TEMPO Interaktif, Jakarta: Puluhan mantan karyawan Adam Air berunjuk rasa di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Senin (12/01). Mereka menuntut hakim mengganti kurator dalam kasus pemailitan perusahaan penerbangan tersebut.
Para demonstran berorasi di muka kantor Pengadilan, persis di tepi Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, sejak pukul 11.00 WIB. Jalanan yang cukup ramai itu pun sempat macet karena terhalang mobil pengunjuk rasa.
Menurut Yayat, perwakilan massa, mereka menuntut agar Pengadilan Jakarta Pusat mengganti kurator yang mengurus pemailitan Adam Air. Sebabnya, kinerja dua kurator tertunjuk, yakni Antoni Prawira dan Gunawan Wiryaatmaja, dinilai tak mampu mengatasi masalah karyawan.
Salah satunya mengenai penilaian aset perusahaan. "Aset perusahaan penerbangan ini beda dengan perusahaan lain, masa kedaluarsanya cepat. Tapi kedua kurator ini masih menggunakan penilaian yang sama," ujar Yayat.
Selain itu, kedua kurator tersebut dinilai lamban dalam mengurusi sidang pemailitan serta pencairan aset perusahaan. Akibatnya, kata Yayat, pencairan hak sekitar tiga ribu mantan karyawan terancam tak tuntas. "Padahal nilainya cukup besar. Dan seharusnya hak karyawan yang mencapai Rp 120 milyar itu bisa segera cair," kata dia.
Dalam aksi ini, massa berorasi di atas truk bak terbuka dengan pengeras suara dan genderang. Sebagian dari mereka berpakaian layaknya pilot dan kru penerbangan sembari membentangkan spanduk.
FERY FIRMANSYAH
Para demonstran berorasi di muka kantor Pengadilan, persis di tepi Jalan Gajah Mada, Jakarta Pusat, sejak pukul 11.00 WIB. Jalanan yang cukup ramai itu pun sempat macet karena terhalang mobil pengunjuk rasa.
Menurut Yayat, perwakilan massa, mereka menuntut agar Pengadilan Jakarta Pusat mengganti kurator yang mengurus pemailitan Adam Air. Sebabnya, kinerja dua kurator tertunjuk, yakni Antoni Prawira dan Gunawan Wiryaatmaja, dinilai tak mampu mengatasi masalah karyawan.
Salah satunya mengenai penilaian aset perusahaan. "Aset perusahaan penerbangan ini beda dengan perusahaan lain, masa kedaluarsanya cepat. Tapi kedua kurator ini masih menggunakan penilaian yang sama," ujar Yayat.
Selain itu, kedua kurator tersebut dinilai lamban dalam mengurusi sidang pemailitan serta pencairan aset perusahaan. Akibatnya, kata Yayat, pencairan hak sekitar tiga ribu mantan karyawan terancam tak tuntas. "Padahal nilainya cukup besar. Dan seharusnya hak karyawan yang mencapai Rp 120 milyar itu bisa segera cair," kata dia.
Dalam aksi ini, massa berorasi di atas truk bak terbuka dengan pengeras suara dan genderang. Sebagian dari mereka berpakaian layaknya pilot dan kru penerbangan sembari membentangkan spanduk.
FERY FIRMANSYAH
