Petugas PPSU menurunkan bansos Covid-19 yang dibagikan di Semper Barat, Jakarta pada 20 April 2020. Bansos ini diberikan kepada warga yang belum mendapatkan bantuan sosial dari Pemprov DKI Jakarta dengan kriteria warga berisiko tinggi di atas 60 tahun, yang memiliki penyakit penyerta seperti diabetes, kanker, hipertensi, paru-paru, serta untuk warga pekerja informal terdampak Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Kemsos.go.id
TEMPO.CO, Jakarta - Perumda Pasar Jaya memastikan pendistribusian bantuan sosial (bansos) kepada warga Jakarta yang terdampak pandemi Covid-19 dilakukan secara transparan. Perumda Pasar Jaya diserahi tugas oleh Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan distribusi sembako sejak awal pandemi.
"Prinsipnya Pasar Jaya selalu berkomitmen untuk memberikan yang terbaik kepada masyarakat DKI Jakarta," kata Manager Umum dan Humas Perumda Pasar Jaya Gatra Vaganza dalam keterangan tertulis di Jakarta, Kamis 24 Desember 2020.
Dalam pendistribusian bansos, Pasar Jaya memastikan komoditas barang sesuai dengan kelengkapan barang permintaan Pemprov DKI Jakarta melalui Dinas Sosial dan Dinas KPKP. Komoditas yang disediakan berupa komoditas merek nasional yang sudah familiar di masyarakat. Setiap barang yang diterima oleh masyarakat jumlahnya sama di setiap paket.
Sebelum bansos didistribusikan, Perumda Pasar Jaya terlebih dulu mengecek kondisi barang. Untuk beras, misalnya, petugas melakukan pengecekan acak untuk memastikan jenis berasnya sesuai dengan standar mutu.
Petugas kembali mengecek barang yang akan diangkut ke mobil apakah kondisi bansos sudah dikemas dengan baik dan siap didistribusikan. Perumda Pasar Jaya akan mengantarkan bansos ke penerima di kantor RW masing-masing.
Terkait anggapan adanya ketidaksesuaian harga barang dalam kotak bansos, Gatra menjelaskan ada biaya distribusi, biaya tenaga kerja dan juga biaya perlengkapan kerja dalam pendistribusian bantuan sembako. "Biaya bansos tersebut tidak terpisahkan dalam proses distribusi dari Pasar Jaya ke masing-masing RW," katanya.