Tenaga medis dengan alat dan pakaian pelindung bersiap memindahkan pasien positif COVID-19 dari ruang ICU menuju ruang operasi di Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Rabu, 13 Mei 2020. REUTERS/Willy Kurniawan
TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menyampaikan tingkat keterpakaian fasilitas kesehatan untuk pasien COVID-19 di 98 rumah sakit rujukan menurun sejak akhir September 2020. "Keterpakaian tempat tidur isolasi COVID-19 pada 10 Oktober sebesar 66 persen dan tempat tidur ICU COVID-19 sebesar 67 persen," kata Anies di Jakarta, hari ini, Ahad, 11 Oktober 2020.
Angka itu menurun bila dibandingkan dengan laporan keterpakaian tempat tidur di ruang rawat inap maupun layanan darurat pada periode 13 September hingga 4 Oktober 2020 rata-rata mencapai 72 hingga 83 persen.
Fasilitas kesehatan terus ditambah, dari 67 rumah sakit rujukan saat ini menjadi 98 RS rujukan, dilengkapi sebanyak 5.719 tempat tidur isolasi dan 766 tempat tidur ICU.
Pemerintah DKI Jakarta juga terus meningkatkan upaya pencegahan penularan penyakit sebagai antisipasi potensi lonjakan. Jumlah orang yang dites di Jakarta terus meningkat seiring dengan bertambahnya kapasitas testing.
Pada periode 3-9 Oktober 2020, jumlah orang yang dites PCR mencapai 63.474, setara dengan testing rate 6 per-1.000 penduduk dalam satu pekan atau setara enam kali lipat melebihi rate minimum yang ditetapkan WHO.
Gubernur Anies juga menyampaikan, berdasarkan indikator yang ditetapkan oleh Satuan Tugas Penanganan COVID-19 Tingkat Pusat, saat ini Jakarta juga sudah berada pada tingkat risiko sedang dengan skor 2,095 dibandingkan pada 13 September 2020 berada pada tingkat risiko tinggi dengan skor 1,4725.
Penilaian dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan indikator Epidemiologi, Kesehatan Publik, Fasilitas Kesehatan juga menunjukkan perbaikan pada 4 Oktober dengan skor 67 dibandingkan pada 13 September dengan skor 58.