Misteri Penembakan Ustad di Tangerang
Reporter
Tempo.co
Editor
Juli Hantoro
Minggu, 19 September 2021 20:46 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Penembakan seorang ustad bernama Armand alias Alex di depan rumahnya Jalan Nean Saba, Kelurahan Kunciran, Kecamatan Pinang, Tangerang hingga kini masih menjadi misteri. Polisi belum mengungkap kasus ini dan pelaku masih belum tertangkap.
Peristiwa penembakan ini menyebabkan Alex terluka di bagian pinggang dan meninggal saat dilarikan ke rumah sakit.
Penembakan terjadi saat pria yang kerap disapa Ustad Alex ini baru saja pulang dari ibadah Salat Maghrib di Masjid Nuryaqin di dekat rumahnya.
Ahmad Mangku, Ketua Rukun Warga 05 Kelurahan Kunciran, Tangerang berkisah, petang itu setelah Salat Maghrib ia dan Armand pulang ke rumah masing-masing. "Saat itu Ustad Alex berjalan ke arah rumahnya berdua dengan anaknya," kata dia di Kunciran, Ahad, 19 September 2021.
Tak berapa terdengar bunyi letusan senjata yang sangat nyaring. "Kedengaran sampai jarak 400 meter," kata Ahmad.
Berbarengan dengan suara letusan senjata itu terdengar teriakan. "Saya kena tembak, saya kena tembak." Ternyata itu adalah teriakan dari Alex yang roboh bersimbah darah.
Setelah melepaskan tembakan pelaku langsung kabur. Warga setempat berdatangan ke lokasi dan mencoba memberi pertolongan kepada ustad Alex. "Peluru mengenai pinggang kiri tembus ke dada," ujar Ahmad.
Warga kemudian membawa Alex ke Rumah Sakit Mulya Pinang. Namun nyawanya tak bisa diselamatkan. Pada pukul 19.17, Alex dinyatakan meninggal.
Polisi kemudian datang dan melakukan olah tempat terjadinya perkara. Garis polisi pun dipasang di lokasi.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya Komisaris Besar Yusri Yunus mengatakan, penyidik menemukan proyektil di lokasi penembakan tersebut. Kini proyektil telah dibawa ke ke laboratorium forensik. "Kami masih tunggu hasil Labfor," kata Yusri pada Ahad, 19 September 2021.
Penyidik juga tengah menunggu hasil otoposi jenazah dari rumah sakit. Menurut Yusri, beberapa saksi telah dimintai keterangan. "Kami juga analisis CCTV di sekitar TKP," ujar dia.
Orang Baik dan Supel
<!--more-->
Muhammad Diki, 30 tahun, mengenal Ustad Alex sebagai orang yang baik dan ramah. "Supel," kata dia kepada Tempo, Ahad, 19 September 2021.
Menurut dia, Ustad Alex merupakan tokoh masyarakat Pinang yang ramah dan tak punya musuh. "Hobinya memancing," ujar dia.
Santos, 52 tahun, yang merupakan kakak dari Alez mengatakan, tak mengira jika adiknya meninggal karena ditembak. Ia mengira sang adik meninggal karena sakit.
"Karena belum lama ini dia bilang memang sedang sakit," katanya.
Ia pun kaget saat tiba di rumah Alex, melihat banyak polisi. "Banyak polisi dan ramai sekali orang, ternyata adik saya ditembak," ujar dia.
Santos mengatakan, Alex adalah anak ke empat dari lima bersaudara. Ia mengatakan, Alex dikenal baik dengan keluarga dan masyarakat. Waktunya lebih banyak di rumah dan masjid. "Dia paling dekat dengan saya, semua selalu cerita," katanya.
Beberapa hari ini, kata Santos, sang adik mengatakan hendak bertemu, namun selalu berhalangan.
Ketua RW 05 Ahmad Mangku mengatakan Alex merupakan Ketua Majelis Taklim Masjid Nurulyaqin. "Dia seorang ustad yang baik," ujarnya.
Menurut Ahmad, sehari-hari Alex membuka praktek pengobatan alternatif di rumahnya. "Dia memang sempat mengeluh sejak pandemi, tamu-tamunya gak ada yang datang," ujar Ahmad.
Beberapa bulan terakhir, Alex mengeluh sakit lambung.
JONIANSYAH/YUSUF MANURUNG