Pelaku Pembunuhan di Bogor Pakai Sabu, Pengamat: Perilaku Sangat Agresif

Reporter

M Yusuf Manurung

Editor

Juli Hantoro

Jumat, 12 Maret 2021 19:16 WIB

Reza Indragiri Amriel. Tempo/Dian Triyuli Handoko

TEMPO.CO, Jakarta - Ahli psikologi forensik Reza Indragiri Amriel menilai pembunuhan yang dilakukan di bawah efek methamphetamin atau sabu tetap salah dan harus dihukum, seperti yang dilakukan oleh pemuda inisial MRI di Bogor. Namun menurut Reza, pemberatan hukuman akan konsumsi narkotikanya tidak begitu saja bisa diterapkan.

"Tapi tidak serta pembunuh dengan kondisi seperti itu dapat dikenai pemberatan pidana," kata Reza dalam keterangan tertulisnya, Jumat, 12 Maret 2021.

Pemberatan itu, kata Reza, tidak bisa diterapkan apalagi jika pelaku diketahui sudah tidak lagi mengonsumsi methamphetamin. Namun, pelaku dinilai bisa saja tetap melakukan kekerasan sebagai dampak kerusakan otaknya.

"Pada titik itu, pembunuhan yang dilakukan oleh orang yang otaknya rusak akibat methamfetamin tampaknya tidak bisa disikapi laiknya pembunuhan yang dilakukan oleh orang tanpa kerusakan otak," kata Reza.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Berantai di Bogor, Polisi: Pelaku Positif Konsumsi Narkoba

Advertising
Advertising

Menurut Reza, perilaku orang yang menggunakan sabu bisa sangat agresif. Bahkan menurut dia, jauh lebih agresif ketimbang mengonsumsi kokain.

"Di samping memunculkan perasaan gembira meluap-luap, meth juga merusak kimia dan fungsi otak. Bahkan bisa sampai memunculkan sifat paranoid yang ekstrim, juga perilaku mirip skizofrenia," kata Reza.

Reza menambahkan, sabu adalah satu-satunya obat yang memiliki hubungan sangat kuat dengan aksi pembunuhan. Pecandu methamfetamin punya risiko membunuh sembilan kali lebih tinggi daripada bukan pemakai.

Aksi pembunuhan berantai di Bogor oleh MRI menelan dua korban jiwa. Kasus pertama terungkap pada 25 Februari yang berlokasi di Cilebut dengan korban bernisial DP, 17 tahun. Kasus kedua terungkap pada 10 Maret lalu dengan korban berinisial AL (23) di Pasir Angin Gadog.

Kepala Kepolisian Resor Kota Bogor Komisaris Besar Susatyo Purnomo Condro, mengatakan tersangka MRI dijerat Undang-Undang Perlindungan Anak, dan pasal pembunuhan berencana. Namun, jerat terhadap tersangka berpotensi diperberat lagi karena konsumsi sabu itu.

"Adapun hasil tes, tersangka juga positif menggunakan narkoba. Jadi pasalnya bisa berlapis," demikian Susatyo soal kasus pembunuhan berantai tersebut.

M YUSUF MANURUNG | M.A MURTADHO

Berita terkait

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

28 menit lalu

Tak Hanya di STIP Jakarta, Kasus Kematian Mahasiswa Dianiaya Senior Terjadi di Beberapa Kampus Ini

Selain di STIP Jakarta, berikut beberapa kasus kematian mahasiswa yang dianiaya seniornya di kampus.

Baca Selengkapnya

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

3 jam lalu

Polri Tangkap 28.861 Tersangka Kasus Narkoba Sejak September 2023

Polisi juga telah menangani 10 kasus narkoba menonjol sejak 14 Maret hingga 6 Mei 2024.

Baca Selengkapnya

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

1 hari lalu

Polres Metro Jakarta Barat Sita 5,1 Kilogram Narkoba Jenis Sabu Sejak Maret-April 2024

Dari total sabu yang berhasil diamankan, Polres Metro Jakarta Barat berhasil menyelamatkan sebanyak 51.480 jiwa dari dampak buruk narkoba.

Baca Selengkapnya

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

2 hari lalu

Kasus Mayat dalam Koper Bali, Tersangka Sempat Berupaya Hilangkan Barang Bukti

Tersangka kasus mayat dalam koper di Bali berupaya menghilangkan barang bukti.

Baca Selengkapnya

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

2 hari lalu

Pembunuhan Mayat dalam Koper Terjadi Juga di Bali, Saksi Pergoki Pelaku Penuh Bercak Darah

Selain di Bekasi, kasus pembunuhan mayat dalam koper juga terjadi di Kuta, Bali

Baca Selengkapnya

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

2 hari lalu

Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Polisi Siapkan Tim Khusus Periksa Kejiwaan Tarsum

Tarsum mengakui telah membunuh dan memutilasi istrinya sendiri

Baca Selengkapnya

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

2 hari lalu

Terkuak, Alasan Ayah di Bekasi Hantam Anak Kandung dengan Linggis Hingga Tewas

Seorang ayah di Bekasi berinsial N, 61 tahun, menghantam anak kandungnya sendiri berinisial C, 35 tahun menggunakan linggis hingga tewas.

Baca Selengkapnya

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

2 hari lalu

Polisi Duga Suami Mutilasi Istri di Ciamis Karena Depresi Masalah Ekonomi

Polres Ciamis Jawa Barat, belum dapat memastikan motif pembunuhan dan mutilasi oleh suami ke istri di Dusun Sindangjaya.

Baca Selengkapnya

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

2 hari lalu

Ayah di Bekasi Hantam Anak dengan Linggis Hingga Tewas Gara-gara Cekcok Urusan Menantu

Keributan antara bapak dan anak di Bekasi ini dipicu urusan menantu, atau istri dari korban. Si anak minta ayannya mencari keberadaan sang istri.

Baca Selengkapnya

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

3 hari lalu

Kanada Tuntut Tiga Tersangka Pembunuhan Pemimpin Sikh, Diduga Terkait India

Polisi Kanada pada Jumat menangkap dan mendakwa tiga pria India atas pembunuhan pemimpin separatis Sikh Hardeep Singh Nijjar tahun lalu.

Baca Selengkapnya