Korban Banjir di Ciganjur Jakarta Selatan Khawatir Kondisi Air Semakin Tinggi
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Dwi Arjanto
Minggu, 11 Oktober 2020 15:12 WIB
TEMPO.CO, Jakarta -Yuzak Alfathan, 24 tahun, khawatir banjir di Ciganjur yang merendam kawasan rumahnya bertambah besar seiiring potensi peningkatan hujan di DKI Jakarta.
Sejak Sabtu malam, 10 Oktober 2020, rumah Yuzak terendam banjir imbas luapan saluran penghubung atau PHB Kali Setu yang tertutup material longsor perumahan Melati Residence.
"Banjir terjadi karena saluran PHB Kali Setu tertutup tanah longsor. Kalau kali itu tertutup saat seperti ini rumah kami bisa terus terendam banjir," kata Yuzak saat di temui di tempat pengungsian, Ahad, 11 Oktober 2020.
Hingga hari ini rumah Yuzak masih terendam banjir di Ciganjur dengan ketinggian sekitar 60 cm. Sebagian rumah, kata dia, bahkan masih ada yang terendam dengan ketinggian lebih dari 1 meter. "Total yang terendam banjir sekitar 300 rumah."
Baca juga : Kali Setu Meluap Picu Banjir dan Longsor di Ciganjur, Satu Meninggal
Yuzak mengatakan sebagian warga masih mengevakuasi barang keluar rumah. Sebabnya, banjir diperkirakan masih lama surut karena saluran Kali Setu masih tertutup material longsor.
Kali tersebut tertutup material longsor sepanjang 20 meter. "Kami berharap material longsor ini cepat diangkat agar banjir di Ciganjur cepat surut. Sebab banjir terjadi bukan karena hujan deras saja, tapi saluran airnya yang tertutup longsor sehingga air meluap ke permukiman warga."
Longsor perumahan Melati Residence selain menyebabkan banjir juga telah memakan korban jiwa. Seorang warga tewas seketika tertimpa tebing turap perumahan Melati Residence setinggi 12 meter.