Setahun Pandemi, Epidemiolog Kritik Proses Vaksinasi Covid-19

Reporter

Imam Hamdi

Editor

Juli Hantoro

Selasa, 2 Maret 2021 20:40 WIB

Ekspresi Pegawai Unit Pelayanan Publik saat disuntik vaksin Covid-19 di Stadion Wibawa Mukti, Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Senin, 1 Maret 2021. Menurut Juru Bicara Satgas Covid-19 Kabupaten Bekasi sebanyak 5260 pegawai Pelayanan Publik menjalani vaksinasi selama dua hari, dimulai hari ini hingga 2 Maret. TEMPO / Hilman Fathurrahman W

Tempo.co, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Indonesia Tri Yunis Miko Wahyono mengkritik pola vaksinasi Covid-19 dari pemerintah. Menurut dia, pemerintah Presiden Joko Widodo atau Jokowi terlihat mengglorifikasi vaksinasi sebagai langkah utama dalam menanggulangi wabah ini.

"Terlihat vaksinasi ingin dipercepat dari upaya mengejar sasaran yang mau divaksin. Padahal logistik yang pemerintah punya tidak sebanyak itu," kata Tri saat dihubungi, Selasa, 2 Maret 2021.

Tri mengatakan semestinya pemerintah menentukan tahapan proses vaksinasi dengan baik setelah cairan pemicu kekebalan tubuh terhadap virus corona sudah dipegang. Namun, faktanya, kata dia, pemerintah baru mengantongi 13 juta dosis vaksin Covid-19.

Ia menuturkan vaksin memang bisa menjadi salah satu langkah mencegah penularan Covid-19. Sebab efikasi vaksin Sinovac yang saat ini disuntikkan mencapai 65 persen. Artinya 65 persen orang yang disuntik vaksin ini telah mempunyai antibodi untuk menangkal corona.

Namun, kata dia, vaksinasi Covid-19 jangan terlalu diglorifikasi agar masyarakat bisa tetap patuh terhadap protokol kesehatan. "Kerja pemerintah itu adalah mempercepat menyediakan vaksin. Bukan mengumumkan sasaran vaksin yang sudah ke mana-mana. Padahal logistik vaksinnya belum ada," ujarnya.

Advertising
Advertising

Baca juga: Kata Warga Jakarta Soal Setahun Pandemi Corona

Lebih lanjut Tri mengingatkan pemerintah untuk tetap waspada terhadap penularan Covid-19. Sebab sejumlah varian baru telah muncul.

Ia juga menyarankan pemerintah mempertahankan kebijakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM Mikro. Menurut dia, pemetaan terhadap lingkungan terkecil seperti RW untuk dilakukan pembatasan sosial bisa membantu mencegah penularan pegebluk ini.

"Saya melihat PPKM Mikro ini sudah baik. Saya sarankan tetap dipertahankan sampai wabah terkendali," ujarnya.

Sebelumnya Presiden Joko Widodo memperhitungkan sebanyak 182 juta warga Indonesia bisa mendapatkan vaksin Covid-19 pada 2021. Meski begitu, Jokowi mengatakan vaksinasi Covid-19 harus dilakukan dengan upaya yang maksimal. "Target kita 182 juta penduduk, saya sampaikan harus bisa diselesaikan pada akhir tahun ini," kata Jokowi pada Sabtu, 20 Februari 2021.


IMAM HAMDI

Berita terkait

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

1 hari lalu

Respons Isu Efek Langka Vaksin AstraZeneca, Budi Gunadi: Benefitnya Jauh Lebih Besar

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin buka suara soal efek samping langka dari vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

2 hari lalu

Selain AstraZeneca, Ini Daftar Vaksin Covid-19 yang Pernah Dipakai Indonesia

Selain AstraZeneca, ini deretan vaksin Covid-19 yang pernah digunakan di Indonesia

Baca Selengkapnya

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

2 hari lalu

Presiden Senang Produksi Jagung di Sumbawa Maju

Saat ini yang perlu dilakukan adalah menjaga keseimbangan harga di tingkat petani maupun di tingkat peternak.

Baca Selengkapnya

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

2 hari lalu

Terkini: Jokowi Dorong Penghiliran Industri Jagung, Uni Eropa Jajaki Peluang Investasi IKN

Terkini: Presiden Jokowi dorong penghiliran industri jagung, Uni Eropa jajaki peluang investasi di IKN.

Baca Selengkapnya

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

2 hari lalu

Komnas PP KIPI Sebut Tidak Ada Efek Samping Vaksin AstraZeneca di Indonesia

Sebanyak 453 juta dosis vaksin telah disuntikkan ke masyarakat Indonesia, dan 70 juta dosis di antaranya adalah vaksin AstraZeneca.

Baca Selengkapnya

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

2 hari lalu

Pembekuan Darah Usai Vaksinasi AstraZeneca, Epidemiolog: Kasusnya Langka dan Risiko Terkena Minim

Pasien pembekuan darah pertama yang disebabkan oleh vaksin AstraZeneca adalah Jamie Scott.

Baca Selengkapnya

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

2 hari lalu

Fakta-fakta Vaksin AstraZeneca: Efek Samping, Kasus Hukum hingga Pengakuan Perusahaan

Astrazeneca pertama kalinya mengakui efek samping vaksin Covid-19 yang diproduksi perusahaan. Apa saja fakta-fakta seputar kasus ini?

Baca Selengkapnya

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

3 hari lalu

Apple dan Microsoft Bilang ke Jokowi Mau Investasi di Indonesia, Ahli ICT Beri Catatan Ini

Ahli ini menyatakan tak anti investasi asing, termasuk yang dijanjikan datang dari Apple dan Microsoft.

Baca Selengkapnya

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

4 hari lalu

Untuk Pertama Kali, AstraZeneca Akui Vaksin Covidnya Punya Efek Samping Langka

Perusahaan farmasi AstraZeneca digugat dalam gugatan class action atas klaim bahwa vaksin Covid-19 produksinya menyebabkan kematian dan cedera serius

Baca Selengkapnya

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

5 hari lalu

Jokowi dan Ma'ruf Amin Dukung Timnas U-23 Indonesia Lolos ke Olimpiade Paris 2024 Usai Gagal ke Final Piala Asia U-23 2024

Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin tetap memberikan dukungan semangat kepada Timnas U-23 Indonesia bisa lolos Olimpiade Paris 2024.

Baca Selengkapnya