Ombudsman Khawatir Akan Ada Jual Beli Hak Penerima Vaksin Covid-19

Reporter

Adam Prireza

Editor

Juli Hantoro

Senin, 15 Februari 2021 19:35 WIB

Ilustrasi vaksin COVID-19 atau virus corona. REUTERS/Dado Ruvic

TEMPO.CO, Jakarta - Ombudsman Perwakilan Jakarta khawatir akan terjadi transaksi jual beli hak penerima vaksin Covid-19 pada tahap pemberian kepada masyarakat jika tak ada proses verifikasi data penerima dengan baik.

Ketua Ombudsman Perwakilan Jakarta Raya Teguh Nugroho mencontohkan, bila ada seorang penerima menolak divaksin, ia dapat menjual jatahnya kepada orang lain yang belum terdata sebagai penerima. “Nanti yang punya uang akan lebih dulu divaksin daripada orang yang butuh,” kata dia saat Tempo hubungi lewat sambungan telepon pada Senin, 15 Februari 2021.

Menurut Teguh, atas dasar itu Ombudsman hendak memanggil Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Ombudsman, lanjut Teguh, juga akan memanggil dinas kesehatan di wilayah seputar Jakarta, seperti Depok, Kota Bekasi, Kabupaten Bekasi, dan Kota Bogor. “Kami akan review seluruh sistem vaksinasi di wilayah Jakarta Raya secara bertahap,” tutur dia.

Terdekat adalah Dinas Kesehatan DKI, di mana pemanggilan direncanakan pada Rabu, 17 Februari 2021. Ombudsman, kata Teguh, hendak mengklarifikasi bagaimana proses verifikasi data penerima oleh Dinkes DKI. “Secara umum, tata kelola vaksinasi dan distribusi vaksin di Jakarta. Ada aspek manajemen, perencanaan, aspek monitoring, dan evaluasi,” ucap dia.

Baca juga: Kasus Helena Lim, Ombudsman Panggil Dinas Kesehatan DKI

Advertising
Advertising

Berkaca pada kasus selebgram Helena Lim yang mendapat vaksin lebih dulu, Dinkes DKI, kata dia, sangat mudah kecolongan. Padahal menurut Teguh tahapan pemberian vaksin Covid-19 yang tengah berlangsung fokus kepada tenaga kesehatan yang notabene manajemen datanya lebih mudah.

Data tenaga kesehatan, lanjut dia, sudah dimiliki oleh Pemprov DKI. Dengan begitu, proses pemberian vaksin pun seharusnya lebih tepat sasaran. “Bagaimana kalau di tahap berikutnya ketika sudah masuk vaksinasi untuk masyarakat umum?” Tutur Teguh. “Kekhawatiran kami bahwa sistem di Jakarta tidak siap terkait distribusi dan vaksinasi di tahap berikutnya,” lanjut dia.

Dalam kasus Helena Lim, Teguh mengatakan seharusnya puskesmas yang memberikan vaksin berpegang pada data yang diberikan Pemprov. Seperti diketahui, Helena Lim mendapat vaksin berbekal surat keterangan dari Apotek Bumi, Jakarta Barat. Belakangan diketahui Helena Lim merupakan anggota keluarga dari pemilik apotek tersebut.

Teguh khawatir hal itu dapat memotong jatah tenaga kesehatan yang seharusnya mendapat vaksin Covid-19. “Yang kami khawatirkan justru pegawai frontliner-nya tidak dapat vaksin karena jatahnya diambil oleh orang yang tidak perlu,” tutur dia.

Selain itu, dalam pemanggilan Dinas Kesehatan Ombudsman juga berencana mengulas bagaimana pemantauan terhadap pusat-pusat vaksinasi yang ada di DKI. Termasuk, kata dia, soal distribusi vaksin Covid-19. “Berapa distribusi dari pusat, bagaimana penanganan di DKI, apakah ada kerusakan vaksin, berapa yang rusak, bagaimana penyimpanannya. Kira-kira begitu,” ujar Teguh.

Berita terkait

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

1 jam lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

3 jam lalu

Takut Dipolitisasi, Ombudsman Usul Pelaksanaan Seleksi CASN DItunda sampai Pilkada Serentak

Ombudsman RI usul seleksi calon aparatur sipil negara (CASN) pada tahun 2024 ditunda hingga pilkada serentak 27 November karena khawatir dipolitisasi.

Baca Selengkapnya

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

3 jam lalu

Seleksi CPNS Diminta Ditunda hingga Usai Pilkada, Rentan Menjadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih menyarankan agar rekrutmen calon pegawai negeri sipil (CPNS) ditunda hingga Pilkada selesai.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

10 jam lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

10 jam lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

21 jam lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

1 hari lalu

Ombudsman Usul Seleksi CASN Ditunda usai Pilkada 2024 agar Tak Jadi Komoditas Politik

Ketua Ombudsman RI Mokhammad Najih mengusulkan agar seleksi CASN ditunda hingga setelah Pilkada 2024.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

2 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

3 hari lalu

Alexander Marwata Bantah Konflik Nurul Ghufron dengan Albertina Ho Sebagai Upaya Pelemahan KPK

Alexander Marwata membantah konflik yang sedang terjadi antara Nurul Ghufron dan anggota Dewas KPK Albertina Ho tidak ada kaitan dengan pelemahan KPK.

Baca Selengkapnya

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

3 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya