Terpopuler Metro: Baliho Rizieq Shihab, Mangkir Pemeriksaan Polisi
Reporter
Adam Prireza
Editor
Martha Warta Silaban
Minggu, 22 November 2020 07:07 WIB
TEMPO.CO, Jakarta- Kontroversi yang muncul pasca-kepulangan Pimpinan Front Pembela Islam Rizieq Shihab masih ramai dibicarakan. Hingga Minggu pagi, 22 November 2020, berita terpopuler di kanal Metropolitan Tempo.co didominasi oleh berita-berita soal Rizieq Shihab.
Baca Juga: Polisi dan TNI ke Rumah Rizieq Shihab, FPI: Minta Tes Swab, Kami Tolak
Mulai dari pemeriksaan anak dan menantu Rizieq, hingga pencopotan baliho pentolan FPI itu oleh TNI, berikut adalah rangkuman berita terpopuler kanal Metro:
1. Anak dan Menantu Rizieq Shihab Mangkir dari Pemeriksaan Polisi
Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes Ahmad Ramadhan mengatakan putri Imam Besar FPI Rizieq Shihab yakni Syarifah Najwa Shihab dan menantu Rizieq, Muhammad Irfan Alaydrus tidak hadir dalam jadwal pemeriksaan yang diagendakan penyidik Polda Metro Jaya, Jumat, 20 November 2020.
Tidak hanya Syarifah dan suaminya, tiga saksi lainnya juga tidak hadir. "Yang tidak hadir lima orang dan belum ada konfirmasi adalah HA, Humas FPI. Kedua, NS pengantin wanita, kemudian MI pengantin pria, kemudian I sebagai orang yang diminta untuk menyewa tenda. Dan HA bin A bagian dari keluarga Rizieq Shihab," kata Ramadhan di Kantor Bareskrim Polri, Jakarta, Jumat, 20 November 2020.
Pada Jumat, tim penyidik menjadwalkan pemeriksaan terhadap tujuh orang saksi terkait kasus dugaan pelanggaran protokol kesehatan dalam acara pernikahan Syarifah Najwa Shihab-Irfan Alaydrus dan peringatan Maulid Nabi di Petamburan, Jakarta Pusat.
Ramadhan berujar dua orang yang menghadiri panggilan pemeriksaan yaitu Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo dan perwakilan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta. "Dua orang saksi yang hadir, sesuai prokes telah dilakukan pemeriksaan rapid dan hasilnya nonreaktif," ujar Ramadhan. Penyidik selanjutnya akan menjadwalkan ulang pemanggilan terhadap para saksi yang tidak hadir pemeriksaan.
Polda Metro Jaya sebelumnya telah meminta klarifikasi Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan beberapa saksi lainnya yang mengetahui acara di Petamburan. Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil juga dimintai keterangan hari ini di Bareskrim Polri mengenai acara di Megamendung.<!--more-->
2. TNI dan Polisi Datangi Rumah Rizieq Shihab
Sejumlah anggota polisi dan TNI terlihat mendatangi rumah pimpinan Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab di Jalan Petamburan III, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Sabtu malam ini, 21 November 2020. Mereka datang mengendarai sepeda motor.
Usai parkir di depan gang, mereka kemudian bergerak langsung menuju rumah Rizieq Shihab. Dari pantauan Tempo di lokasi, aparat keamanan yang merupakan Bintara Pembina Desa (Babinsa) TNI dan Bhabinkamtibmas Polri datang sekitar pukul 22.00 WIB. Kedatangan mereka disambut para pemuda yang telah berjaga di depan Gang Paksi, gang rumah Rizieq Shihab. "Kayaknya mau datang cari yang pukulin tentara kemarin," ujar Tri (bukan nama sebenarnya), warga Petamburan III yang Tempo temui di lokasi.
Tri menjelaskan saat penertiban spanduk dan baliho Rizieq Shihab oleh anggota TNI kemarin, sejumlah anggota FPI sempat melakukan perlawanan. Ia mengatakan ada dua anggota TNI yang menjadi korban pemukulan. "Yang dipukul itu ketinggalan rombongan. Kemarin kejadiannya," ujar Tri.
Sebelumnya, Panglima Kodam atau Pangdam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman memerintahkan anak buahnya untuk menurunkan paksa baliho Rizieq Shihab. Perintah itu ia keluarkan karena sudah merasa gerah dengan sikap FPI yang memasang baliho tanpa izin dan isinya bertentangan dengan kebijakan pemerintah di masa pandemi Covid-19 saat ini mengenai protokol kesehatan.
Nur (bukan nama sebenarnya), warga Petamburan III lainnya, juga membenarkan ucapan Tri. Menurut dia, pemukulan terjadi tak lama setelah baliho Rizieq ditertibkan. "Saya bukan FPI, saya cuma lihat doang. Yang mukulin pakai baju loreng, yang dipukul juga pakai baju loreng," kata dia.
Kapolsek Metro Tanah Abang Ajun Komisaris Besar Singgih Hermawan belum membalas pesan Tempo mengenai tujuan kedatangan anggota polisi dan TNI ke rumah Rizieq Shihab pada Sabtu malam.<!--more-->
3. Alasan Sekda Kabupaten Bogor Tak Bubarkan Kerumunan Rizieq
Sekretaris Daerah Kabupaten Bogor Burhanudin menyatakan pemda dan kepolisian memang memutuskan tidak membubarkan kerumunan Rizieq Shihab di Megamendung. Imbas kerumunan massa di Megamendung, Bogor itu Kapolda Jawa Barat dicopot dari jabatannya.
Sekda Kabupaten Bogor Burhanudin mengatakan keputusan untuk tidak membubarkan massa yang melanggar protokol kesehatan di masa pandemi itu untuk menghindari benturan. "Saya dapat laporan massanya lebih dari 3.000 orang, mungkin itu pertimbangan keamanan, dan jangan sampai terjadi benturan," kata Burhanudin usai diperiksa di Gedung Direktorat Reserse Kriminal Umum (Direskrimum) Polda Jawa Barat, Kota Bandung, Jumat 20 November 2020.
Kerumunan massa yang menyambut kedatangan Rizieq Shihab di Megamendung pada Jumat, 13 November 2020 itu, menurut dia merupakan warga pendatang dan bukan warga asli dari Megamendung, Bogor. Burhanudin menyebut dirinya juga telah menempuh negosiasi dengan pihak penyelenggara kegiatan tersebut untuk mengantisipasi kerumunan massa. "Kapolres Bogor dan Satpol PP dari mulai Kamis malam atau mungkin dari Rabu siang sudah dilakukan upaya-upaya," kata dia.<!--more-->
4. DPRD Kritisi Anies Baswedan Soal Pencopotan Baliho Rizieq Shihab oleh TNI
Anggota DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, menganggap Gubernur DKI Anies Baswedan dan jajarannya tak mampu menegakkan peraturan. Buktinya, Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus turun tangan mencopot baliho Rizieq Shihab. "Kegagalan Satpol PP hanya untuk mengatasi reklame tak berizin juga menimbulkan tanda tanya hingga TNI - Polri harus turun tangan," kata dia dalam keterangan tertulisnya, Sabtu, 21 November 2020.
Menurut Gilbert, ketidakmampuan Anies akan selalu diikuti dengan keterlibatan TNI dan polisi. Contoh lainnya, dia mengklaim, warga mulai disiplin menjalankan protokol setelah ada campur tangan aparat keamanan. "Setelah pelibatan TNI Polri hingga pengawasan jadi ketat, terlihat kasus langsung menurun karena masyarakat kepatuhannya meningkat sesuai data pelanggaran yang turun drastis," kata politikus PDIP ini.
Sebelumnya, sebuah video viral memperlihatkan sekelompok orang berbadan tegap dengan pakaian loreng mencopot spanduk Rizieq yang berada di pinggir jalan. Baliho dengan wajah Rizieq bertuliskan "di bawah komando Imam Besar" ini diturunkan tak kurang dari satu menit. Panglima Kodam (Pangdam) Jaya Mayor Jenderal Dudung Abdurrahman memastikan, dirinya yang memerintahkan penurunan baliho.
ADAM PRIREZA | M JULNIS FIRMANSYAH | LANI DIANA