Cerita Ibu-ibu dan Pemilik Warteg Cemaskan Harga Tahu dan Tempe Bisa Meroket

Reporter

Adam Prireza

Editor

Dwi Arjanto

Minggu, 3 Januari 2021 14:59 WIB

Pelanggan saat menyantap makanannya di Warteg Ellya yang menerapkan protokol kesehatan di Cilandak Timur, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Senin, 20 Juli 2020. TEMPO/M Taufan Rengganis

TEMPO.CO, Jakarta -Banyak ibu rumah tangga serta pengusaha warung makan atau Warteg khawatir dengan naiknya harga tahu dan tempe yang diprediksi mulai Senin besok, 4 Desember 2020.

Reno, salah seorang ibu rumah tangga, mengatakan tahu dan tempe menjadi salah santu pangan yang menjadi favorit keluarganya.

Meski begitu, ia mengatakan akan tetap membeli tahu dan tempe meski harganya naik. “Gimana, ya, orang rumah pada suka. Dan hampir selalu ada tahu dan tempe setiap makan,” ujar wanita berusia 55 tahun itu.

Pagi tadi, saat dirinya belanja bahan pangan di Pasar Tebet Timur, Jakarta Selatan, tahu dan tempe sudah sulit ditemui. Hanya beberapa pedagang saja yang menjual kedua bahan pangan itu. “Tadi kata yang jual, tahu dan tempe tinggal sedikit,” tutur dia.

Sartini, pemilik warung Tegal atau Warteg di kawasan Tebet, menyebut akan mengurangi belanja tahu dan tempe mulai pekan depan. Padahal, tahu dan tempe merupakan lauk yang selalu laris dibeli pelanggannya. “Mau tidak mau ya kurangin belinya. Kalau terlalu mahal, mungkin gak beli. Takut malah rugi,” ucap dia.

Baca juga : Produsen Tahu dan Tempe Mulai Bekerja Hari Ini untuk Kebutuhan Pasar Besok

Kelangkaan harga tahu dan tempe merupakan imbas dari naiknya harga kedelai impor asal Amerika Serikat hingga 35 persen. Pengusaha tahu dan tempe di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pun mogok produksi sejak Kamis, 31 Desember 2020 hingga hari ini, Ahad, 3 Desember 2021.

Para perajin tahu dan tempe itu mogok produksi dengan harapan pemerintah mendengar keluhan sehingga mengeluarkan kebijakan agar harga kedelai bisa kembali normal. Ketua Bidang Hukum Sedulur Pengrajin Tahu Indonesia (SPTI) Fajri Safii menyebut saat ini lonjakan harga kedelai mencapai kisaran Rp9.000 sampai Rp10.000 per kilogram.

Pada bulan lalu, harga kedelai hanya Rp7.000 sampai Rp7.500 per kilogram. “Kenaikan harga kedelai sebesar itu menyebabkan para perajin tahu mogok produksi karena tidak sanggup lagi membeli kedelai," kata Fajri.

Di Pasar Warung Buncit, Jakarta Selatan, tiga pedagang yang ditemui Tempo menyebut tahu dan tempe sudah hilang sejak 1 Jumat, 1 Januari 2021. “Katanya tukang tahu dan tempe pada demo," kata Hendra, seorang pedagang di Pasar Warung Buncit, Sabtu, 2 Januari 2021.

Pedagang lain di Pasar Warung Buncit, Surya mengatakan tempe biasa dijual dengan harga Rp 5 ribu per papan. Sementara tahu dijual bervariasi sesuai ukuran, antara Rp 5 - 10 ribu. Jika produsen menaikkan harga ke pedagang, Surya mengaku bakal membuat keputusan serupa ke pelanggan.

"Cuma berapanya nanti belum tahu," kata pria 31 tahun itu.

ADAM PRIREZA | M YUSUF MANURUNG

Berita terkait

2 Cara Masak Tahu Petis, Kudapan Asal Jawa Tengah

15 hari lalu

2 Cara Masak Tahu Petis, Kudapan Asal Jawa Tengah

Tahu petis adalah kudapan asli dari Jawa Tengah, paduan antara tahu goreng dengan sambal petis

Baca Selengkapnya

Rekomendasi 5 Hidangan Lebaran untuk Vegetarian, Berikut Cara Membuatnya

26 hari lalu

Rekomendasi 5 Hidangan Lebaran untuk Vegetarian, Berikut Cara Membuatnya

Bagi vegetarian, menemukan hidangan lebaran tanpa daging bisa menjadi tantangan.

Baca Selengkapnya

Polresta Serang Kota Gelar Patroli Rumah Makan Buka Siang Hari Saat Ramadan, 3 Warteg Diminta Tutup

50 hari lalu

Polresta Serang Kota Gelar Patroli Rumah Makan Buka Siang Hari Saat Ramadan, 3 Warteg Diminta Tutup

Polresta Serang Kota menggelar patroli rutin memantau rumah makan yang buka pada siang saat bulan Ramadan.

Baca Selengkapnya

Daftar Harga Franchise Warteg Bahari dan Cara Membelinya

28 Februari 2024

Daftar Harga Franchise Warteg Bahari dan Cara Membelinya

Kini Anda bisa bergabung dengan franchise Warteg Bahari dengan paket mulai dari Rp135 juta. Ketahui benefit dan cara daftarnya.

Baca Selengkapnya

20 Ribu Pedagang Warteg Berharap Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

28 Februari 2024

20 Ribu Pedagang Warteg Berharap Dilibatkan dalam Program Makan Siang Gratis Prabowo-Gibran

Sebanyak 20 ribu pedagang Warteg berharap bisa dilibatkan dalam pengadaan makan siang gratis yang diusung Capres-Cawapres Prabowo dan Gibran.

Baca Selengkapnya

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

18 Februari 2024

Sumber Protein Nabati yang Perlu Dimasukkan ke Pola Makan

Meski sumber makanan hewani kaya protein, protein nabati pun baik untuk kesehatan secara umum. Berikut sumber yang sangat baik.

Baca Selengkapnya

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

17 Februari 2024

Terobosan BRIN Ubah Limbah Tahu menjadi Biogas

Peneliti BRIN melakukan penelitian mengubah limbah tahu menjadi biogas di Kabupaten Bandung. Bermanfaat memenuhi kebutuhan memasak rumah tangga.

Baca Selengkapnya

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

15 Februari 2024

Terkini: Prabowo-Gibran Unggul Begini Kata Walhi, Bapanas Sebut Bantuan Pangan Beras Kembali Disalurkan

Pasangan Capres dan Cawapres) nomor urut dua Prabowo Subianto - Gibran Rakabuming Raka (Prabowo-Gibran) unggul di hitung cepat.

Baca Selengkapnya

Harga Beras Hampir Rp 700 Ribu per Karung, Pedagang Warteg: Pada Menjerit Semua

15 Februari 2024

Harga Beras Hampir Rp 700 Ribu per Karung, Pedagang Warteg: Pada Menjerit Semua

Pedagang Warteg mengeluhkan harga beras yang semakin melonjak. Bagaimana strategi pedagang warteg untuk bertahan?

Baca Selengkapnya

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

19 Januari 2024

Pelengkap Berbagai Masakan, Ini Plus Minus Kecap bagi Kesehatan

Kecap punya manfaat buat kesehatan dan sebaliknya. Sisi positifnya, kecap tinggi antioksidan dan zat-zat antimikroba. Apa negatifnya?

Baca Selengkapnya