK, Anies Baswedan telah melakukan berbagai aktivitas. Ia juga menyampaikan beberapa pesan dan pandangannya

Baca Selengkapnya

Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

2 hari lalu

Rekam Jejak NasDem di Pilpres 2024, Nyatakan Dukung Pemerintahan Prabowo-Gibran

Partai NasDem menyatakan bakal menjadi bagian dari koalisi pemerintahan Prabowo dan Gibran. Begini jejak politik NasDem dalam Pilpres 2024.

Baca Selengkapnya

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

3 hari lalu

Gibran Janji Beri Perhatian Khusus Daerah Padat Penduduk: Seperti Muara Baru

Wakil Presiden terpilih Gibran Rakabuming Raka menyebut daerah padat penduduk mendapatkan atensi khusus dari pemerintah.

Baca Selengkapnya

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

3 hari lalu

Prabowo-Gibran Diminta Penuhi Janji Selamatkan Garuda Indonesia

Serikat Karyawan Garuda Indonesia meminta Prabowo-Gibran bisa penuhi janjinya untuk menyelamatkan maskapai Garuda Indonesia.

Baca Selengkapnya