Angka Kemiskinan DKI Jakarta Turun untuk Pertama Kali Setahun Setelah Pandemi

Senin, 17 Januari 2022 20:41 WIB

Warga beraktivitas di kawasan pemukiman padat penduduk Kampung Bandan, Jakarta, Senin, 6 Desember 2021. Lembaga Riset Institute for Demographic and Poverty Studies (IDEAS) memproyeksikan dengan skenario pesimis, tingkat kemiskinan pada 2022 melonjak menjadi 10,81 persen atau setara 29,3 juta orang miskin. TEMPO/Tony Hartawan

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta Anggoro Dwitjahyono mengatakan angka kemiskinan di DKI Jakarta menurun per September 2021. Penurunan angka kemiskinan itu terjadi untuk pertama kalinya setelah setahun pandemi Covid-19.

Jumlah penduduk miskin di Jakarta turun 3.630 orang sejak Maret 2021 menjadi 498.290 ribu orang, atau turun 0,05 persen poin menjadi 4,67 persen poin.

Namun Anggoro mengatakan Garis Kemiskinan atau nilai pengeluaran minimum kebutuhan makanan dan non-makanan di DKI Jakarta, naik sebesar Rp715.052 per kapita per bulan pada September dibandingkan Rp 697.638 per kapita per bulan pada Maret 2021.

“Garis kemiskinan makanan menyumbang Garis Kemiskinan lebih besar dengan 68,65, sementara garis kemiskinan bukan makanan menyumbang 31,35 persen terhadap total Garis Kemiskinan,” papar Anggoro Dwitjahyono pada pemaparan BPS DKI Jakarta pada Senin, 17 Januari 2021.

Berdasarkan Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) September 2021, rata-rata jumlah rumah tangga miskin 4,79 sehingga Garis Kemiskinan untuk rumah tangga di Jakarta pada September 2021 adalah Rp3.425.099. Adapun Garis Kemiskinan nasional untuk rumah tangga adalah Rp2.187.756.

Advertising
Advertising

Melihat kemiskinan, menurut Anggoro, perlu juga memerhatikan Indeks Kedalaman Kemiskinan dan Indeks Keparahan Kemiskinan. Indeks Kedalaman Kemiskinan mengindikasikan jarak rata-rata pengeluaran penduduk miskin terhadap kemiskinan, sementara Indeks Keparahan Kemiskinan mengindikasikan ketimpangan pengeluaran di antara penduduk miskin.

Selanjutnya indeks kedalaman kemiskinan naik...

<!--more-->

“Indeks Kedalaman Kemiskinan naik dari 0,642 persen pada Maret 2021 menjadi 0,753 pada September 2021. Sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan naik dari 0,136 ada Maret 2021 menjadi 0,183 pada September 2021,” ujarnya.

Kepala BPS DKI Jakarta itu mencatat ketimpangan pendapatan antara kelas atas dan kelas bawah di Jakarta meningkat. Berdasarkan indikator Gini Ratio, menurut Anggoro, besaran ketimpangan yakni 0,411 pada September 2021 dibandingkan Maret 2021 sebesar 0,409. Jika dibandingkan pada periode yang sama pada tahun lalu, besarnya ketimpangan pendapatan masyarakat DKI Jakarta di angka 0,381 pada September 2020.

Secara nasional, Provinsi DKI Jakarta menempati urutan ke-32 dari 34 provinsi atau ketiga terendah, dalam peringkat jumlah kemiskinan per September 2021, menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) yang dirilis Senin, 17 Januari 2022.

Adapun provinsi paling rendah tingkat kemiskinannya adalah Kalimantan Selatan dengan presentase 4,56 persen. Sementara Provinsi Papua memiliki tingkat kemiskinan tertinggi dengan 27,38 persen.

Dalam laporan yang dipaparkan secara virtual oleh Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono, DKI Jakarta memiliki tingkat kemiskinan 4,67 persen. DKI Jakarta berbagi presentase kemiskinan yang sama dengan Kepulauan Bangka yang menempati posisi ke-33 dari 34 provinsi.

Baca juga: Revisi RPJMD 2017-2022, Angka Kemiskinan DKI Disesuaikan Naik 4,32 Persen

Berita terkait

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

3 hari lalu

10 Negara Termiskin di Dunia Berdasarkan PDB per Kapita

Berikut ini daftar negara termiskin di dunia pada 2024 berdasarkan PDB per kapita, semuanya berada di benua Afrika.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

3 hari lalu

Ketua DPRD DKI Jakarta Dorong Pembangunan Rusun Mix Use Development

Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi mengatakan pembangunan rumah susun dapat mengatasi daerah kumuh di Jakarta.

Baca Selengkapnya

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

4 hari lalu

AHY Gambarkan Nasib Jakarta setelah IKN Beroperasi

Menteri Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menyampaikan gambaran kondisi Jakarta setelah IKN beroperasi sebagai ibu kota negara.

Baca Selengkapnya

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

4 hari lalu

Riwayat Jakarta dari Berstatus Ibu Kota Negara DKI Jakarta Kemudian Hanya Daerah Khusus Jakarta

Sejak abad ke-16, Kota Jakarta telah mengalami berbagai perubahan dan perkembangan hingga secara resmi berubah menjadi DKI Jakarta, terakhir DKJ.

Baca Selengkapnya

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

5 hari lalu

Ketua DPRD DKI Singgung Pemprov dalam Atasi Masalah Jakarta: Program Kurang Maksimal akan Saya Coret

DPRD DKI menyinggung program Pemprov DKI untuk mengatasi banjir dan kemacetan, salah satunya sumur resapan.

Baca Selengkapnya

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

6 hari lalu

Kata Anggota DPRD soal Dinas Dukcapil DKI Jakarta akan Hapus NIK Nonaktif

Dukcapil DKI Jakarta telah mengumumkan bahwa sebanyak 92.432 NIK akan dinonaktifkan karena berbagai faktor.

Baca Selengkapnya

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

7 hari lalu

Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024

Baca Selengkapnya

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

7 hari lalu

Terkini Bisnis: Putusan MK Pengaruhi IHSG, Bandara Sam Ratulangi Mulai Dibuka

Pembacaan putusan sengketa Pilpres di MK memengaruhi IHSG. Perdagangan ditutup melemah 7.073,82.

Baca Selengkapnya

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

7 hari lalu

Impor Maret 2024 Turun 2,6 Persen, Impor Bahan Baku Turun tapi Barang Konsumsi Naik

BPS mencatat impor pada Maret 2024 turun 2,6 persen secara bulanan. Impor bahan baku dan bahan penolong turun, tapi barang konsumsi naik.

Baca Selengkapnya

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

7 hari lalu

BPS: Impor Beras pada Maret 2024 Melonjak 29 Persen

Badan Pusat Statistik atau BPS mengungkapkan terjadi lonjakan impor serealia pada Maret 2024. BPS mencatat impor beras naik 2,29 persen. Sedangkan impor gandum naik 24,54 persen.

Baca Selengkapnya