Epidemiolog Sebut Covid-19 Sulit Dikendalikan Bila DKI Tak Serius Perketat PSBB

Senin, 11 Januari 2021 11:35 WIB

Pasien terkonfirmasi positif Covid-19 tiba untuk menjalani isolasi di Graha Wisata Ragunan, Jakarta, Sabtu, 9 Januari 2021. Jumlah kasus terkonfirmasi positif virus Corona COVID-19 bertambah 10.046 kasus pada 9 Januari. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono menyarankan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta serius menerapkan pengetatan PSBB. Bila tak ada pengawasan, diprediksi kasus Covid-19 akan terus bertambah.

"Melihat kondisi wabah di Jakarta saat ini menurut saya sangat sulit ditekan. Bahkan potensinya akan terus bertambah jika pengetatan tidak diawasi maksimal," kata Tri saat dihubungi, Senin, 11 Januari 2021.

Menurut Tri, penularan virus corona masih sulit ditekan karena rasio positif di DKI masih tinggi. Bahkan angkanya telah tembus di atas 12 persen. Padahal organisasi kesehatan dunia (WHO) menyaratkan kebijakan pelonggaran atau relaksasi bisa dilakukan jika angka rasio positif di bawah 5 persen.

"Kita angka di atas 10 persen saja masih ada toleransi 25 persen. Kebijakan sekarang masih setengah-setengah," ujarnya.

Menurut Tri, beberapa pekan ke depan Pemerintah DKI dan wilayah di sekitarnya bakal dihadapkan dengan situasi yang berat dalam menanggulangi wabah ini. Sebabnya, ia memprediksi akan terjadi lonjakan pasien Covid-19 imbas libur panjang akhir tahun yang mulai terlihat.

Advertising
Advertising

Tri menyarankan Pemerintah DKI dan kota-kota di sekitarnya menyiapkan penambahan bangsal isolasi dan ruang perawatan intensif. Sebabnya bangsal yang tersedia saat ini sudah tidak bisa menampung penambahan pasien Covid-19.

"Selain ruang perawatan, yang harus ditambah adalah tenaga kesehatan. Tidak mungkin tenaga kesehatan yang sekarang bisa menangani karena mereka juga sudah kelelahan," ujarnya.

Selain itu, Tri menyarankan Pemerintah DKI tidak berharap banyak terhadap vaksin Covid-19 dalam menekan penularan wabah di Ibu Kota.

Baca juga: Pergub PSBB Jakarta, Anies Baswedan Atur Soal Upaya Paksa Isolasi

Epidemiolog itu mengatakan jumlah vaksin Covid-19 yang tersedia bagi warga Jakarta masih sangat sedikit dibandingkan jumlah warga Ibu Kota. Solusi untuk menekan wabah saat ini adalah mengawasi pengetatan PSBB. "Vaksin belum bisa menjanjikan pengurangan kasus di Jakarta. Jakarta harus serius dan jangan ada pelonggaran kalau mau mengendalikan wabah ini," ujarnya.

Berita terkait

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

19 jam lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

5 hari lalu

Kilas Balik Kasus Korupsi APD Covid-19 Rugikan Negara Rp 625 Miliar

KPK masih terus menyelidiki kasus korupsi pada proyek pengadaan APD saat pandemi Covid-19 lalu yang merugikan negara sampai Rp 625 miliar.

Baca Selengkapnya

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

5 hari lalu

Persetujuan Baru Soal Penularan Wabah Melalui Udara dan Dampaknya Pasca Pandemi COVID-19

Langkah ini untuk menghindari kebingungan penularan wabah yang terjadi di awal pandemi COVID-19, yang menyebabkan korban jiwa yang cukup signifikan.

Baca Selengkapnya

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

6 hari lalu

Peruri Ungkap Permintaan Pembuatan Paspor Naik hingga Tiga Kali Lipat

Perum Peruri mencatat lonjakan permintaan pembuatan paspor dalam negeri hingga tiga kali lipat usai pandemi Covid-19.

Baca Selengkapnya

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

10 hari lalu

Peneliti BRIN di Spanyol Temukan Antibodi Pencegah Virus SARS-CoV-2

Fungsi utama antibodi itu untuk mencegah infeksi virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan pandemi Covid-19 pada 2020.

Baca Selengkapnya

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

12 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

13 hari lalu

Prof Tjandra Yoga Aditama Penulis 254 Artikel Covid-19, Terbanyak di Media Massa Tercatat di MURI

MURI nobatkan Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Fakultas Kedokteran UI, Prof Tjandra Yoga Aditama sebagai penulis artikel tentang Covid-19 terbanyak di media massa

Baca Selengkapnya

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

13 hari lalu

KPK Tuntut Bekas Bupati Muna Hukuman 3,5 Tahun Penjara dalam Korupsi Dana PEN

"Terbukti secara sah dan meyakinkan," kata jaksa KPK di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat saat membacakan surat tuntutan pada Kamis, 18 April 2024.

Baca Selengkapnya

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

20 hari lalu

Pesan PB IDI agar Masyarakat Tetap Sehat saat Liburan dan Mudik di Musim Pancaroba

Selain musim libur panjang Idul Fitri, April juga tengah musim pancaroba dan dapat menjadi ancaman bagi kesehatan. Berikut pesan PB IDI.

Baca Selengkapnya

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

21 hari lalu

Terpopuler: Menhub Budi Karya Usulkan WFH di Selasa dan Rabu, Sri Mulyani Sebut Idul Fitri Tahun Ini Sangat Istimewa

Menhub Budi Karya Sumadi mengusulkan work from home atau WFH untuk mengantisipasi kepadatan lalu lintas saat puncak arus balik Lebaran.

Baca Selengkapnya