Anggota KNKT memeriksa serpihan badan pesawat Sriwijaya Air SJ182 di Terminal JICT 2, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Rabu, 13 Januari 2021. TEMPO/M Taufan Rengganis
TEMPO.CO, Jakarta - Sebanyak 360 penyelam dari tim pencarian gabungan akan dikerahkan pada hari kedelapan misi pencarian dan pertolongan pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak yang jatuh pada Sabtu, 9 Januari 2021 di perairan Kepulauan Seribu. "Sampai saat ini yang akan melakukan penyelaman sesuai dengan data yang saya terima sebanyak 360 orang," kata Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI (Mar) Rasman M.S di Posko SAR Terpadu Jakarta International Container Terminal (JICT) 2 Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu, 16 Januari 2021.
Misi pencarian difokuskan pada enam sektor di wilayah perairan yang diperkirakan menjadi lokasi jenazah korban dan serpihan pesawat. "Ini harapan bagi keluarga korban," ujarnya.
Selain itu tim juga berkonsentrasi pada pencarian perekam suara di kokpit atau CVR (cockpit voice recorder) dan serpihan pesawat. Terutama di sekitar Pulau Lancang, Pulau Laki, Pulau Bokor, Pulau Rambut, Pulau Untung Jawa, Tanjung Kait, dan sepanjang Pantai Utara.
Pesawat Sriwijaya Air nomor register PK-CLC dengan nomor penerbangan SJ182 dengan rute Jakarta-Pontianak hilang kontak pada Sabtu pukul 14.40 WIB di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat jenis Boeing 737-500 itu hilang kontak pada posisi 11 mil laut (nautical mile/nm) di utara Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang setelah melewati ketinggian 11 ribu kaki dan pada saat menambah ketinggian di 13 ribu kaki.
Pesawat lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta pukul 14.36 WIB. Jadwal mundur dari jadwal penerbangan sebelumnya 13.35 WIB karena karena faktor cuaca.
Berdasarkan data manifes, pesawat Sriwijaya Air yang diproduksi pada 1994 itu membawa 62 orang terdiri atas 50 penumpang dan 12 orang kru. Dari jumlah tersebut, 40 orang dewasa, tujuh anak-anak, tiga bayi. Sedangkan 12 kru terdiri enam kru aktif dan enam kru ekstra.