Angka Kemiskinan DKI Jakarta Turun untuk Pertama Kali Setahun Setelah Pandemi
Reporter
Eka Yudha Saputra
Editor
Clara Maria Tjandra Dewi H.
Senin, 17 Januari 2022 20:41 WIB
TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono mengatakan angka kemiskinan di DKI Jakarta menurun per September 2021. Penurunan angka kemiskinan itu terjadi untuk pertama kalinya setelah setahun pandemi Covid-19.
Jumlah penduduk miskin di Jakarta turun 3.630 orang sejak Maret 2021 menjadi 498.290 ribu orang, atau turun 0,05 persen poin menjadi 4,67 persen poin.
Namun Anggoro mengatakan Garis Kemiskinan atau nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan di DKI Jakarta, naik sebesar Rp715.052 per kapita per bulan pada September dibandingkan Rp 697.638 per kapita per bulan pada Maret 2021.
“Garis kemiskinan makanan menyumbang Garis Kemiskinan lebih besar dengan 68,65, sementara garis kemiskinan bukan makanan menyumbang 31,35 persen terhadap total Garis Kemiskinan,” papar Anggoro Dwitjahyono pada pemaparan BPS DKI Jakarta pada Senin, 17 Januari 2021.
Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, rata-rata jumlah rumah tangga miskin 4,79 sehingga Garis Kemiskinan untuk rumah tangga di Jakarta pada September 2021 adalah Rp3.425.099. Adapun Garis Kemiskinan nasional untuk rumah tangga adalah Rp2.187.756.
Melihat kemiskinan, menurut Anggoro, perlu juga memerhatikan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap kemiskinan, sementara Indeks Keparahan Kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.
Selanjutnya indeks kedalaman kemiskinan naik...
<!--more-->
“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,642 persen pada Maret 2021 menjadi 0,753 pada September 2021. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 0,136 ada Maret 2021 menjadi 0,183 pada September 2021,” ujarnya.
Kepala BPS DKI Jakarta itu mencatat ketimpangan pendapatan antara kelas atas dan kelas bawah di Jakarta meningkat. Berdasarkan indikator Gini Ratio, menurut Anggoro, besaran ketimpangan yakni 0,411 pada September 2021 dibandingkan Maret 2021 sebesar 0,409. Jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu, besarnya ketimpangan pendapatan masyarakat DKI Jakarta di angka 0,381 pada September 2020.
Secara nasional, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan ke-32 dari 34 provinsi atau ketiga terendah, dalam peringkat jumlah kemiskinan per September 2021, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin, 17 Januari 2022.
Adapun provinsi paling rendah tingkat kemiskinannya adalah Kalimantan Selatan dengan presentase 4,56 persen. Sementara Provinsi Papua memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dengan 27,38 persen.
Dalam laporan yang dipaparkan secara virtual oleh Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono, DKI Jakarta memiliki tingkat kemiskinan 4,67 persen. DKI Jakarta berbagi presentase kemiskinan yang sama dengan Kepulauan Bangka yang menempati posisi ke-33 dari 34 provinsi.
Baca juga: Revisi RPJMD 2017-2022, Angka Kemiskinan DKI Disesuaikan Naik 4,32 Persen