Komisi A Sebut Jakwifi Kemahalan, Wagub DKI: Apa Betul Terlalu Mahal

Jumat, 30 April 2021 10:57 WIB

Siswa menggunakan ponsel saat melakukan kegiatan belajar secara online menggunakan fasilitas JakWIFI di Sekretariat RW 02 Galur, Senen, Jakarta, Senin, 1 September 2020. Kegiatan belajar online ini diikuti belasan siswa dari pukul 08.00-10.00. Para siswa diwajibkan menggunakan seragam dan membawa alat tulis masing-masing di kantor Sekretariat RW 02 Galur. TEMPO/Muhammad Hidayat

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyatakan menghormati rekomendasi DPRD DKI yang meminta pemerintah menunda pelaksanaan program Jakwifi tahun ini. DPRD DKI menilai pemasangan 2.300 titik Jakwifi tahun ini terlalu mahal, apalagi kualitasnya rendah.

Adapun biaya pemasangan Jakwifi tahun ini disebutkan Komisi A menelan biaya abonemen demen Rp 5 juga per bulan untuk satu titik internet gratis itu. Sedangkan tahun sebelumnya telah dipasang 1.183 titik dengan biaya abonemen Rp 6 per bulan per satu titik.

"Kalau dianggap Jakwifi terlalu mahal nanti kami cek kembali," kata Riza Patria di Balai Kota DKI, Kamis, 29 April 2021.

Wagub DKI berjanji bakal menindaklanjuti rekomendasi komisi bidang pemerintahan itu langsung ke Dinas Komunikasi dan Informasi DKI. "Apakah betul angka tersebut dianggap terlalu mahal."

Menurut Riza, semestinya DPRD DKI bisa memberikan masukan sejak awal sebelum program internet gratis untuk menunjang pembelajaran jarak jauh saat pandemi itu dilaksanakan pada tahun 2020. Alasannya, proses pengadaan program tersebut dibahas bersama dewan dan diputuskan mereka.

Kendati demikian, Pemprov DKI Jakarta akan menindaklanjuti rekomendasi Komisi A untuk menunda Jakwifi jika memang program tersebut dianggap memboroskan anggaran. "Ada mekanisme dan aturan yang bisa kami ikuti bersama supaya mendapatkan harga yang baik, yang tidak terlalu mahal, tapi juga akan mendapatkan produk dan aktivitas yang baik."

Advertising
Advertising

Komisi A DPRD DKI Jakarta meminta Pemerintah DKI menyorot pemasangan 1.183 titik Jakwifi di Ibu Kota pada tahun 2020. Ketua komisi bidang pemerintahan DPRD DKI, Mujiyono, mengatakan anggaran penyedian Jakwifi di Ibu Kota, terlalu mahal.

"Kami minta pengadaan tahun sekarang ditunda. Karena melihat biayanya yang terlalu mahal," kata Mujiyono saat dihubungi, Rabu, 28 April 2021.

Tahun lalu, kata Mujiyono, Pemerintah DKI memasang 1.183 titik Jakwifi. Menurut dia, anggaran pemasangan tersebut sangat mahal karena satu titik Jakwifi menelan biaya Rp 9 juta per bulan.

Biaya tersebut terdiri dari abodemen dan perawatannya sebesar Rp 6 juga dan biaya back up link data Rp 3 juta. Sedangkan, tahun ini anggaran penyediaan Jakwifi Rp 5 juta per titik lokasi . "Pengadaan Jakwifi ini juga banyak dikomplain oleh warga karena lemot," ujarnya.

Setiap titik Jakwifi yang dipasang pemerintah hanya berkecepatan 50 Mbps untuk 40 pengguna. Pemerintah menargetkan memasang Jakwifi di setiap RW. "Kualitasnya rendah. Setahu saya yang kecepatannya 100 Mbps saja cuma 800 ribuan per bulan. DKI biaya pemasangan satu titik dan perawatan Rp 9 juta per bulannya," ujarnya.

Baca juga: Biaya Jakwifi Rp 9 Juta per Bulan, DPRD DKI Minta Diaudit

Berita terkait

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

2 hari lalu

Tanggapan Heru Budi hingga Ketua Kadin DKI Soal UU DKJ yang Resmi Diteken Jokowi

Heru Budi Hartono meyakini pengesahan UU DKJ adalah yang terbaik untuk Jakarta.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

7 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Minta Pendatang Baru Punya Jaminan Pekerjaan dan Tempat Tinggal

14 hari lalu

Anggota DPRD DKI Minta Pendatang Baru Punya Jaminan Pekerjaan dan Tempat Tinggal

Usai lebaran 2024, diperkirakan akan ada 15-20 ribu pendatang baru di Jakarta.

Baca Selengkapnya

Dulu Dampingi Anies Baswedan, Projo Sebut Ahmad Riza Patria Cocok Maju Pilkada Jakarta Bersama Ridwan Kamil

15 hari lalu

Dulu Dampingi Anies Baswedan, Projo Sebut Ahmad Riza Patria Cocok Maju Pilkada Jakarta Bersama Ridwan Kamil

Eks Wagub DKI Jakarta Ahmad Riza Patria disebut Projo potensial maju menjadi pendamping Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta 2024, selain Rahayu Saraswati

Baca Selengkapnya

Golkar Dukung Ridwan Kamil, Ahmad Riza: Tak Semua Bisa Diusung

21 hari lalu

Golkar Dukung Ridwan Kamil, Ahmad Riza: Tak Semua Bisa Diusung

Ketua DPD Gerindra Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi Airlangga Hartarto soal Ridwan Kamil dan dua kader Golkar yang jadi calon Gubernur Jakarta.

Baca Selengkapnya

Pansus IKN DPRD DKI Percepat Persiapan Jakarta jadi Kota Aglomerasi

25 hari lalu

Pansus IKN DPRD DKI Percepat Persiapan Jakarta jadi Kota Aglomerasi

Persiapan Jakarta sebagai Kota Aglomerasi setelah disahkannya UU DKJ.

Baca Selengkapnya

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

35 hari lalu

Anggota DPRD DKI Kritik Penanganan Banjir Jakarta: Fokus, Jangan Main-main sama Banjir

Penanganan banjir Pemprov DKI Jakarta menuai kritik karena dinilai tidak fokus dan tak kunjung terealisasi.

Baca Selengkapnya

DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

42 hari lalu

DPRD DKI Jakarta Sahkan 3 Raperda, Salah Satunya soal Lembaga Musyawarah Kelurahan

DPRD DKI Jakarta menggelar rapat paripurna untuk mengesahkan tiga Raperda menjadi Perda

Baca Selengkapnya

KPU Akan Umumkan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Hari Ini, Sekolah di Jakpus Gelar PJJ

43 hari lalu

KPU Akan Umumkan Penetapan Hasil Pemilu 2024 Hari Ini, Sekolah di Jakpus Gelar PJJ

Seiring penetapan hasil Pemilu 2024 oleh KPU hari ini, sebagian sekolah di Jakpus yang dekat dengan kantor penyelenggara pemilu akan lakukan PJJ.

Baca Selengkapnya

DPRD Minta Pemprov DKI Selektif Nonaktifkan NIK Jelang Pilkada

44 hari lalu

DPRD Minta Pemprov DKI Selektif Nonaktifkan NIK Jelang Pilkada

DPRD DKI Jakarta menekankan pentingnya penonaktifan Nomor Induk Kependudukan (NIK) dengan selektif menjelang Pilkada, agar tidak merugikan warga Jakarta yang memiliki hak memilih.

Baca Selengkapnya