DTKJ Sebut Transjakarta Transportasi Umum Paling Banyak Insiden, MRT Terbaik
Reporter
M Julnis Firmansyah
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Rabu, 29 Desember 2021 14:06 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Dewan Transportasi Kota Jakarta (DTKJ) mencatat Transjakarta sebagai moda transportasi umum paling banyak mengalami insiden, khususnya sepanjang tahun 2021. Ketua Komisi Kelaikan dan Keselamatan DTKJ Prayitno menyebut sepanjang tahun ini, Transjakarta sudah mengalami 508 kejadian.
"Transjakarta ini kami catat banyak sekali insiden, total 508 kejadian dan hampir setiap bulan menempati angka yang besar," ujar Prayitno dalam konferensi pers di Menteng, Jakarta Pusat, Rabu, 29 Desember 2021.
Prayitno menerangkan, insiden kecelakaan yang dialami Transjakarta terjadi karena berbagai penyebab, termasuk faktor kesehatan sopir bus yang tidak dikontrol secara berkala. Salah satu contoh insiden yang diakibatkan kesehatan, yakni kecelakaan bus di Jalan Gatot Subroto, Jakarta Timur akibat sopir epilepsi.
Penyebab lain adalah kondisi bus yang dikemudikan oleh para sopir kurang cocok dengan postur tubuh orang Asia. Menurut dia, kondisi kabin bus yang terlalu besar mengakibatkan blank spot di beberapa titik dan membuat bus kerap menabrak separator hingga menyerempet motor.
"Jadi bukan karena mereka lalai, tapi karena ada jarak pandang blank spot yang mereka tidak bisa lihat," kata Prayitno.
Selanjutnya KRL hanya mengalami dua insiden pada 2021...
<!--more-->
Untuk PT KCI, Prayitno mengatakan moda transportasi kereta rel listrik (KRL) tercatat hanya mengalami dua kali insiden. Yang paling menonjol, kata Prayitno, terjadi saat kereta cadangan ambles di jalur Rangkas Bitung - Tanah Abang pada 5 Desember 2021. Namun, pada saat itu petugas hanya membutuhkan waktu satu hari mengevakuasi kereta tersebut.
Transportasi publik lain yang mengalami kecelakaan pada 2021 adalah kereta LRT Jakarta yang mengalami insiden kebakaran di Gedung MCC Depo LRT Jakarta pada 3 Agustus 2021. Kebakaran itu diakibatkan ledakan gas dan dapat tertangani dengan cepat.
"Ini tidak terkait operasional transportasi, tapi fasilitas stasiunnya," kata Prayitno.
Moda transportasi yang paling sedikit mengalami insiden adalah MRT Jakarta. Sejak dibangun hingga saat ini, transportasi kereta bawah tanah itu hanya mengalami dua kali insiden.
Insiden pertama karena Jakarta mengalami black out pada tahun 2020. Lalu yang kedua terjadi pada 10 September 2021, MRT mengalami gangguan operasional murni berupa kebocoran sistem aliran listrik di infrastruktur.
Hal ini mengakibatkan listrik kereta MRT Jakarta padam dan mengakibatkan 350 penumpang harus dievakuasi. Menurut Prayitno, insiden ini mirip dengan yang terjadi di MRT Malaysia, namun tingkat keparahannya sangat rendah. "Jadi ini MRT terbaik lah," kata kata Prayitno.
Baca juga: Postur Tubuh Diduga Jadi Salah Satu Penyebab Kecelakan Bus Transjakarta