Diduga Pemulung yang Ditemui Mensos, Nursaman: Saya Gak Tau Itu Bu Risma
Reporter
Adam Prireza
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Kamis, 7 Januari 2021 18:54 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Nama Nursaman, 60 tahun, pemulung di Jalan Minangkabau Timur, Jakarta Selatan, mendadak ramai dibicarakan setelah diduga bertemu Menteri Sosial Tri Rismaharini alias Risma.
Ditemui di Jalan Minangkabau Timur, kawasan Manggarai, pada Kamis 7 Januari 2021, Nursaman tengah melipat kardus bekas di samping toko penjual es kelapa muda. Sambil memegang rokok, Nursaman menumpukkan kardus bekas itu di samping toko tersebut.
Kepada Tempo, pria asal Kabupaten Indramayu itu membenarkan kalau sosok dalam foto yang viral di media sosial itu adalah dirinya. Nursaman saat itu tengah memulung dan tertidur di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, saat Risma mendatanginya.
“Itu saya baru bangun tidur. Kan ada alas kardusnya. Tapi saya gak tau itu Bu Risma,” ujarnya.
Nursaman sudah mengadu nasib ke Jakarta sejak 1964. Sempat luntang-lantung, ayah dari dua anak itu lantas membuka usaha tambal ban di Jalan Dr Wahidin Raya, Jakarta Pusat, dekat Taman Lapangan Banteng. Ia diajak oleh seorang bernama Jono, pria asal Semarang, untuk menjalani usaha tersebut.
<!--more-->
Tak bertahan lama, Nursaman memutuskan untuk menarik becak setahun setelahnya. Saat itu dirinya tinggal di Gang Harlan, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Nursaman kembali beralih mata pencaharian menjadi sopir bajaj merah beberapa tahun setelahnya. Ia menyewa bajaj tersebut kepada seseorang di daerah Mampang, Jakarta Selatan.
Setiap hari, Nursaman menyetorkan sejumlah uang kepada empunya bajaj. Saat itu dirinya tak lagi tinggal di Tanah Abang.
Nursaman memilih untuk tidur di bengkel bersama beberapa sopir bajaj lainnya. “Habis kalau narik bajaj itu kan biasanya sampai jam 10 malam. Nanti jam 5 pagi sudah mulai lagi. Teman-teman banyak yang tidur di bengkel juga,” tutur dia.
Kini Nursaman bermata pencaharian sebagai pemulung. Setiap hari ia keliling Ibu Kota untuk mencari barang bekas yang bisa dijual kembali. Sudah dua tahun ke belakang dirinya tinggal di trotoar yang menempel dengan Kali Minangkabau, Manggarai, Jakarta Selatan.
Tempo melihat lokasi tempat Nursaman tinggal. Di sana terdapat sejumlah barang bekas yang ia kumpulkan. Tunawisma itu mengatakan biasa tidur beralaskan plastik dan kardus bekas di sana. Jika hujan turun, ia tidur di halaman toko penjual furnitur, sekitar 5 meter dari bibir kali.
Nursaman bercerita sudah 4 tahun ia tak pulang ke kampung halamannya di Desa Babadan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Dua anaknya tinggal di sana.
Baca juga: Risma Mau Latih Gelandangan, Sudin Sosial Jakpus: Balik Lagi Jadi Pemulung
Sebagai pemulung, Nursaman mengatakan kesulitan mencari uang untuk ongkos pulang kampung. “Kalau hasil dari mulung paling cukup buat makan sehari-hari aja,” kata dia.