Penularan Omicron Jakarta Meninggi, Epidemiolog: Tidak Harus PPKM Level 3

Selasa, 18 Januari 2022 04:00 WIB

Calon pembeli memilih masker di Pasar Pramuka, Matraman, Jakarta Timur, Jumat 28 Februari 2020. Harga masker yang sempat menyentuh sekitar Rp1,7 juta per kotak untuk jenis N95 karena dampak virus corona, kini telah turun hingga sekitar 50 persen menjadi sekitar Rp800 ribu hingga Rp900 ribu per kotak, sementara untuk masker bedah dari harga sekitar Rp250 ribu menjadi Rp160 ribu per kotak. ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan

TEMPO.CO, Jakarta - Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan status PPKM Jakarta tak harus naik ke level 3 akibat penularan kasus Covid-19 varian Omicron meningkat. Menurut dia, status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) harus disesuaikan dengan indikator epidemiologis.

"Saya kira dijaga saja pada level 2, tidak mesti langsung 3, tapi sesuai dengan konteks indikator epidemiologisnya," kata dia saat dihubungi, Senin, 17 Januari 2022.

Jakarta berstatus PPKM Level 2 hingga Senin, 17 Januari. Diduga status PPKM Jakarta bakal dinaikkan ke level 3 karena kasus Covid-19 kembali naik, namun Wagub DKI Riza Patria menyebut hal itu akan diputuskan oleh pemerintah pusat.

Penularan kasus Omicron di Ibu Kota kian melonjak seiring dengan bertambahnya kasus harian baru. Per kemarin ditemukan 720 kasus Omicron yang terdiri dari 567 pelaku perjalanan luar negeri dan 153 transmisi lokal.

Yang terpenting, dia melanjutkan, pemerintah harus bisa memastikan aktivitas yang mengundang banyak orang harus diminimalisasi. Selain itu, pencegahan penularan virus corona berupa 5M tetap dijalankan.

Dicky mengingatkan pentingnya menggunakan masker, khususnya bagi masyarakat yang mobilitasnya tinggi, lanjut usia (lansia), hingga memiliki komorbid atau penyakit penyerta.

Advertising
Advertising

"Maskernya kalau bisa mereka menggunakan N95 atau KN95," ujar dia.

Langkah mitigasi berikutnya adalah memperkuat literasi, membangun persepsi risiko, dan penguatan data. Menurut Dicky, langkah ini tidak hanya untuk merespons penularan Omicron, tapi juga kasus Covid-19 varian lainnya seperti varian Delta atau Alpha.

Pemerintah juga perlu mempersiapkkan pelayanan kesehatan, seperti stok obat, alat medis, oksigen, hingga sumber daya manusia dalam menghadapi penyebaran varian Omicron. "Pada beberapa situasi yang namanya melokalisir mau itu dalam bentuk PPKM ketat atau microlockdown bisa saja membantu asal dengan dini yang kuat," jelas dia.

Baca juga: Kasus Omicron Jakarta Tembus 825, Transmisi Lokal Melonjak 90 Orang

Berita terkait

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

12 hari lalu

Dugaan Infeksi Cacar Monyet di Jayapura, Epidemiolog: Lesi Bisa ke Alat Kelamin

Cacar monyet atau Mpox bukanlah penyakit yang berasal dari Indonesia.

Baca Selengkapnya

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

26 hari lalu

Epidemiolog: Kasus Flu Singapura Bisa Bertambah Karena Idul Fitri dan Mudik Lebaran

Jumlah kasus flu Singapura bisa bertambah lagi seiring momentum Idul Fitri dan mudik Lebaran yang membuat intensitas pertemuan di masyarakat meninggi.

Baca Selengkapnya

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

57 hari lalu

4 Tahun Pasca Kasus Pertama Covid-19 di Indonesia, Berikut Kilas Baliknya

Genap 4 tahun pasca kasus Covid-19 teridentifikasi pertama kali di Indonesia pada 2 Maret 2020 diikuti sebaran virus yang terus meluas.

Baca Selengkapnya

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

5 Februari 2024

Dokter Sebut Usulan Makan Siang Gratis Prabowo Bukan Solusi untuk Cegah Stunting

Prabowo memiliki rencana yang diberi nama strategi transformasi bangsa, di antaranya memberi makanan bergizi untuk seluruh anak Indonesia.

Baca Selengkapnya

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

5 Februari 2024

Menilai Prabowo Keliru, Epidemiolog Kecewa dengan Debat Capres Isu Kesehatan

Calon presiden atau capres nomor urut 02, Prabowo Subianto, menyatakan akan menambah dokter di daerah-daerah serta fasilitas di rumah sakitnya.

Baca Selengkapnya

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

19 Januari 2024

Bangladesh Deteksi Sub-Varian Baru Covid-19, Tidak Mematikan tapi Cepat Menular

Bangladesh mendeteksi sub-varian baru Covid-19, JN.1, yang disebut sebagai strain omicron "varian menarik" oleh WHO

Baca Selengkapnya

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

9 Januari 2024

Waspadai Gejala Varian Baru Covid-19 pada Orang Tua dengan Komorbid

Dokter mengatakan perlu memperhatikan gejala varian baru COVID-19 subvarian Omicron pada orang yang lebih tua meski terlihat seperti gejala flu biasa.

Baca Selengkapnya

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

6 Januari 2024

Kasus Covid-19 Melonjak 200 Persen, Wali Kota Depok Terbitkan Surat Edaran Berisi 8 Imbauan

Wali Kota Depok menerbitkan surat edaran berisi delapan poin imbauan. Hal yang mendasari SE ini karena kasus Covid-19 di Depok melonjak.

Baca Selengkapnya

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

5 Januari 2024

JN.1 Covid-19 Ditandai Hidung Berair dan Batuk Lama, Jarang Ada Gejala Hilang Penciuman

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman menyampaikan riset terbaru mengenai gejala yang dirasakan pasien Covid-19 subvarian JN.1.

Baca Selengkapnya

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

4 Januari 2024

Vaksinasi Covid-19 2024 Berbayar, Epidemiolog Sarankan Digratiskan

Pemerintah hanya memberikan vaksinasi Covid-19 gratis untuk dua kelompok prioritas.

Baca Selengkapnya