ARSSI Sebut Pasien Covid-19 Masih Antre Cari Perawatan di Rumah Sakit
Reporter
Imam Hamdi
Editor
Juli Hantoro
Rabu, 27 Januari 2021 05:00 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Sekretaris Jenderal Asosiasi Rumah Sakit Swasta Indonesia (ARSSI) Iing Ichsan Hanafi, mengatakan tingkat keterisian tempat tidur isolasi dan unit perawatan intensif untuk pasien Covid-19 masih tinggi.
"Belum ada penurunan. Masih di atas 80 persen meski sudah ada penambahan kamar perawatan," kata Iing saat dihubungi, Selasa, 26 Januari 2021.
Iing mengatakan saat ini sebagian rumah sakit pun telah menerapkan sistem antrean karena telah penuh oleh pasien Covid-19. Sistem antrean pasien sudah terjadi sejak awal Januari 2021 di banyak rumah sakit.
Iing mengatakan, lonjakan pasien di rumah sakit ini harus menjadi perhatian semua pihak. Sebabnya daya tampung fasilitas kesehatan di DKI terbatas. "Kondisi ini tidak hanya terjadi di Jakarta, tapi Bodetabek mengalami hal yang sama pasien antre masuk rumah sakit."
Baca juga: Keterisian Tempat Tidur Isolasi dan ICU Covid-19 di Jakarta Sudah 87 Persen
Solusi jangka pendek yang mesti dilakukan, kata dia, adalah menambahan kapasitas kamar perawatan pasien Covid-19. Namun, kata dia, penambahan bangsal isolasi dan ICU di rumah sakit tidak mudah. Sebabnya, rumah sakit harus lebih dulu menyiapkan sistem zonasi dan infrastruktur hingga sumber daya manusianya.
"Menambah fasilitas perawatan hanya jangka pendek dan bukan jadi solusi terbaik," ujarnya.
Langkah terbaik untuk meredam lonjakan pasien, menurut dia, dengan meningkatkan protokol 5M, yakni mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan membatasi mobilitas. "Karena berapa pun penambahan fasilitas perawatan tidak akan cukup dengan lonjakan kasus yang sekarang terjadi."
Saat ini, Iing berujar, 30 persen tempat tidur di rumah sakit swasta telah digunakan untuk merawat pasien Covid-19. Sebanyak 70 dari 130 rumah sakit swasta di DKI telah dijadikan rumah sakit rujukan.
"Yang dibutuhkan sekarang kembali ke kesadaran masyarakat. Karena belum ada penurunan jumlah pasien Covid-19," ujarnya.