Pesepeda Jakarta Gelar Gowes for Democracy: Solidaritas Untuk Rakyat Myanmar
Reporter
M Yusuf Manurung
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Sabtu, 17 April 2021 20:45 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Puluhan pesepeda di Jakarta menggelar acara bertajuk Gowes for Democracy sebagai pesan solidaritas untuk rakyat Myanmar. Mereka mengayuh pit dari Lot 8 Sudirman Central Busines District atau SCBD hingga ke Kedutaan Besar Myanmar di Jalan H. Agus Salim, Jakarta Pusat pada Sabtu sore, 17 April 2021.
Para peserta tiba di Kedutaan Besar Myanmar pada pukul 17.46. Para pesepeda hanya melintas di depan kantor Kedutaan sambil mengacungkan salam tiga jari.
"Demokrasi, untuk Myanmar," ucap para pesepeda saat melintas di depan kantor kedutaan besar yang dijaga oleh aparat kepolisian.
Para peserta Gowes for Democracy ini berasal dari Asia Democracy Network, Asia Justice and Rights, Aliansi Jurnalis Independen, Anak Haram Jalanan Jakarta, Hakasasi.id, Human Rights Working Group, Kaukus Indonesia untuk Kebebasan Akademik, dan Komisi Untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan.
Selanjutnya dari Kurawal Foundation, Lembaga Kajian dan Advokasi Independensi Peradilan, Lokataru, Migrant CARE, Public Interest Lawyer Network, SAFEnet, Serikat Jurnalis untuk Keberagaman, dan Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia atau YLBHI.
<!--more-->
Dari rilis bersama yang dibuat, peserta aksi Gowes for Democracy ini mengecam kudeta ilegal dan menuntut agar militer Myanmar segera mengakhiri kekerasan dan mengembalikan demokrasi. Aksi ini juga turut mengimbau masyarakat Indonesia di untuk menunjukkan solidaritas dengan cara apapun yang bisa dilakukan.
"Baik daring maupun langsung. Kami mengajak untuk bergabung dengan lebih banyak aksi solidaritas, serta menggalang dukungan dengan mengirimkan surat/kartu pos ke kontak Perserikatan Bangsa-Bangsa/ASEAN (Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara)/kontak media melalui kampanye media sosial," tulis mereka.
Junta militer Myanmar mengambil alih kekuasaan pemerintahan sipil melalui kudeta pada 1 Februari 2021. Sejak saat itu, gelombang protes dari sipil berlangsung. Dikutip dari Channel News Asia, jumlah korban jiwa selama kudeta telah mencapai 714 orang per 14 April 2021.
Sementara berdasarkan laporan dari The Irrawaddy yang dikutip pada 16 April 2021, sebanyak 36 tokoh publik Myanmar mulai dari pemimpin protes, aktivis pro-demokrasi, selebriti, dan warga sipil lainnya, ditahan junta militer pada Kamis lalu.
Baca juga: Usai Gowes Bareng Dubes, Anies Baswedan Sarapan Gudeg di Stasiun Gondangdia