Kasus Covid-19 Masih Tinggi, Epidemiolog Sarankan DKI Terapkan PSBB Total

Selasa, 22 September 2020 11:54 WIB

Penumpang berjalan memasuki Stasiun Tanah Abang, Jakarta, Selasa, 15 September 2020. Memasuki hari kedua penerapan PSBB Jakarta, suasana di Stasiun Tanah Abang tetap ramai. ANTARA/Rivan Awal Lingga

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyatakan PSBB Total tidak bisa ditawar lagi jika kasus Covid-19 di Jakarta masih tinggal setelah 14 hari PSBB Jilid 2.

"Tidak ada cara lain selain PSBB total," kata Tri saat dihubungi, Selasa, 22 September 2020.

Pemerintah DKI telah menerapkan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) sejak Senin, 14 September lalu.

Menurut pakar wabah itu, PSBB selama sepekan ini terlihat belum bisa menekan penularan Covid-19. Dia menuding perkantoran baik milik pemerintah maupun swasta sebagai salah satu sumber penularan. Apalagi pusat perbelanjaan masih leluasa beraktivitas.

Sejumlah kementerian bahkan telah menjadi klaster Covid-19 dan menyumbang banyak penambahan kasus infeksi corona jenis baru ini. "Kalau masih terus dibuka maka potensi penularan bakal terus meningkat karena perkantoran sudah banyak menjadi klaster penularan Covid-19."

Selain itu, Tri melihat tingkat kesadaran masyarakat terhadap protokol kesehatan juga masih rendah. Menurut Tri, pelibatan anggota TNI hingga polisi dalam operasi yustisi protokol kesehatan tidak ampuh meningkatkan kesadaran warga.

Baca juga: Kata Warga Jakarta Setelah Seminggu PSBB Ketat

Kata Tri, pemerintah harus lebih bekerja keras dalam mengedukasi warga untuk meningkatkan kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan. "Tingkatkan edukasi warga kenapa harus pakai masker. Kalau mereka tidak tahu gunanya masker sampai kapan pun sulit meningkatkan kesadaran mereka meski militer sudah turun," ujarnya.

Advertising
Advertising

Dalam dua pekan terakhir, kasus Covid-19 masih tembus di atas 1.000 kasus. Pada sepekan PSBB Jilid 2, Pemerintah DKI mengumumkan penambahan 1.310 kasus pada Senin, 21 September 2020. Dengan penambahan tersebut penularan Covid-19 di Ibu Kota telah mencapai 64.196 kasus.

Berita terkait

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

6 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

13 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

26 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

57 hari lalu

Jangan Lupakan Masa Pandemi Covid-19: Protokol Kesehatan, Jaga Jarak, Pakai Masker hingga Rapid Test

Saat Pandemi Covid-19 berbagai kehidupan 'normal' berubah drastis. Saat itu yang kerap terdengar seperti protokol kesehatan, jaga jarak, rapid test.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

57 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya