Cerita Warga Gunung Mas Puncak, Pengumuman Banjir Lewat Toa Masjid

Jumat, 22 Januari 2021 14:35 WIB

Warga melihat kondisi jalan pasca banjir bandang yang melanda Kampung Gunung Mas Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Selasa, 19 Januari 2021. Dalam sejumlah video yang beredar luas, nampak banjir bandang membawa material air bercampur lumpur dan ranting pohon mengalir deras di kawasan agrowisata itu. ANTARA/Yulius Satria Wijaya

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir bandang yang menerjang kawasan Gunung Mas, Puncak, Kabupaten Bogor masih tak bisa dilupakan oleh Adang Syarifudin, 56 tahun.

Adang yang tinggal di kawasan permukiman karyawan PTPN di Gunung Mas bersyukur bisa lolos dari maut saat bandang menerjang.

Adang mengisahkan air yang datang ke permukiman mereka bukan dalam satu kali terjangan saja, melainkan tiga kali.

"Pertama jam 9-an kecil, kedua sama kecil. Nah pas jam 12, terdengar gemuruh dari atas," kata Adang kepada Tempo, Kamis 21 Januari 2021.

Adang mengatakan banjir bandang disertai lumpur dan batang pepohonan besar itu berasal dari hulu sungai Cisampay. Ia mengatakan, satu bulan lalu menurut dia memang ada longsor yang terjadi di titik lokasi air terjun yang berjarak dua kilo meter dari rumahnya. Adang menyebut, saat kejadian longsor di kawasan perumahan karyawan PTPN itu, penduduknya sebagian sudah berada di kebun untuk bekerja.
"Kami waktu itu mendengar adanya banjir dan longsor dari pengumuman toa masjid," kata Adang.

Advertising
Advertising

Baca juga: Pakar IPB Sebut Penyimpangan Tata Ruang Akibatkan Banjir di Gunung Mas Puncak

Saat mendengar pengumuman adanya banjir dari pengeras suara masjid itu, Adang mengaku dirinya bergegas ke rumahnya. Adang mengatakan, pertama kali yang terlintas dalam pikirannya saat banjir datang dengan suara gemuruhnya itu adalah cucunya yang baru berusia 11 hari. Sebab, menurut Adang, letak rumahnya berada di bantaran sungai. "Rumah saya kalau dari depan itu paling ujung, belakangnya sungai yang jadi pemisah perkampungan dan bukit. Saya hanya mikirin cucu yang baru lahir," kata Adang.

Warga lainnya Odek, 59 tahun, mengatakan saat air datang yang ketiga kalinya bukan hanya suara gemuruh saja tapi reruntuhan pohon terdengar sangat jelas. Odek mengatakan air yang datang tidak lagi berwarna coklat muda, tapi kehitam-hitaman.
"Bukan hanya pohon-pohon kecil, pohon besar juga ikut tumbang dan keseret sama banjir. Selama puluhan tahun saya tinggal di sini, ini bencana terbesar yang pernah ada," ujar dia.

Banjir bandang yang terjadi di Gunung Mas, Puncak, Bogor ini ditengarai karena rusaknya tata ruang di kawasan itu. Pakar lingkungan IPB University Dr Omo Rusdiana, mengatakan penyebabnya antara lain adalah kualitas tutupan lahan akibat penggundulan hutan atau deforestasi, lahan kritis atau tidak produktif, kondisi sungai, dan penyimpangan penggunaan tata ruang kawasan Puncak, Kabupaten Bogor.

Berita terkait

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

19 jam lalu

Kurir Pabrik Ganja Sintetis Pinaca Mengaku Dijanjikan akan Dibayar Rp 80-Rp 100 Juta

GBH, kurir tempat produksi ganja sintetis di Sentul, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, mengaku dijanjikan oleh pengendali imbalan Rp 80-100 juta.

Baca Selengkapnya

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

23 jam lalu

Polisi Ungkap Tempat Produksi Ganja Sintetis 'Pinaca' di Sentul, Bahan Baku Dibeli dari Cina Pakai Crypto

Polda Metro Jaya mengungkap laboratorium terselubung narkoba jenis cannabinoid/MDMB-4en-Pinaca atau ganja sintetis di Sentul, Bogor.

Baca Selengkapnya

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

2 hari lalu

Polisi Tangkap Eks Manajer Restoran Hotman Paris yang Bawa Kabur Uang Rp172 Juta

Tersangka berinisial FA diduga membawa kabur uang di restoran Hotmen milik pengacara Hotman Paris

Baca Selengkapnya

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

2 hari lalu

Swasembada Gula dan Bioetanol, Kementerian BUMN Gabungkan Danareksa-Perhutani

Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara atau BUMN Kartika Wirjoatmodjo menjelaskan keterlibatan Kementerian BUMN dalam proyek percepatan swasembada gula dan bioetanol.

Baca Selengkapnya

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

3 hari lalu

Polda Metro Jaya Gelar Olah TKP Industri Rumahan Narkoba di Sentul Hari Ini

Rumah yang menjadi tempat industri narkoba ini terdiri atas dua lantai, dengan cat berwarna kuning keemasan.

Baca Selengkapnya

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

4 hari lalu

Kilas Balik Operasi Batu Ginjal Sebesar Kepala di Indonesia, Kasus Langka namun Tak Masuk Rekor Dunia

Di Indonesia pernah ditemukan kasus batu ginjal langka. Ukurannya sebesar kepala manusia.

Baca Selengkapnya

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

10 hari lalu

Data Terbaru Banjir Musi Rawas: 51 Ribu Warga Terdampak dan 292 Hunian Rusak Berat

Banjir di Musi Rawas Utara merusak hunian dan berbagai fasilitas di lima kecamatan. BNPB mendata ada 51 ribu warga lokal terdampak.

Baca Selengkapnya

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

10 hari lalu

Alasan Pusat Krisis Kemenkes Mengirim Tim ke Lokasi Banjir Musi Rawas Utara

Pusat Krisis Kesehatan Kemenkes mengirimkan tim khusus ke area banjir Musi Rawas Utara. Salah satu tugasnya untuk antisipasi penyakit pasca banjir.

Baca Selengkapnya

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

11 hari lalu

Deretan Kasus Kawin Kontrak di Indonesia, Terakhir Terjadi Lagi di Cianjur

Kawin kontrak telah marak menjadi modus baru dalam TPPO di Indonesia.

Baca Selengkapnya

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

13 hari lalu

Jawab Protes Warga Soal Penutupan Jalan Serpong-Parung, BRIN Akan Sediakan Sentra UMKM di Jalan Lingkar

Warga Bogor dan Tangsel memprotes rencana BRIN menutup jalan yang selama ini berada di kawasan lembaga riset itu.

Baca Selengkapnya