Penumpang MRT Jakarta Diproyeksikan Naik 4 Kali Lipat setelah Tarif Bundling
Reporter
Lani Diana Wijaya
Editor
Endri Kurniawati
Sabtu, 31 Juli 2021 13:40 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT JakLingko Indonesia Muhamad Kamaluddin mengatakan rencana sistem tarif terintegrasi atau tarif bundling diproyeksikan meningkatkan jumlah penumpang MRT Jakarta di atas 8 persen dari kondisi normal sebelum pandemi Covid-19. Proyeksi ini didapati setelah dilakukan kajian.
"MRT akan sangat signifikan peningkatan jumlah penumpang, karena tarif bundling sangat menarik untuk pengguna yang mengintegrasikan moda MRT dengan lainnya," kata dia dalam paparannya secara daring, Jumat, 30 Juli 2021.
Sebelum pandemi, penumpang kereta moda raya terpadu (MRT) mencapai 109 ribu orang per hari. Jumlahnya merosot ketika diterapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) sejak Maret 2020. Selama pandemi, penumpang MRT rata-rata hanya 20 ribu orang per hari, bahkan bisa kurang dari itu.
PT JakLingko juga memprediksi kenaikan jumlah penumpang kereta Ratangga bisa empat kali lipat dari kondisi normal jika tarif bundling diberlakukan. Sebab, besaran tarif bundling akan lebih murah.
"Jangka panjangnya bisa hampir empat kali lipat kenaikannya." Rencana tarif bundling masih dalam proses pematangan dengan melakukan simulasi.
Operator transportasi yang tergabung dalam PT JakLingko terdiri dari PT MRT Jakarta, PT Kereta Commuter Indonesia, PT Transportasi Jakarta atau Transjakarta, dan PT Jakarta Propertindo (Jakpro).
Penerapan tarif bundling diperkirakan dimulai pada Maret 2022. Pemerintah masih memproses pembahasan tarif ini. Menurut Kamaluddin, Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) akan memberikan rekomendasi kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan soal nilai tarif bundling.
Kemudian Anies meminta persetujuan kepada DPRD DKI. Apabila dewan sudah menyetujui besaran tarif, Anies akan menerbitkan Peraturan Gubernur atau Pergub.
Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar mengatakan pada akhirnya nanti akan ada satu kartu dan aplikasi yang bisa digunakan semua operator. Para pemegang saham PT JakLingko masih membahas apakah kartu masing-masing operator transortasi harus dihapuskan setelah ada tarif dan tiket terintegrasi. "Kita akan punya satu aplikasi atau satu single hub yang namanya JakLingko."
Baca: PT MRT Jakarta Tagih Subsidi Rp 400 Miliar dalam Pembahasan APBD DKI